MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini bergulir tipis, setelah rekor harga tertinggi memicu aksi ambil untung pada sesi kemarin.
Mengutip Bloomberg, Rabu (26/2) pukul 15.38 WIB, harga emas spot diperdagangkan di sekitar US$ 2.911,07 per troi ons, turun tipis dari penutupan kemarin US$ 2.914,98 per troi ons.
Harga emas hari ini diperdagangkan sekitar US$ 45 di bawah level tertinggi sepanjang masa. Senin, emas spot menyentuh level all time high US$ 2.956,19 per troi ons, sebelum ditutup lebih rendah.
Kenaikan harga emas beberapa hari terakhir dipicu data ekonomi negara Uncle Sam yang lemah, sehingga meningkatkan harapan penurunan suku bunga Federal Reserves secepatnya pada Juli. Di tambah lagi, meningkatnya ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump, telah mengerek permintaan aset safe haven.
Laju harga logam mulia juga didorong oleh minat baru pada dana berbasis emas yang diperdagangkan di bursa alias ETF emas. Minggu lalu, arus masuk bersih pada ETF emas menjadi yang terbesar sejak 2022, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.
"Pembeli ETF dapat mendorong kenaikan harga emas, dan dapat mengimbangi tren teknis yang lemah dan pasar fisik yang lemah," kata Suki Cooper, analis Standar Chartered Plc., dilansir Bloomberg, hari ini.
Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp 13.000 Hari Ini 26 Februari 2025
Para investor sedang mencerna data keyakinan konsumen AS yang dirilis kemarin, di mana angkanya turun paling besar sejak Agustus 2021. Angka yang lemah menyusul kekecewaan baru-baru ini terhadap data sektor ritel, jasa dan perumahan, yang mendorong para pedagang meningkatkan taruhan mereka mengenai pemotongan suku bunga The Fed tahun ini.
Suku bunga lebih rendah cenderung menguntungkan emas, karena tidak menghasilkan bunga.
Para pedagang juga memantau acaman perdagangan baru dari Trump, setelah pada Selasa, Trump meneken tindakan eksekutif yang mengarahkan Departemen Perdagangan untuk memeriksa kemungkinan menerapkan tarif impor tembaga.
Pekan ini, investor masih akan menganalisis data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti atau PCE inti, yang akan dirilis Jumat. Ini salah satu indikator inflasi pilihan The Fed untuk petunjuk arah kebijakan moneter bank sentral.
Selanjutnya: Tekanan AS kepada Tiongkok Meningkat, Ini Imbauan Xi Jinping kepada Pejabat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News