MOMSMONEY.ID - Cek panduan renovasi dapur berikut supaya kamu tidak salah hitung waktu, biaya, dan teknis, cocok untuk rumah lama maupun hunian baru.
Renovasi dapur sering terlihat sederhana di atas kertas, tapi kenyataannya bisa jadi proyek paling melelahkan di rumah. Banyak orang baru menyadari tingkat kerumitannya saat dapur sudah dibongkar dan aktivitas harian ikut kacau.
Mulai dari urusan waktu yang molor, kondisi bangunan tersembunyi, sampai detail teknis kecil yang berdampak besar. Dari pengalaman langsung pelaku renovasi, terlihat jelas bahwa kesiapan mental sama pentingnya dengan dana dan desain.
Mengutip dari The Spurce, berikut ini merangkum pelajaran penting renovasi dapur berdasarkan pengalaman nyata, termasuk cerita Lee Wallender, ahli interior.
“Renovasi dapur bukan cuma soal tampilan, tapi tentang kesiapan menghadapi proses panjang dan keputusan teknis,” ujar Lee Wallender.
Baca Juga: Ini Hak Tanggungan yang Perlu Moms Pahami Sebelum Menjaminkan Rumah atau Tanah
Dapur bisa lama tidak bisa dipakai
Salah satu kesalahan paling sering terjadi adalah terlalu optimistis soal waktu renovasi. Nyatanya, renovasi dapur besar hampir selalu memakan waktu lebih lama dari rencana awal. Dalam banyak kasus, dapur benar benar tidak bisa digunakan hingga tiga bulan atau lebih.
Agar tetap nyaman, menyiapkan dapur sementara sangat membantu. Setidaknya, aktivitas memasak sederhana tetap bisa dilakukan tanpa harus terus bergantung pada makanan instan.
Lantai dasar sering jadi masalah tersembunyi
Lantai dasar adalah penopang utama dapur, tapi sering baru diperhatikan saat masalah muncul. Jika lantainya tidak rata atau sudah rapuh, pemasangan kabinet dan peralatan bisa bermasalah ke depannya.
Pada rumah lama, mengganti lantai dasar justru menjadi langkah penting agar dapur lebih kokoh, rapi, dan awet digunakan dalam jangka panjang.
Insulasi dapur sering jauh dari ideal
Banyak dapur lama ternyata minim insulasi, bahkan ada yang sama sekali tidak memilikinya. Akibatnya, dapur terasa dingin, lembap, dan boros energi.
Menambahkan insulasi yang tepat bisa membuat dapur lebih nyaman, hangat, dan tidak terlalu bising, terutama saat digunakan setiap hari.
Tenaga ahli tetap bisa keliru
Mengandalkan profesional memang membantu, tapi bukan berarti pemilik rumah harus pasif. Kesalahan ukur atau asumsi teknis tetap bisa terjadi di lapangan.
Bersikap aktif dengan bertanya dan memastikan detail sejak awal justru bisa mencegah kesalahan yang merugikan di akhir proyek.
Baca Juga: 8 Rahasia Penting yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Mengecat Eksterior Rumah
Limbah kemasan sering bikin kaget
Renovasi dapur menghasilkan banyak limbah kemasan, mulai dari kardus, plastik, hingga busa pelindung. Tanpa persiapan, rumah bisa terasa penuh dan tidak nyaman.
Menyediakan satu ruang khusus untuk menampung kemasan sementara bisa membuat area rumah tetap lebih rapi dan aman.
Instalasi listrik sebaiknya fleksibel
Rencana awal sering berubah saat renovasi berjalan. Karena itu, sistem kelistrikan dapur sebaiknya dibuat fleksibel.
Menambah cadangan stopkontak dan memberi ruang penyesuaian posisi kabel akan sangat membantu jika ada perubahan tata letak di kemudian hari.
Merakit kabinet butuh waktu ekstra
Kabinet siap rakit memang lebih ramah anggaran, tapi proses perakitannya tidak bisa dianggap sepele. Dibutuhkan waktu, tenaga, dan ketelitian, apalagi bagi yang belum berpengalaman.
Perencanaan waktu yang realistis akan membuat proses ini lebih terkendali dan tidak mengganggu aktivitas sehari hari.
Pekerjaan dinding kering tidak selalu sesulit bayangan
Banyak orang khawatir hasil dinding kering tidak rapi. Padahal, sebagian besar dinding dapur nantinya tertutup kabinet, peralatan, dan backsplash.
Artinya, hanya sebagian kecil area yang benar benar terlihat dan perlu hasil finishing sempurna.
Baca Juga: 14 Cara Mudah Menata Dapur Supaya Lebih Rapi dan Nyaman untuk Sambut Tahun 2026
Renovasi dapur bukan proyek kecil yang bisa dianggap enteng. Dibutuhkan perencanaan matang, kesabaran, dan keterlibatan aktif dari pemilik rumah.
Dari pengalaman nyata, terlihat bahwa memahami risiko sejak awal bisa menghemat waktu, biaya, dan energi.
Jika dikerjakan dengan strategi tepat, dapur tidak hanya tampil lebih cantik, tapi juga nyaman, fungsional, dan siap digunakan dalam jangka panjang.
Selanjutnya: Jamkrida Sumbar: Target OJK 90% UMKM 2028 Realistis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News