AturUang

Panduan Literasi Keuangan ala Rich Dad Robert Kiyosaki

Panduan Literasi Keuangan ala Rich Dad Robert Kiyosaki

MOMSMONEY.ID - Ini dia panduan literasi keuangan ala Rich Dad Robert Kiyosaki yang bisa Anda tiru. Intip, yuk!

Pernah merasa gaji baru masuk sudah habis, tabungan tak kunjung bertambah, atau bingung setiap kali ditawari produk investasi? Kalau iya, bisa jadi masalahnya bukan pada jumlah uang yang Anda miliki, melainkan pada kurangnya literasi keuangan.

Literasi keuangan bukan sekadar hitung-hitungan di kalkulator. Meski sepenting itu, topik ini hampir tak pernah diajarkan di sekolah.

Dampaknya pun cukup serius. Forum Ekonomi Dunia (WEF) mencatat, setengah dari orang dewasa di Amerika Serikat tidak memiliki literasi keuangan yang memadai. Lebih dari separuhnya bahkan enggan berinvestasi karena merasa tidak cukup paham.

Pertanyaannya, jika sekolah tidak membekali kita dengan pengetahuan ini, dari mana generasi muda sebaiknya belajar agar lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata?

Baca Juga: Cara Jitu Merdeka Finansial di Masa Depan, yuk Persiapkan dari Sekarang

Melansir dari laman Richdad.com, berikut ini panduan literasi keuangan ala Rich Dad Robert Kiyosaki:

1. Memahami sejarah uang

Untuk bisa mengerti cara kerja uang saat ini, penting untuk melihat bagaimana uang berkembang dari masa ke masa. Dahulu, orang bertransaksi dengan barter, lalu berkembang menjadi penggunaan koin, uang kertas, hingga instrumen keuangan modern seperti derivatif.

Uang yang dulunya berupa benda kini lebih banyak berupa konsep yang tidak kasat mata. Beberapa peristiwa penting yang membentuk sistem keuangan dunia antara lain:

  • 1903: Rockefeller mendirikan Dewan Pendidikan Umum di AS.
  • 1913: Federal Reserve dibentuk.
  • 1929: Depresi Besar melanda.
  • 1944: Perjanjian Bretton Woods.
  • 1971: Presiden Nixon melepas dolar dari standar emas.
  • 1974: Lahirnya UU Keamanan Pensiun Karyawan di AS.

2. Mengenal laporan keuangan pribadi

Robert Kiyosaki sering mengingatkan bahwa bankir tidak peduli dengan nilai rapor sekolah Anda, melainkan laporan keuangan pribadi Anda. Laporan inilah yang menunjukkan kesehatan finansial Anda. Ingat, yang terpenting bukan seberapa besar pendapatan, melainkan seberapa banyak yang bisa Anda simpan.

3. Membedakan aset dan liabilitas

Banyak orang keliru menganggap sesuatu sebagai aset padahal sebenarnya liabilitas. Contoh paling umum adalah rumah pribadi. Jika tidak menghasilkan uang, rumah tersebut sebenarnya liabilitas.

Aset adalah sesuatu yang menambah pemasukan, sedangkan liabilitas justru mengurangi uang di kantong Anda. Fokuslah membangun aset bila ingin meraih kebebasan finansial.

4. Utamakan arus kas, bukan hanya keuntungan modal

Banyak orang berinvestasi hanya untuk keuntungan modal (capital gains), berharap harga aset naik di masa depan. Padahal ini berisiko. Orang kaya lebih mengutamakan arus kas (cash flow), misalnya membeli properti untuk disewakan sehingga menghasilkan pemasukan rutin. Jika harga properti naik, itu hanya bonus.

5. Tiga jenis penghasilan

Menurut Rich Dad, ada tiga sumber penghasilan:

  • Earned income: gaji dari pekerjaan.
  • Portfolio income: keuntungan dari penjualan aset.
  • Passive income: pemasukan yang tetap mengalir meski Anda tidak bekerja, misalnya dari sewa properti atau dividen.

Kunci menjadi kaya adalah membangun passive income.

Baca Juga: Cara Menghitung Dana Pensiun dan Tips Mengumpulkannya

6. Kuadran Cashflow

Kiyosaki membagi dunia kerja menjadi empat kuadran, yaitu:

  • Karyawan (Employee)
  • Pekerja lepas (Self-Employed)
  • Pemilik bisnis (Business Owner)
  • Investor

Kuadran kiri (E dan S) biasanya bekerja keras dan membayar pajak tinggi. Kuadran kanan (B dan I) justru membangun aset yang menghasilkan uang meski mereka tidur.

7. Penabung adalah pecundang

Sejak dolar AS tidak lagi berbasis emas tahun 1971, nilai uang terus tergerus inflasi. Artinya, menabung saja tidak cukup karena daya beli uang akan terus menurun. Uang perlu bergerak lewat investasi agar tetap bernilai.

8. Nomor kekayaan Anda

Kekayaan sejati bukan sekadar saldo tabungan atau harta benda, melainkan seberapa lama Anda bisa bertahan hidup tanpa harus bekerja, hanya dengan mengandalkan passive income. Jika penghasilan pasif Anda lebih besar daripada pengeluaran bulanan, berarti Anda sudah mencapai kekayaan tak terbatas.

9. Investasi fundamental vs teknikal

Investasi fundamental menganalisis kondisi keuangan perusahaan melalui laporan keuangan. Sementara itu, investasi teknikal membaca pola dan sentimen pasar. Keduanya penting dan membutuhkan pembelajaran berkelanjutan.

10. Mengukur kekuatan aset

Ada lima kelas aset utama, yaitu bisnis, properti, surat berharga, komoditas, dan kripto. Agar sukses, pilih satu yang paling cocok dengan Anda lalu kuasai. Gunakan parameter seperti arus kas, tim, misi, hingga sistem untuk menilai apakah sebuah aset benar-benar kuat.

Baca Juga: Bukan Sekadar Tabungan, 4 Tips Menyiapkan Dana Pensiun dari Robert Kiyosaki

11. Pentingnya memilih orang yang tepat

Kesuksesan finansial sering kali bergantung pada orang-orang di sekitar Anda. Partner bisnis atau tim yang salah bisa membawa bencana. Karena itu, belajarlah memilih mitra yang tepat dan jadikan setiap interaksi sebagai pengalaman berharga.

12. Fokus dulu, baru diversifikasi

Diversifikasi memang penting, tapi jangan terburu-buru. Awali dengan fokus mendalami satu jenis aset sampai Anda ahli. Setelah itu, barulah menyebarkan investasi ke berbagai bidang untuk mengurangi risiko.

13. Cara meminimalkan risiko

Setiap investasi memiliki risiko, biasanya karena kurangnya pengetahuan, pelatihan, atau kontrol. Investor cerdas selalu mencari cara untuk melindungi diri, misalnya dengan asuransi, hedging, atau diversifikasi.

14. Memahami pajak untuk menambah penghasilan

Pajak adalah pengeluaran terbesar bagi kebanyakan orang. Orang kaya belajar bagaimana menggunakan aturan pajak untuk mengurangi beban dan mengoptimalkan keuntungan. Jadi, belajar soal pajak adalah bagian penting dari literasi keuangan.

15. Utang baik vs utang buruk

Tidak semua utang itu jelek. Utang buruk membuat Anda terjebak dan kehilangan kredibilitas. Sebaliknya, utang baik digunakan untuk membeli aset produktif yang menghasilkan arus kas. Orang kaya tahu cara menggunakan uang orang lain untuk membangun kekayaan.

Baca Juga: Cara Menghitung Dana Pensiun dan Tips Mengumpulkannya

16. Empat pencuri kekayaan

Ada empat hal utama yang bisa menggerogoti kekayaan Anda, yaitu pajak, utang, inflasi, dan rencana pensiun yang lemah. Dengan pendidikan keuangan yang baik, Anda bisa mengubah “pencuri” ini menjadi peluang untuk menghasilkan lebih banyak uang.

17. Belajar dari kesalahan

Kesalahan adalah bagian dari perjalanan. Jangan takut gagal, karena setiap kegagalan memberi pelajaran berharga. Yang penting adalah terus melangkah, bukan berhenti.

Itulah panduan literasi keuangan ala Rich Dad Robert Kiyosaki. Tidak ada jalan pintas menuju kebebasan finansial. Literasi keuangan adalah proses belajar seumur hidup yang dimulai dari memahami dasar-dasar seperti aset, liabilitas, dan arus kas, hingga strategi lanjutan seperti manajemen risiko dan pengelolaan pajak.

Yang terpenting, jangan hanya berhenti pada teori. Mulailah mempraktikkannya sedikit demi sedikit. Semoga informasi di atas bermanfaat.

Baca Juga: Begini Cara Menghitung Dana Darurat yang Penting untuk Finansial Anda

Selanjutnya: DPR Inginkan GNI Per Kapita Jadi Indikator Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News