MOMSMONEY.ID - Mungkin meminjamkan uang ke teman terlihat mudah, tapi salah cara bisa bikin keuangan terganggu dan hubungan jadi canggung lo. Simak yuk.
Meminjamkan uang ke teman sering kali dilakukan atas dasar empati dan rasa tidak enak. Namun dalam kehidupan nyata, urusan piutang justru menjadi salah satu penyebab utama renggangnya hubungan pertemanan.
Kondisi ekonomi yang menantang membuat banyak orang terpaksa mencari bantuan dari lingkaran terdekat. Melansir dari OCBC, masalah keuangan pribadi sering muncul karena keputusan yang diambil secara spontan tanpa perhitungan matang.
“Jika tidak dikelola dengan bijak, piutang berpotensi menimbulkan konflik yang merugikan secara finansial dan emosional,” mengutip laman OCBC.
Baca Juga: 10 Kebiasaan Finansial yang Tanpa Disadari Menghambat Kemapanan Hidup
Meminjamkan uang ke teman bukan cuma soal niat baik
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan dalam isu literasi keuangan, banyak orang terjebak pada anggapan bahwa membantu teman selalu aman.
Padahal, meminjamkan uang tetap merupakan keputusan finansial yang mengandung risiko. Kedekatan hubungan tidak menjamin uang bisa kembali tepat waktu.
Justru karena melibatkan orang terdekat, keputusan ini perlu dipikirkan lebih matang agar tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Tidak membuat kesepakatan sejak awal
Banyak orang merasa sungkan membuat kesepakatan karena takut dianggap tidak percaya. Padahal, kesepakatan sederhana justru membantu menjaga kejelasan. Tidak harus resmi, cukup dicatat jumlah pinjaman, waktu pengembalian, dan cara membayar.
Tanpa kejelasan sejak awal, kesalahpahaman mudah terjadi dan bisa merusak hubungan yang sudah terjalin lama.
Terlalu percaya tanpa melihat kemampuan bayar
Rasa kasihan sering membuat seseorang mengabaikan kondisi keuangan temannya. Padahal, kemampuan bayar adalah hal penting yang seharusnya dipertimbangkan. Jika teman belum memiliki pemasukan tetap, risiko piutang macet akan semakin besar.
Menilai kondisi finansial bukan berarti tidak peduli, tetapi justru bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Mengorbankan dana darurat demi membantu teman
Dana darurat seharusnya disiapkan untuk kebutuhan mendesak milik pribadi, seperti biaya kesehatan atau kehilangan pekerjaan.
Menggunakannya untuk meminjamkan uang bisa menjadi kesalahan besar. Saat dana tersebut habis dan pinjaman belum kembali, keuangan pribadi bisa terganggu.
Dalam pengelolaan keuangan yang sehat, dana darurat sebaiknya tetap aman dan tidak disentuh.
Baca Juga: 5 Strategi Elegan Menagih Utang yang Lama Tak Dibayar tanpa Bikin Masalah Baru
Tidak menentukan waktu pengembalian yang jelas
Tanpa batas waktu, pinjaman sering kali terasa menggantung. Teman yang meminjam tidak merasa terburu-buru, sementara yang meminjamkan merasa serba salah saat ingin menagih.
Padahal, penentuan waktu pengembalian adalah bentuk komitmen bersama. Dengan tenggat yang jelas, kedua pihak memiliki pemahaman yang sama sejak awal.
Enggan berkomunikasi setelah uang diberikan
Banyak piutang bermasalah bukan karena niat buruk, melainkan karena komunikasi yang terhenti. Pemberi pinjaman merasa tidak enak untuk bertanya, sementara peminjam menganggap belum perlu membayar.
Padahal, komunikasi ringan bisa mencegah kesalahpahaman. Sekadar menanyakan kabar dan rencana pembayaran sudah cukup untuk menjaga situasi tetap sehat.
Membiarkan emosi menguasai keputusan keuangan
Empati memang penting, tapi keputusan finansial tetap perlu logika. Ketika rasa kasihan lebih dominan, risiko sering kali terabaikan.
Akibatnya, niat membantu berubah menjadi beban pikiran yang berkepanjangan. Keuangan yang sehat selalu membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan perhitungan.
Menyamakan piutang dengan bantuan tanpa syarat
Kesalahan terakhir yang sering terjadi adalah menganggap piutang sebagai bantuan yang tidak perlu kembali. Jika sejak awal tidak berharap uang kembali, maka seharusnya disebut sebagai bantuan, bukan pinjaman.
Mengubahnya menjadi “ikhlas” di akhir justru berbahaya bagi kontrol keuangan pribadi. Niat yang jelas sejak awal akan membantu mengatur ekspektasi dengan lebih realistis.
Baca Juga: Kehabisan Gaji Pasca PHK? Ini Solusi Finansial tanpa Stres dan Tetap Stabil
Meminjamkan uang ke teman bukanlah hal yang salah, selama dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Banyak masalah muncul bukan karena niat buruk, tetapi karena tidak adanya batasan dan komunikasi.
Setelah memahami risiko serta menerapkan prinsip keuangan yang sehat, kamu bisa tetap membantu tanpa mengorbankan kestabilan finansial.
Pada akhirnya, hubungan pertemanan yang sehat adalah hubungan yang saling menghargai, termasuk dalam urusan uang.
Selanjutnya: Belajar Mengenal Sejarah Bank Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News