MOMSMONEY.ID - Minim amunisi menyebabkan mata uang rupiah sulit bangkit melawan dollar AS. Apalagi perhatian pasar tertuju pada indikator inflasi AS yang akan dirilis Jumat ini.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (28/5), nilai tukar rupiah ditutup melemah 18 poin atau 0,11% menjadi Rp 16.090 per dollar AS.
Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, mencatat indeks dollar menguat pada hari ini. Pelaku pasar fokus menanti data indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti yang akan dirilis pada Jumat. Angka tersebut merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, yang kemungkinan akan menjadi faktor penentu dalam pandangan bank sentral mengenai penurunan suku bunga.
Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para pedagang bertaruh peluang lebih besar The Fed mempertahankan suku bunga pada September, dibandingkan sebelumnya yang memperkirakan akan ada penurunan.
Taruhan ini terjadi setelah serangkaian pejabat The Fed memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan menghalangi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan lebih awal. Meskipun pembacaan PCE pada hari Jumat diperkirakan menunjukkan sedikit penurunan, tapi inflasi diperkirakan masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%.
Baca Juga: Rupiah Keok di Level Rp 16.072 per dollar, Simak Prediksi Besok!
Di sisi lain, kata Ibrahim, meski dunia sedang dibayangi ketegangan di Timur Tengah, namun ada kabar baik terkait ekonomi global. Baltic Index yang menggambarkan volume traffic freight, angkutan barang antar negara di tahun ini, naik 112% dibandingkan Desember 2023.
Lonjakan ini menandakan adanya peningkatan dalam perdagangan internasional, yang didorong oleh perbaikan ekonomi di berbagai negara, termasuk China. Hal ini memberikan harapan bahwa kondisi global tahun ini dapat menjadi lebih baik dari prediksi IMF dan Bank Dunia.
"Cuma, walau ada tanda-tanda positif dalam ekonomi global, ketegangan geopolitik masih menjadi ancaman yang menghantui stabilitas dunia," imbuh Ibrahim mengutip siaran pers, hari ini.
Hubungan yang tegang antara Amerika Serikat dan China turut mempengaruhi kondisi global secara keseluruhan.
Ibrahim mempekirakan, pada perdagangan besok Rabu (29/5), nilai tukar rupiah fluktuatif dan masih berisiko ditutup melemah di rentang Rp 16.080 sampai Rp Rp 16.140 per dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News