Bugar

Apa Penyebab Rasa Kosong dan Hampa? Cari Tahu di Sini!

 Apa Penyebab Rasa Kosong dan Hampa? Cari Tahu di Sini!

MOMSMONEY.ID - Sebenarnya, apa penyebab rasa kosong dan hampa, ya? Ternyata ini dia penyebabnya!

Ada masa ketika hidup berjalan seperti biasa, tetapi hati terasa datar. Aktivitas sehari-hari tetap dilakukan, namun seakan kehilangan makna.

Kondisi ini sering digambarkan sebagai rasa kosong atau hampa. Meski tidak selalu terlihat dari luar, rasa ini bisa memengaruhi semangat, motivasi, hingga kesehatan mental seseorang.

Fenomena ini penting untuk dipahami, karena mengenali penyebab rasa kosong dan hampa dapat membantu kita mencari jalan keluar yang lebih sehat. Rasa kosong dan hampa tidak muncul begitu saja, melainkan merupakan respon terhadap kondisi emosional atau situasi hidup tertentu.

Lantas, apa penyebab rasa kosong dan hampa? MomsMoney akan membahasnya di sini!

Baca Juga: Kenali Tanda Burnout & Cara Cepat Mengatasinya untuk Jaga Kesehatan Mental

Penyebab Rasa Kosong dan Hampa

Melansir dari laman Total Mental Wellness, di bawah ini adalah beberapa penyebab rasa kosong dan hampa:

1. Kurang tidur

Kurang tidur bukan cuma membuat tubuh lelah. Ia juga mengacaukan emosi, memperburuk suasana hati, dan mengaburkan pikiran. Tidur yang terganggu bisa memengaruhi hormon penting yang menjaga kestabilan emosi dan motivasi.

Jika ini berlangsung terus-menerus, Anda bisa mengalami kesulitan fokus, bingung mengambil keputusan, dan merasa hampa tanpa tahu kenapa. Masalah tidur juga bisa memicu siklus stres dan cemas yang membuat Anda makin sulit tidur nyenyak.

2. Kelelahan kronis

Kelelahan fisik dan mental yang terus-menerus, seperti pada kondisi Chronic Fatigue Syndrome, bisa membuat Anda merasa benar-benar terkuras. Anda mungkin merasa terputus dari rutinitas, sulit menikmati aktivitas, bahkan kehilangan motivasi untuk merawat diri.

Saat energi menipis, tubuh juga kesulitan mengatasi stres, dan ini bisa memperburuk rasa kosong secara emosional.

3. Kekurangan nutrisi

Tubuh dan otak butuh nutrisi agar bisa berfungsi optimal. Jika Anda kekurangan vitamin penting seperti omega-3, vitamin D, vitamin B, magnesium, atau seng, bisa muncul gejala seperti kecemasan, suasana hati tidak stabil, dan bahkan mati rasa secara emosional.

Asupan makanan yang bergizi seimbang bukan hanya penting untuk kesehatan fisik, tapi juga sangat memengaruhi stabilitas emosi.

Baca Juga: Mengenal OCD Gangguan Mental Serius yang Perlu Diwaspadai

4. Efek samping obat-obatan

Beberapa obat, seperti pil KB, antidepresan, atau obat tiroid, dapat memengaruhi keseimbangan kimia otak dan membuat Anda merasa datar secara emosional. Jika Anda mulai merasa aneh atau kosong setelah mengonsumsi obat tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Terkadang efek samping ini bisa dikurangi atau dicegah dengan menyesuaikan dosis atau mengganti jenis obat.

5. Kebosanan berkepanjangan

Rutinitas yang itu-itu saja tanpa variasi atau tantangan baru bisa membuat hidup terasa membosankan. Lama-lama, ini bisa membuat Anda merasa hidup tanpa arah. Kurangnya stimulasi bisa membuat jiwa terasa beku.

Menantang diri dengan hobi baru, kegiatan kreatif, atau belajar hal baru bisa membantu memecah siklus monoton ini dan memunculkan kembali semangat hidup.

6. Kesepian

Kesepian bukan soal jumlah teman, tapi kedalaman hubungan. Banyak orang merasa kesepian meski punya banyak interaksi sosial karena tidak ada koneksi yang benar-benar bermakna.

Kurangnya dukungan emosional bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan kosong. Menjalin koneksi yang lebih dalam, seperti berbagi perasaan secara jujur, bisa membantu mengatasi kesepian.

Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga Lari untuk Kesehatan Mental, Sama Baiknya dengan Antidepresan!

7. Trauma yang belum terselesaikan

Pengalaman traumatis di masa lalu yang belum diproses dengan baik bisa meninggalkan bekas dalam bentuk rasa mati rasa atau terputus secara emosional. Anda mungkin tidak sadar bahwa perasaan hampa hari ini berasal dari luka lama yang belum sembuh.

Terapi seperti CBT atau pendekatan somatik bisa membantu melepaskan beban emosional dan memperbaiki keseimbangan batin.

8. Depresi

Perasaan kosong juga bisa menjadi tanda dari depresi. Dalam kondisi ini, bukan hanya kesedihan yang muncul, tetapi juga ketidakmampuan untuk merasakan kebahagiaan, gairah, atau keterlibatan emosional.

Jika Anda merasa kosong dalam waktu lama dan sulit menjalani hari-hari, penting untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.

9. Kelelahan emosional

Kelelahan tidak hanya soal tenaga, tapi juga soal jiwa. Ketika Anda terus menerus menghadapi stres tanpa jeda, tanpa dukungan, dan tanpa ruang untuk beristirahat, tubuh dan pikiran bisa kolaps secara perlahan.

Akibatnya, Anda merasa tidak lagi peduli, kehilangan makna hidup, dan hilang arah. Saat ini terjadi, penting untuk mengambil jeda, menetapkan batasan, dan mengembalikan keseimbangan hidup.

Itulah beberapa penyebab rasa hampa dan kosong dalam diri. Rasa hampa adalah sinyal dari tubuh dan jiwa bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan, dipulihkan, atau diubah. Bisa jadi Anda butuh istirahat, butuh koneksi, atau butuh keberanian untuk menghadapi luka lama.

Baca Juga: 14 Manfaat Rutin Berolahraga untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Cara Mengatasi Rasa Kosong dan Hampa

Mengatasi perasaan hampa memang tidak bisa dilakukan dalam semalam, tapi Anda bisa memulainya dari langkah-langkah kecil. Di bawah ini adalah beberapa cara mengatasi rasa kosong dan hampa yang dapat Anda terapkan:

1. Kembali terhubung dengan sendiri

Langkah pertama untuk keluar dari rasa hampa adalah mengakui bahwa perasaan itu ada. Jangan menutupinya atau memaksa diri untuk terlihat “baik-baik saja”. Luangkan waktu untuk merenung lewat menulis jurnal atau meditasi. Ini membantu Anda menyelami apa yang sebenarnya Anda rasakan dan mungkin menemukan penyebab dari perasaan kosong tersebut.

Anda juga bisa mengevaluasi kembali nilai-nilai hidup dan tujuan pribadi Anda. Bertanya pada diri sendiri seperti, “Apa yang sebenarnya penting bagi saya?” bisa membantu Anda kembali menemukan arah dan arti dalam hidup.

2. Membangun hubungan sosial

Hubungan sosial yang hangat dan bermakna sangat penting dalam proses penyembuhan emosi. Cobalah hadir sepenuhnya saat berbicara dengan orang lain, dengarkan dengan empati, dan praktikkan komunikasi yang sehat. Membangun koneksi yang tulus bisa menciptakan rasa memiliki yang mendalam.

Selain itu, mengekspresikan emosi lewat cara kreatif juga bisa membantu. Anda bisa mencoba menulis, menggambar, bermain musik, atau bahkan menari. Semua bentuk ekspresi ini memberi ruang bagi perasaan Anda untuk keluar dan diproses.

Bergabung dengan komunitas atau menjadi relawan juga dapat membantu Anda merasa lebih terhubung dan bermanfaat, serta mengurangi rasa kesepian.

Baca Juga: 6 Manfaat Journaling untuk Kesehatan Mental dan Cara Memulainya

3. Menjaga kesehatan fisik dan mental

Kesehatan tubuh dan pikiran saling berkaitan erat. Tidur yang cukup dan makanan bergizi memberi tubuh energi dan membantu menjaga mood tetap stabil. Menjaga rutinitas tidur, membatasi konsumsi kafein dan gadget sebelum tidur, serta mengatur waktu makan dan olahraga bisa membawa perubahan besar pada keseimbangan emosional Anda.

Mengelola stres juga penting agar Anda tidak kehabisan tenaga secara mental dan emosional. Coba praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga ringan, atau olahraga yang Anda nikmati. Semua ini bisa membantu mengatur hormon stres dan meningkatkan kejernihan pikiran.

Kapan Saatnya Mencari Bantuan Profesional?

Jika rasa hampa yang Anda alami berlangsung lama bahkan hingga berminggu-minggu dan mulai mengganggu kegiatan sehari-hari, atau jika Anda juga mengalami gejala lain seperti kecemasan berat, depresi, atau kecenderungan menyakiti diri sendiri, segera cari bantuan dari ahli.

Terapi perilaku kognitif (CBT), sesi konseling tatap muka maupun daring, dan program kesehatan mental terpadu bisa sangat membantu. Anda tidak harus menghadapi semua ini sendirian. Mencari bantuan bukan tanda kelemahan, tapi bukti bahwa Anda peduli pada diri sendiri dan siap untuk pulih.

Rasa hampa dan kosong bukan akhir dari segalanya. Justru, itu bisa menjadi sinyal bahwa Anda perlu berhenti sejenak, mendengarkan diri sendiri, dan mulai membangun kembali koneksi dengan apa yang penting dalam hidup Anda.

Jangan takut untuk meminta bantuan, menjelajah ke dalam diri, dan mulai menanam kembali makna dalam hari-hari Anda. Itulah ulasan tentang apa penyebab rasa kosong dan hampa. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Penelitian dari Standford Sebut Bahaya Terapi Chatbot AI untuk Kesehatan Mental

Selanjutnya: Jadwal La Liga Spanyol Usai Jeda FIFA Matchday, Ada Real Sociedad vs Real Madrid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News