MOMSMONEY.ID - Sering dianggap keren, ternyata ini bahaya multitasking yang tak banyak diketahui. Salah satunya bisa memicu stres.
Kemampuan melakukan beberapa hal sekaligus sering dianggap sebagai keahlian istimewa. Anda mungkin merasa produktif saat mengetik laporan sambil membalas pesan atau mendengarkan rapat daring sambil mengatur jadwal harian.
Namun di balik kesan efisien itu, otak sebenarnya sedang bekerja keras melampaui kapasitasnya. Multitasking bukan tanda produktivitas tinggi, melainkan kebiasaan yang justru dapat menguras energi mental dan memicu stres kronis.
Ada sejumlah bahaya yang timbul dari multitasking. MomsMoney akan membahasnya di sini. Simak, yuk!
Baca Juga: 7 Manfaat Lari pada Pagi Hari, Bantu Tingkatkan Fokus dan Produktivitas
Bahaya Multitasking yang Tak Banyak Diketahui
Melansir laman Indeed, berikut ini beberapa bahaya multitasking yang tak banyak diketahui:
1. Menurunkan Produktivitas dan Efisiensi
Ketika Anda mencoba menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan, perhatian otak terbagi. Akibatnya, Anda lebih sering berpindah dari satu tugas ke tugas lain tanpa benar-benar menyelesaikannya dengan tuntas.
Kebiasaan ini membuat waktu kerja menjadi lebih lama dan hasilnya pun tidak maksimal. Dalam jangka panjang, manajemen waktu menjadi berantakan dan efisiensi kerja menurun drastis.
2. Meningkatkan Risiko Kesalahan
Multitasking membuat otak sulit untuk fokus penuh pada satu hal. Karena perhatian terbagi, Anda lebih mudah melakukan kesalahan kecil yang mungkin tidak terjadi jika bekerja dengan fokus tunggal.
Misalnya, salah mengetik data, melupakan detail penting, atau salah menginterpretasikan instruksi. Pada akhirnya, kesalahan-kesalahan ini bisa membuat Anda harus mengulang pekerjaan dan membuang waktu lebih banyak.
3. Menghambat Kreativitas dan Kemampuan Analisis
Otak membutuhkan ruang dan waktu untuk berpikir mendalam serta menemukan ide baru. Namun, saat multitasking, sebagian besar energi mental terserap untuk berpindah-pindah fokus.
Kondisi ini membuat Anda sulit berpikir kreatif, menganalisis masalah kompleks, atau mencari solusi inovatif. Akibatnya, kemampuan problem solving bisa menurun, dan pekerjaan terasa monoton tanpa hasil yang segar.
Baca Juga: 7 Cara Menjaga Otak agar Tetap Sehat di Usia Lanjut
4. Melemahkan Daya Ingat
Saat melakukan banyak tugas sekaligus, otak bekerja lebih keras untuk menyimpan dan mengingat informasi. Akibatnya, Anda mungkin melewatkan detail penting atau kesulitan mengingat hal-hal kecil terkait pekerjaan.
Dalam jangka panjang, multitasking dapat mengganggu memori jangka pendek, membuat Anda lebih sering lupa atau kehilangan arah ketika kembali ke tugas setelah jeda.
5. Mudah Terganggu dan Sulit Fokus
Orang yang terbiasa multitasking cenderung sulit menjaga fokus dalam waktu lama. Setiap gangguan kecil seperti notifikasi pesan, email masuk, atau obrolan di sekitar dapat dengan mudah menarik perhatian.
Semakin sering Anda berpindah perhatian, semakin sulit bagi otak untuk kembali ke mode fokus mendalam. Akibatnya, pekerjaan terasa tidak pernah selesai, dan rasa frustrasi pun meningkat.
6. Menyebabkan Stres Kronis dan Gangguan Emosional
Multitasking membuat otak berada dalam tekanan konstan karena harus menangani banyak informasi sekaligus. Tekanan ini dapat memicu produksi hormon stres seperti kortisol, yang bila terus meningkat akan berdampak pada kesehatan mental dan fisik.
Anda mungkin merasa lelah secara emosional, cemas, atau kehilangan motivasi kerja. Dalam beberapa kasus, multitasking juga bisa menurunkan rasa percaya diri karena hasil kerja yang tidak maksimal.
Stres yang muncul secara terus-menerus dapat berkembang menjadi stres kronis. Kondisi ini bukan hanya mengganggu produktivitas, tetapi juga berdampak pada kualitas tidur, daya tahan tubuh, hingga keseimbangan emosi. Jika tidak dikelola dengan baik, multitasking bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap burnout atau kelelahan ekstrem.
Baca Juga: Inilah Makanan yang Bisa Membantu Perkembangan Otak Balita, Apa Saja?
Tips Menghindari Bahaya Multitasking
Di bawah ini beberapa tips menghindari bahaya multitasking yang dapat Anda terapkan:
1. Fokus pada Satu Tugas dalam Satu Waktu
Cobalah untuk menuntaskan satu pekerjaan terlebih dahulu sebelum beralih ke pekerjaan lainnya. Dengan memberikan perhatian penuh pada satu tugas, Anda bisa bekerja lebih cepat, hasilnya pun lebih rapi dan berkualitas.
Cara ini juga membantu otak tetap tenang karena tidak perlu terus berpindah fokus. Dalam jangka panjang, strategi ini jauh lebih efektif dibanding memaksakan diri melakukan banyak hal sekaligus.
2. Terapkan Prinsip OHIO (Only Handle It Once)
Salah satu penyebab multitasking adalah kebiasaan menunda penyelesaian tugas. Anda mungkin membuka sebuah pekerjaan, lalu berhenti di tengah jalan untuk mengerjakan hal lain. Agar lebih efisien, gunakan prinsip OHIO, yaitu “hanya tangani satu hal sekali.”
Artinya, ketika Anda mulai mengerjakan sesuatu, selesaikan sampai tuntas sebelum beralih. Prinsip ini bisa membantu menghemat waktu dan menjaga ritme kerja tetap stabil.
3. Kelompokkan Tugas Sejenis
Mengelompokkan pekerjaan yang mirip dalam satu waktu atau batching dapat membuat proses kerja lebih teratur dan cepat. Misalnya, daripada membalas email di sela-sela aktivitas lain, sisihkan waktu khusus untuk menyelesaikan semuanya sekaligus.
Begitu juga dengan tugas administratif atau laporan, lebih baik dikerjakan dalam satu sesi agar alur berpikir tidak terputus. Teknik ini membantu Anda menjaga fokus dan mengurangi kelelahan mental akibat sering berpindah konteks.
Baca Juga: Makanan Tinggi Lemak Bisa Mengganggu Aliran Darah ke Otak, Kata Studi
4. Aktifkan Mode Jangan Ganggu
Salah satu penyebab utama multitasking adalah gangguan dari notifikasi pesan, panggilan, atau email yang muncul terus-menerus. Agar tidak mudah terdistraksi, aktifkan pengaturan “jangan ganggu” saat sedang bekerja.
Matikan notifikasi di ponsel atau komputer, terutama ketika Anda sedang menangani tugas penting. Dengan cara ini, Anda bisa memberi ruang bagi otak untuk bekerja secara penuh tanpa terpecah perhatian.
5. Nikmati Momen Tanpa Gangguan
Hindari kebiasaan melakukan aktivitas lain di luar waktu kerja yang masih melibatkan fokus pada pekerjaan, seperti memeriksa email saat makan atau menelepon sambil berjalan. Cobalah memberi waktu bagi diri sendiri untuk benar-benar hadir di momen tersebut.
Misalnya, saat istirahat makan siang, gunakan waktu itu untuk menikmati makanan atau sekadar memperhatikan sekitar. Kebiasaan sederhana ini membantu otak beristirahat dan memperbaiki konsentrasi Anda setelahnya.
Demikianlah ulasan tentang bahaya multitasking yang tak banyak diketahui. Multitasking memang terlihat seperti cara cepat untuk menyelesaikan banyak hal sekaligus. Namun kenyataannya justru menurunkan efektivitas kerja dan membahayakan kesehatan mental.
Fokus pada satu hal dalam satu waktu akan membantu otak bekerja lebih efisien, meningkatkan kualitas hasil, dan menjaga keseimbangan emosional Anda.
Jadi, daripada memaksa diri melakukan banyak hal sekaligus, lebih baik selesaikan satu tugas dengan penuh perhatian agar hasilnya lebih maksimal dan pikiran tetap tenang.
Baca Juga: Begini Langkah Sederhana Menjaga Kesehatan Otak yang Bisa Menurunkan Risiko Alzheimer
Selanjutnya: BMW Optimistis Penjualan Tumbuh Usai Tarif CBU Eropa Dihapus Bertahap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News