MOMSMONEY.ID - Yuk, kenali ciri-ciri perilaku konsumtif yang tidak sehat untuk finansial Anda di sini. Apa saja, ya?
Pernahkah Anda merasa gaji baru saja cair, tetapi dalam hitungan hari saldo sudah menipis tanpa sadar ke mana perginya?
Atau Anda sering tergoda membeli barang hanya karena diskon besar-besaran, padahal sebenarnya tidak benar-benar butuh?
Jika iya, bisa jadi Anda sedang terjebak dalam perilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif jika dibiarkan akan merusak kesehatan finansial Anda. Bagi sebagian orang, belanja bisa memberikan rasa puas sesaat.
Namun, efek jangka panjangnya sering kali justru menimbulkan penyesalan, utang menumpuk, hingga kesulitan mengatur keuangan.
Agar Anda bisa lebih waspada, kenali ciri-ciri perilaku konsumtif yang sebaiknya dihindari karena berisiko mengganggu kondisi finansial.
Baca Juga: Dapat Warisan Rp1 Miliar? Begini Strategi Pintar Agar Tidak Cepat Habis
Ciri-ciri perilaku konsumtif yang tidak sehat untuk finansial
Menyadur dari laman Sun Life, ini dia ciri-ciri perilaku konsumtif yang tidak sehat untuk finansial Anda:
1. Kebiasaan belanja spontan
Belanja spontan atau impulsif muncul ketika seseorang membeli sesuatu tanpa rencana atau pertimbangan matang. Keputusan ini biasanya dilakukan secara tiba-tiba, sering kali karena pengaruh emosi, tampilan produk yang menarik, atau situasi tertentu.
Contohnya, ketika sedang senang, stres, bahkan sekadar lapar, seseorang bisa terdorong untuk segera membeli sesuatu demi mendapatkan rasa puas sesaat.
2. Pemakaian kartu kredit yang berlebihan
Menggunakan kartu kredit tanpa memperhitungkan kemampuan untuk melunasinya juga menjadi ciri gaya hidup konsumtif. Jika dilakukan terus-menerus, kebiasaan ini bisa menimbulkan masalah finansial serius.
Salah satu risikonya adalah utang yang terus menumpuk. Membayar cicilan hanya dengan jumlah minimum membuat bunga dan biaya tambahan semakin besar, sehingga beban keuangan pun makin berat.
3. Menimbun barang yang tidak dibutuhkan
Orang yang konsumtif cenderung membeli banyak barang meski sebenarnya tidak terlalu bermanfaat. Akibatnya, rumah atau ruang penyimpanan dipenuhi benda yang jarang, bahkan tidak pernah, dipakai.
Biasanya, kebiasaan ini dipicu oleh keinginan belanja impulsif, terpancing iklan, tren mode, maupun dorongan lingkungan. Tanpa disadari, pembelian tersebut tidak memberi nilai nyata dalam kehidupan sehari-hari.
4. Terpengaruh tekanan sosial
Lingkungan sosial juga dapat memicu pola konsumsi berlebihan. Seseorang bisa merasa perlu membeli produk bermerek tertentu agar terlihat sejalan dengan standar kelompoknya.
Media sosial, figur publik, hingga tren fesyen sering kali menciptakan tekanan untuk selalu tampil modern atau up to date. Dalam banyak kasus, status sosial seseorang masih kerap diukur dari barang yang ia miliki, sehingga banyak orang terdorong untuk terus berbelanja demi menjaga citra diri.
5. Tidak menyusun rencana keuangan
Kurangnya pengelolaan keuangan juga merupakan tanda konsumtif. Orang dengan kebiasaan ini biasanya lebih memilih menghabiskan penghasilannya daripada menyisihkannya untuk tabungan, investasi, atau kebutuhan darurat.
Kebiasaan tersebut bisa menghambat tercapainya tujuan finansial jangka panjang, misalnya menyiapkan dana pendidikan, pensiun, atau membeli aset. Pada akhirnya, kondisi ini sering menimbulkan stres karena tidak adanya dasar keuangan yang stabil.
Baca Juga: Trauma Keuangan Vikarius, Stres Finansial Orang Lain Mengubah Cara Mengelola Uang
Dampak perilaku konsumtif terhadap finansial
Jika dibiarkan, perilaku konsumtif bisa membawa banyak kerugian, seperti:
- Tabungan sulit terkumpul karena pengeluaran selalu habis.
- Sulit mencapai tujuan finansial, misalnya membeli rumah atau mempersiapkan dana pensiun.
- Potensi terjerat utang yang semakin menumpuk.
- Munculnya stres dan rasa bersalah karena kondisi keuangan tidak sehat.
Cara mengendalikan perilaku konsumtif
Agar tidak terus terjebak dalam pola konsumtif, Anda bisa mencoba beberapa langkah berikut:
- Buat anggaran bulanan dengan memisahkan kebutuhan pokok, tabungan, dan hiburan.
- Tunda pembelian dengan memberi jeda 1–2 hari sebelum benar-benar memutuskan membeli barang.
- Batasi akses promo dengan unsubscribe notifikasi belanja online jika sering jadi pemicu.
- Cari pengalih stres selain belanja, misalnya olahraga, menulis, atau bersosialisasi.
- Gunakan utang secara bijak hanya untuk kebutuhan produktif, bukan sekadar konsumsi.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Uang dari YouTube dengan Konten Edukasi, Bikin Views Jadi Naik
Demikianlah ulasan tentang ciri-ciri perilaku konsumtif yang tidak sehat untuk finansial Anda. Perilaku konsumtif memang memberikan kepuasan sesaat, namun dampak jangka panjangnya bisa sangat merugikan finansial Anda.
Dengan mengenali ciri-cirinya, Anda bisa lebih waspada dan mengambil langkah untuk mengendalikannya. Finansial yang sehat bukan soal seberapa besar penghasilan, melainkan bagaimana Anda mengelola uang dengan bijak.
Selanjutnya: Promo CFC Super Brand Week Via GrabFood 18-24 Agustus, 3 Paket Super Serba Rp 29.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News