MOMSMONEY.ID - Awas! Ini dia beberapa kebiasaan yang membuat awet miskin. Yuk, intip pembahasan lengkapnya di sini.
Tidak ada seorang pun yang ingin hidup dalam jeratan masalah keuangan seumur hidupnya. Namun faktanya, banyak orang yang tanpa sadar memelihara kebiasaan buruk yang justru membuat kondisi finansial mereka tidak kunjung membaik. Bukan karena nasib semata, melainkan karena pola pikir dan gaya hidup yang kurang sehat terhadap uang.
Nah, jika Anda merasa selalu kekurangan meski sudah bekerja keras, mungkin ada kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari membuat Anda sulit berkembang.
Baca Juga: 10 Tips Jitu Konsisten Menabung yang Bisa Anda Terapkan
Melansir dari laman Moneyhub, berikut ini beberapa kebiasaan yang membuat awet miskin dan sebaiknya Anda hindari:
1. Menabung Hanya Jika Ada Sisa
Banyak orang membayar semua tagihan, cicilan, hingga belanja dulu, baru menabung kalau ada sisa. Hasilnya? Hampir selalu tidak ada yang tersisa. Cara yang benar adalah sisihkan minimal 10% gaji untuk tabungan atau investasi, baru gunakan sisanya untuk kebutuhan lain.
Christopher Walsh, pendiri Moneyhub menekankan, meski 10% terlihat berat dengan biaya hidup saat ini, itu tetap target yang layak diperjuangkan. Dengan begitu, tabungan Anda tumbuh dan menghasilkan bunga, bukannya habis begitu saja.
2. Nyaman dengan Utang Kartu Kredit
Kartu kredit memang praktis, tapi bisa jadi jebakan. Membayar minimum setiap bulan hanya membuat saldo menumpuk dengan bunga 20–25% per tahun. Misalnya, saldo Rp75 juta bisa membuat Anda membayar tambahan Rp15–20 juta hanya untuk bunganya.
Christopher mengingatkan, “Kartu kredit itu pedang bermata dua. Jika tidak dilunasi penuh, Anda membayar berkali-kali lipat untuk barang yang sebenarnya sudah Anda beli. Disiplin melunasi adalah kunci.”
3. Tidak Punya Dana Darurat
Tanpa tabungan khusus untuk keadaan darurat minimal 3–6 bulan biaya hidup, setiap kejadian tak terduga seperti sakit atau kehilangan pekerjaan akan mendorong Anda kembali ke utang.
Christopher berkata, “Ketiadaan dana darurat adalah titik lemah terbesar banyak orang. Bahkan biaya kecil bisa membuat Anda berutang. Menyisihkan dana cadangan memberi ketenangan yang tidak bisa diukur dengan uang.”
4. Tidak Tahu Ke Mana Uang Pergi
Banyak orang tidak pernah mengecek laporan keuangan mereka, sehingga bingung kenapa uang habis padahal baru gajian. Padahal, dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran, kebocoran finansial bisa segera terlihat.
“Penganggaran itu bukan beban, melainkan alat yang memberi arah dan kendali. Saat Anda paham arus uang, keputusan finansial jadi lebih tepat dan percaya diri,” kata Christopher.
5. Hobi Mahal Tanpa Kontrol
Punya hobi itu sehat, tapi jika tidak dianggarkan dengan baik, bisa membuat keuangan jebol. Membeli perlengkapan mewah, kendaraan, atau liburan mahal dengan utang jelas bukan pilihan bijak. Hobi seharusnya memberi relaksasi, bukan menambah stres finansial.
Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang Boros dalam Keuangan, Apakah Anda Salah Satunya?
6. Hanya Fokus pada Menabung, Lupa Meningkatkan Penghasilan
Menghemat itu penting, tapi menambah penghasilan jauh lebih efektif untuk memperbaiki kondisi finansial. Caranya bisa lewat meningkatkan keterampilan, mencari peluang kerja dengan gaji lebih tinggi, atau membangun sumber pendapatan tambahan.
7. Menunda Berinvestasi
Semakin lama Anda menunggu, semakin banyak nilai uang Anda terkikis inflasi. Investasi kecil yang dilakukan lebih awal akan tumbuh besar berkat bunga majemuk.
Christopher menekankan, “Waktu adalah aset. Banyak orang menunda karena merasa belum punya cukup uang. Padahal, memulai kecil hari ini jauh lebih baik daripada menunggu jumlah besar yang tak kunjung datang.”
8. Pasangan Tidak Sejalan dalam Mengelola Uang
Hubungan yang sehat butuh kesepakatan finansial. Jika salah satu boros sementara yang lain hemat, konflik mudah muncul. Bahkan, masalah uang sering menjadi penyebab utama perceraian.
9. Menghindari Pembicaraan tentang Uang
Banyak orang enggan membicarakan gaji, utang, atau perencanaan keuangan karena dianggap tabu. Padahal, keterbukaan bisa mencegah kesalahpahaman dan membantu mengambil keputusan finansial yang lebih bijak.
10. Ingin Selalu Terlihat Sama dengan Orang Lain
Fenomena “ikut-ikutan tetangga” sering membuat orang membeli barang atau liburan di luar kemampuan hanya demi gengsi. Ingatlah, kekayaan sejati bukan diukur dari apa yang Anda pamerkan, tapi dari aset yang benar-benar Anda miliki.
Baca Juga: Stop Boros! Ini Dia Cara Mengatasi Gaya Hidup Boros biar Tidak Boncos
11. Malas Belajar Keuangan
Kurangnya literasi keuangan membuat orang mudah salah ambil keputusan, seperti terjebak investasi bodong.
Christopher berkata, “Pengetahuan soal uang memberi kekuatan langsung. Banyak orang menghindar karena merasa rumit, padahal memahami dasar-dasarnya saja bisa mengubah kondisi finansial.”
12. Meremehkan Pengeluaran Kecil
Kopi, camilan, atau belanja kecil-kecilan setiap hari tampak sepele, tapi jika dikumpulkan setahun bisa menjadi jumlah besar. Catat dan kendalikan agar tidak jadi kebocoran.
13. Tidak Punya Asuransi
Kehidupan penuh risiko. Tanpa asuransi dasar seperti kesehatan atau jiwa, Anda bisa terjebak biaya besar yang menghancurkan tabungan dalam sekejap.
14. Tergiur Skema Cepat Kaya
Dari investasi bodong sampai “guru instan” di media sosial, semuanya menjanjikan jalan pintas menuju kaya. Faktanya, sebagian besar justru berujung pada kerugian.
“Membangun kekayaan itu maraton, bukan sprint. Jika ada yang menjanjikan cepat kaya, kemungkinan besar itu jebakan,” ucap Christopher.
15. Tidak Mengatasi Kecanduan
Entah itu judi, alkohol, atau belanja kompulsif, kecanduan bisa menguras keuangan sekaligus merusak hubungan.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan di Usia 20-an, Anak Muda Wajib Tahu
16. Membuat Keputusan Keuangan Berdasarkan Emosi
Panik saat pasar turun atau tergoda belanja karena promo kilat bisa membuat Anda rugi. Pengambilan keputusan sebaiknya berbasis data dan perencanaan, bukan perasaan sesaat.
17. Tidak Merencanakan Pensiun
Banyak orang menunda memikirkan masa tua karena terasa jauh. Padahal, semakin awal dipersiapkan, semakin ringan bebannya.
Christopher memperingatkan, “Setiap tahun penundaan berarti kehilangan bunga majemuk. Pensiun layak butuh persiapan panjang, jangan menunggu sampai terlambat.”
18. Mengabaikan Fasilitas dari Pekerjaan
Tunjangan seperti kontribusi perusahaan ke tabungan pensiun atau asuransi tambahan sering kali diabaikan. Padahal, itu sama saja dengan menolak uang gratis.
19. Tidak Mengotomatiskan Tabungan
Menabung atau berinvestasi secara otomatis membantu konsistensi. Dengan begitu, Anda tidak tergoda membelanjakan uang sebelum sempat disisihkan.
20. Terlalu Setia pada Merek
Selalu membeli produk atau layanan bermerek tanpa membandingkan harga bisa membuat Anda membayar lebih mahal. Sering kali ada alternatif lebih murah dengan kualitas serupa.
Christopher berkata, “Harga tinggi tidak selalu berarti kualitas lebih baik. Jangan biarkan loyalitas merek membuat Anda boros.”
Baca Juga: Hati-Hati, Ini Dia 5 Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif yang Tidak Sehat untuk Finansial
Nah, itulah beberapa kebiasaan yang membuat awet miskin dan sebaiknya Anda hindari. Kebiasaan keuangan ibarat fondasi rumah. Jika rapuh, cepat atau lambat akan runtuh.
Selanjutnya: Ekspor Thailand Melonjak 11% di Juli, Melebihi Perkiraan Analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News