MOMSMONEY.ID - Rupiah masih unggul melawan dollar AS pada hari ini. Menurut data Bloomberg, Selasa (23/4), kurs rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,10% dibandingkan kemarin menjadi Rp 16.220 per dollar AS.
Penguatan rupiah dalam dua hari terakhir terjadi di saat otot dollar AS agak mengendur. Meski begitu, index dollar masih berada di dekat level tertinggi lima bulan.
Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, dari sisi eksternal, memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed membuat para pedagang semakin banyak berinvestasi pada greenback. Gagasan ini membuat sebagian besar mata uang Asia masih berada di bawah tekanan.
Namun, investor sedang menunggu rilis angka produk domestik bruto AS dan data pengeluaran konsumsi pribadi bulan Maret 2024, ukuran inflasi pilihan The Fed pada akhir pekan ini. Data ini diharapkan memberi petunjuk arah kebijakan moneter AS.
Baca Juga: Harga Emas Siang Ini Menukik Tajam, Investor Profit Taking!
Di sisi lain, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan bahwa para menteri luar negeri Uni Eropa secara prinsip sepakat memperluas sanksi terhadap Iran, setelah serangan rudal dan pesawat tak berawak Teheran terhadap Israel.
Dari domestik, menurut Ibrahim, rupiah mendapat sokongan kondisi politik yang kondusif. Hasil pemilu presiden telah final, setelah kemarin, Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh permohonan pemohon dalam gugatan perselisihan hasil pemilu.
Ibrahim menilai, keputusan MK ini menjadi angin segar bagi perekonomian nasional. Ini hasil yang cukup positif untuk investasi dan dunia usaha. Karena, secara prinsip ada dua hal yang menjadi pertimbangan keputusan stakeholder ekonomi.
Pertama, terkait kepastian. Keputusan MK relatif tidak menimbulkan gejolak politik maupun sosial. Stabilitas seperti ini memberikan katalis positif karena tingkat risiko menjadi kecil, sehingga sisi kepastian investasi dan ekonomi menjadi lebih terukur.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Lebih Bertenaga di Rp 16.237 per dollar AS, Besok Masih Kuat?
Kedua, faktor imbal hasil atau tingkat keuntungan. Dalam konteks ini, ekonomi Indonesia 'menawarkan' potensi yang berlimpah, mulai dari sumber daya alam, komoditas unggulan, sampai dengan demand domestik yang mencapai 280 juta penduduk.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara signifikan ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Artinya, peningkatan nilai tambah, manufaktur dan investasi masih mempunyai potensi yang besar untuk diperbesar dalam rasio PDB.
Prediksi Ibrahim, pada perdagangan besok, Rabu (24/4), nilai tukar rupiah terhadap USD fluktuatif, namun berpeluang ditutup menguat. Rentang pergerakan rupiah besok antara Rp 16.180 sampai Rp 16.260 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News