Bugar

Makanan Tinggi Lemak Bisa Mengganggu Aliran Darah ke Otak, Kata Studi

Makanan Tinggi Lemak Bisa Mengganggu Aliran Darah ke Otak, Kata Studi
Reporter: Rezki Wening Hayuningtyas  |  Editor: Rezki Wening Hayuningtyas


MOMSMONEY.ID - Kata studi, makanan tinggi lemak bisa mengganggu aliran darah ke otak. Mari simak ulasan lengkapnya di sini!

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahkan satu kali mengonsumsi makanan tinggi lemak sudah cukup untuk mengganggu aliran darah ke otak. Dampak ini dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko stroke dan demensia dalam jangka panjang.

Sebenarnya, lemak tetap dibutuhkan tubuh. Zat gizi ini merupakan sumber energi padat, membantu membawa vitamin, serta melindungi organ ketika disimpan dalam tubuh. Lemak juga berperan menjaga suhu tubuh tetap stabil.

Secara umum, ada dua jenis lemak utama yang biasa kita konsumsi, yakni  lemak jenuh dan lemak tak jenuh (baik tunggal maupun ganda). Keduanya memiliki struktur kimia berbeda, sehingga efeknya terhadap kesehatan juga tidak sama.

Lemak tak jenuh sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan, sementara lemak jenuh justru banyak terbukti merugikan pembuluh darah dan jantung.

Baca Juga: 20 Cara Melatih Otak untuk Meningkatkan Memori, Kognisi dan Kreativitas

Otak sendiri sangat bergantung pada pasokan darah yang stabil untuk bekerja dengan baik. Darah membawa oksigen dan glukosa yang menjadi bahan bakar utama sel-sel otak.

Untuk menjaga suplai ini tetap lancar meski tekanan darah naik turun sepanjang hari, tubuh memiliki mekanisme yang disebut autoregulasi serebral dinamis. Proses ini berfungsi layaknya peredam kejut, agar aliran darah ke otak tidak terganggu ketika seseorang berdiri, bergerak, atau berolahraga.

Namun, jika mekanisme ini melemah, otak bisa mengalami kekurangan atau kelebihan suplai darah dalam waktu singkat. Jika hal itu terus berulang, risiko stroke dan gangguan kognitif seperti demensia akan meningkat.

Makanan tinggi lemak bisa mengganggu aliran darah ke otak

Melansir dari laman Science Alert, setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kadar lemak dalam darah naik tajam dan biasanya mencapai puncaknya dalam empat jam. Pada periode ini, pembuluh darah menjadi lebih kaku dan sulit melebar. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk otak, ikut terhambat.

Untuk melihat bagaimana kondisi ini memengaruhi otak, tim peneliti dari University of South Wales merekrut 20 pria muda (usia 18–35 tahun) dan 21 pria lanjut usia (60–80 tahun).

Mereka diminta mengonsumsi milkshake dengan kandungan 1.362 kalori dan 130 gram lemak, minuman yang dijuluki peneliti sebagai “bom otak” karena mirip dengan beban lemak dari makanan cepat saji.

Sebelum dan empat jam setelah mengonsumsi minuman tersebut, peneliti mengukur fungsi pembuluh darah dengan dua cara.

Pertama, mereka menilai kemampuan pembuluh darah di lengan untuk melebar ketika aliran darah meningkat, metode yang disebut flow-mediated dilation.

Kedua, mereka menggunakan USG untuk melihat bagaimana pembuluh darah otak merespons perubahan tekanan darah ketika peserta melakukan squat dengan berat badan.

Baca Juga: 12 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Fungsi Otak, Cek Ada Apa Saja!

Hasilnya jelas. Baik pada peserta muda maupun tua, makanan tinggi lemak merusak kemampuan pembuluh darah untuk melebar, sehingga otak lebih sulit menyesuaikan diri dengan perubahan tekanan darah.

Gangguan ini lebih parah sekitar 10% pada kelompok usia lanjut, yang menunjukkan bahwa otak orang tua lebih rentan terhadap efek buruk makanan tinggi lemak.

Profesor Damian Bailey, salah satu penulis studi, menjelaskan, penelitian sebelumnya juga menunjukkan makanan tinggi lemak dapat meningkatkan radikal bebas, molekul berbahaya yang merusak sel, serta menurunkan kadar oksida nitrat, yang berfungsi menjaga pembuluh darah tetap rileks dan terbuka. Kondisi inilah yang diduga memperburuk aliran darah ke otak.

Hasil studi ini menunjukkan, bahkan satu kali konsumsi makanan tinggi lemak bisa memberikan efek nyata pada tubuh. Jika pola ini terus berulang, risiko stroke, penurunan daya ingat, dan penyakit neurodegeneratif tentu akan meningkat, terutama pada orang yang sudah berusia lanjut.

Baca Juga: 11 Macam Makanan Terbaik untuk Kesehatan Otak Menurut Para Ahli

Karena itu, penting untuk membatasi asupan lemak jenuh. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) merekomendasikan agar pria tidak mengonsumsi lebih dari 30 gram lemak jenuh per hari, sedangkan wanita sebaiknya tidak lebih dari 20 gram.

Para ahli menekankan bahwa sebagian besar waktu kita sebenarnya dihabiskan dalam kondisi setelah makan, yaitu beberapa jam usai makanan masuk ke tubuh saat kadar lemak dalam darah sedang tinggi. Pada masa ini, pembuluh darah harus bekerja ekstra, sehingga kemungkinan terjadinya gangguan menjadi lebih besar.

Demikianlah ulasan tentang makanan tinggi lemak bisa mengganggu aliran darah ke otak kata studi. Penelitian menunjukkan, makanan tinggi lemak jenuh dapat membuat pembuluh darah lebih kaku dan menghambat aliran darah ke otak, terutama pada orang lanjut usia yang lebih rentan terhadap dampaknya.

Kondisi ini, jika sering terjadi, bisa meningkatkan risiko stroke, gangguan daya ingat, hingga penyakit neurodegeneratif. Oleh karena itu, membatasi asupan lemak jenuh sesuai anjuran ahli menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh.

Untuk menjaga kesehatan otak dan jantung, para pakar menyarankan mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh ganda. Jenis lemak ini banyak terdapat pada ikan berlemak seperti salmon, kacang kenari, dan biji-bijian.

Asupan rutin dari sumber lemak sehat terbukti mendukung elastisitas pembuluh darah serta kesehatan otak dalam jangka panjang.

Baca Juga: 7 Makanan dan Minuman Terburuk untuk Otak Anda, Bisa Turunkan Daya Ingat!

Selanjutnya: Menkeu Purbaya: Pemerintah Akan Analisis Sebelum Putuskan Penyesuaian Cukai Rokok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News