InvesYuk

Rupiah Berbalik Unggul di Rp 16.230 per dollar, Besok Masih Kuat?

Rupiah Berbalik Unggul di Rp 16.230 per dollar, Besok Masih Kuat?

MOMSMONEY.ID - Nilai tukar rupiah berbalik menguat melawan dollar AS. Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 22,50 poin atau 0,14% dibandingkan akhir pekan lalu menjadi Rp 16.230 per dollar AS.

Mata uang Garuda unggul di tengah otot dollar AS yang mengendur. 

Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, indeks dollar melemah pada hari ini. Di eksternal, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS bulan April naik 0,3%, menyamai kenaikan yang belum direvisi pada bulan Maret. Pembacaan inflasi utama yang selaras membuat para pedagang meningkatkan taruhan penurunan suku bunga Federal Reserve pada September. 

The Fed telah menaikkan biaya pinjaman sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 dalam upaya menekan angka inflasi. Pasar keuangan awalnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan dilakukan pada Maret, namun kemudian diundur ke bulan Juni dan sekarang ke September.

Pekan ini, fokus pasar pada keputusan suku bunga di Eropa dan Kanada. Bank Sentral Eropa maupun Bank Sentral Kanada diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga, yang berpotensi memicu pelonggaran moneter di seluruh dunia. The Fed juga akan mengadakan pertemuan minggu depan, meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Baca Juga: Rupiah Makin Terpojok di Rp 16.160 per dollar, Simak Proyeksi Besok!

Di internal, data ekonomi relatif mendukung sentimen positif. Tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84%, lebih rendah dibandingkan posisi April sebesar 3%.

Sedangkan secara bulanan, Indonesia pada Mei 2024 mengalami deflasi. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan dan energi. Selain juga momen Ramadan dan Idulfitri telah usai membuat harga pangan deflasi. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa inflasi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas moneter dalam mengambil kebijakan. BI memperkirakan inflasi berada dalam rentang 2,5% plus minus 1%. 

BI meyakini inflasi inti dapat terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkau dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, serta inflasi impor yang terkendali. Bank sentral akan terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan pemerintah pusat-daerah, sehingga inflasi tahun 2024 dan 2025 tetap terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1%.

Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan besok, Selasa (4/6), nilai tukar rupiah fluktuatif, namun rawan ditutup melemah di rentang Rp 16.220 sampai Rp 16.270 per dollar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News