InvesYuk

Harga Emas Hari Ini Naik, Katalisnya Ketegangan di Suriah dan Pembelian China

Harga Emas Hari Ini Naik, Katalisnya Ketegangan di Suriah dan Pembelian China

MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global memantul naik, setelah pekan lalu turun. Kenaikan harga terjadi setelah kabar Bank sentral China (PBoC) menambah pembelian cadangan emas untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, serta jatuhnya Pemerintah Suriah semakin mengganggu stabilitas Timur Tengah.

Mengutip data Bloomberg, Senin (9/12) pukul 12.55 WIB, harga emas spot diperdagangkan pada level US$ 2.639,51 per troi ons. Harga emas naik 0,23% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.

Pada sesi pagi tadi, harga emas bahkan sempat naik 0,7% mendekati US$ 2.650 per troi ons, setelah PBoC mengatakan bahwa mereka membeli 160.000 troi ons emas murni pada bulan lalu. Ini penambahan yang pertama sejak April, yang merupakan akhir dari rangkaian pembelian selama 18 bulan.

Dimulainya kembali pembelian emas menunjukkan bahwa PBoC masih ingin mendiversifikasi cadangannya dan menjaga mata uang dari depresiasi, bahkan ketika harga emas mendekati level tertinggi. Meski begitu, volume emas yang dibeli, relatif lebih kecil dibandingkan penambahan bulanan di awal tahun ini.

Meski begitu, melansir Bloomberg, Senin (9/12), Nicholas Frappel, Kepala pasar institusional global di ABC Refinery, menilai reaksi pasar agak tenang. Sebab meski PBoC telah mengindikasikan akan menghentikan pembelian pada bulan Mei, namun pasar menganggapnya sangat sementara, dan permintaan telah diserap bulan lalu.

"Pembelian itu tidak terlalu mendukung, dan ada banyak berita lain, termasuk jatuhnya rezim Assad," beber dia.

Baca Juga: Emiten Grup Sinarmas, Duta Pertiwi (DUTI) Bagi Dividen Rp 380 per saham

Para pedagang sedang menantau perkembangan di Suriah, setelah akhir pekan Presiden Bashar al-Assad melarikan diri saat pasukan pemberontak merebut ibu kota Damaskus. Serangan udara AS menghantam puluhan target ISIS di wilayah tengah Suriah pada Minggu. Presiden Joe Biden memperingatkan bahwa kejatuhan Assad dapat menyebabkan kebangkitan ekstrimisme Islam.

Tahun ini, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina, serta pelonggaran moneter oleh Federal Reserves, mendorong laju harga emas. Emas bahkan mengukir rekor all time high US$ 2.790 per troi ons pada Oktober lalu, sebelum tergerus turun akibat penguatan dollar AS pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

Ke depan, pasar akan fokus pada data indeks harga konsumen dan produsen di AS, yang akan dirilis akhir minggu ini. Diperkirakan data akan menunjukkan sedikit kenaikan inflasi. Data tersebut termasuk indikator kunci, sebelum pertemuan pejabat bank sentral AS (Fed) minggu depan. Ini akan menjadi keputusan kebijakan suku bunga yang terakhir, sebelum Trump menjabat pada Januari 2025.

Pasar memperkirakan akan ada pemotongan suku bunga lanjutan, skenario yang cenderung menguntungkan bagi emas, yang tidak menghasilkan bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News