MOMSMONEY.ID - Anda pasti pernah mendengar kata trauma. Namun, apa itu trauma sebenarnya? Mari cari tahu di sini.
Setiap orang pasti pernah menghadapi situasi sulit dalam hidup. Namun, bagi sebagian orang, pengalaman tertentu bisa meninggalkan luka mendalam yang tidak terlihat oleh mata. Luka batin inilah yang disebut trauma.
Kondisi ini tidak hanya memengaruhi pikiran dan perasaan, tetapi juga bisa berdampak pada tubuh, hubungan sosial, hingga cara seseorang memandang dunia.
Memahami apa itu trauma dan bagaimana gejalanya muncul adalah langkah penting untuk mengenali diri serta memulai proses penyembuhan.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Silent Walking yang Bagus untuk Kesehatan Mental
Apa Itu Trauma?
Trauma adalah reaksi emosional dan fisik yang muncul setelah seseorang mengalami peristiwa yang sangat menakutkan, menyakitkan, atau mengejutkan.
Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dengan normal dalam kehidupan sehari-hari. Trauma bisa meninggalkan dampak jangka panjang, baik secara emosional, psikologis, maupun fisik.
Peristiwa yang dapat memicu trauma sangat beragam, seperti kecelakaan, kekerasan, pelecehan, kehilangan orang terdekat, perceraian, atau bahkan bencana alam.
Namun, tidak semua orang yang mengalami hal serupa akan mengalami trauma dengan tingkat keparahan yang sama. Setiap individu memiliki cara berbeda dalam menghadapi situasi sulit, tergantung pada kondisi mental, lingkungan, dan pengalaman masa lalunya.
Meskipun tidak semua orang akan mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD), banyak yang mungkin merasakan gejala mirip PTSD untuk sementara waktu setelah kejadian. Ini adalah respons alami tubuh dan pikiran terhadap tekanan berat.
Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga 30 Menit Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
Jenis dan Bentuk Trauma
Trauma dapat terjadi dalam berbagai bentuk, tergantung dari sumber dan lamanya kejadian. Beberapa contoh peristiwa yang sering memicu trauma antara lain:
- Kekerasan fisik atau seksual
- Kecelakaan mobil atau cedera berat
- Kematian mendadak orang yang dicintai
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Penyakit serius
- Bencana alam atau terorisme
Secara umum, trauma terbagi menjadi tiga jenis:
- Trauma akut, terjadi akibat satu peristiwa besar yang menakutkan, seperti kecelakaan.
- Trauma kronis, muncul karena paparan berulang terhadap situasi yang menyakitkan, seperti kekerasan berkepanjangan.
- Trauma kompleks, dialami ketika seseorang menghadapi banyak peristiwa traumatis selama periode panjang, terutama di masa kecil.
Baca Juga: 7 Jenis Istirahat Untuk Fisik dan Mental Menurut Ahli, Tertarik Coba?
Gejala Trauma
Setiap orang bereaksi berbeda terhadap trauma. Namun, beberapa gejala umum bisa muncul setelah seseorang mengalami kejadian yang mengguncang. Melansir dari laman Verywell Mind, berikut ini beberapa gejala trauma:
- Pikiran atau kenangan yang mengganggu. Kenangan tentang kejadian traumatis bisa muncul berulang, terutama saat melihat hal-hal yang mengingatkan pada peristiwa itu.
- Kewaspadaan berlebihan. Tubuh cenderung tetap siaga seolah bahaya masih ada, membuat seseorang mudah panik atau sulit rileks.
- Kecemasan dan gelisah. Perasaan takut dan tegang sering kali muncul tanpa sebab yang jelas, sebagai bentuk mekanisme perlindungan tubuh.
- Merasa tidak aman. Setelah peristiwa traumatis, dunia bisa terasa menakutkan dan tidak bisa dipercaya. Tempat atau orang yang dulu terasa aman mungkin kini terasa mengancam.
Gejala-gejala tersebut tidak selalu berarti seseorang mengalami PTSD. Biasanya, tubuh dan pikiran memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri setelah peristiwa berat. Namun, jika gejala berlangsung lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera mencari bantuan profesional.
Baca Juga: 3 Manfaat Mendengarkan Lagu Sedih, Ternyata Baik untuk Kesehatan Mental
Cara Mendiagnosis dan Mengobati Trauma
Diagnosis trauma biasanya dilakukan oleh psikolog atau psikiater melalui wawancara dan observasi gejala yang dialami. Jika gejala berlangsung lama dan memengaruhi kehidupan sehari-hari, dokter dapat menentukan apakah seseorang mengalami PTSD atau gangguan stres terkait lainnya.
Perawatan trauma dapat melibatkan beberapa pendekatan, antara lain:
1. Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif (CBT) membantu pasien mengubah pola pikir negatif dan memproses pengalaman traumatis dengan cara yang lebih sehat. Ada juga terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) yang membantu otak memproses kenangan traumatis secara bertahap.
2. Pengobatan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antidepresan atau obat antikecemasan untuk membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi stres.
3. Perawatan diri
Tidur cukup, makan sehat, olahraga ringan, dan teknik relaksasi seperti meditasi dapat membantu tubuh pulih lebih cepat.
Baca Juga: Redakan Depresi, Ini 4 Pose Yoga untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
Cara Menyembuhkan Trauma
Menghadapi trauma membutuhkan waktu dan kesabaran. Berikut ini beberapa cara menyembuhkan trauma:
- Terima perasaan Anda. Jangan menekan emosi; mengakui rasa sakit adalah bagian dari proses penyembuhan.
- Cari dukungan. Bergabung dengan kelompok pendukung atau bercerita kepada orang terpercaya dapat meringankan beban emosional.
- Bangun rutinitas sehat. Menetapkan jadwal harian dapat memberi rasa stabilitas dan kendali dalam hidup.
- Hindari strategi koping yang tidak sehat. Mengonsumsi alkohol atau narkoba hanya menunda pemulihan dan memperburuk kondisi mental.
- Berikan waktu untuk diri sendiri. Tidak apa-apa untuk sembuh perlahan. Setiap langkah kecil menuju pemulihan tetap berarti.
Demikianlah ulasan tentang apa itu trauma. Trauma adalah luka batin yang bisa mengubah cara seseorang berpikir, merasa, dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Namun, dengan bantuan profesional, dukungan sosial, dan perawatan diri yang konsisten, penyembuhan sangat mungkin terjadi. Penting untuk diingat bahwa meminta bantuan bukan tanda kelemahan, melainkan langkah berani untuk kembali menemukan kedamaian dalam diri.
Baca Juga: 5 Manfaat Traveling Untuk Kesehatan Mental, Yakin Tak Mau Liburan Sekarang?
Selanjutnya: Hasil RUPSLB Timah (TINS): Mantan Direktur PIS Diangkat Jadi Wadirut Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News