Bugar

Apa itu Diet Ketogenik ya? Berikut Penjelasan Lengkapnya untuk Anda

Apa itu Diet Ketogenik ya? Berikut Penjelasan Lengkapnya untuk Anda

MOMSMONEY.ID - Banyak ditanyakan, apa itu diet ketogenik ya? Mari simak penjelasan lengkapnya di sini.

Di tengah maraknya tren hidup sehat, berbagai metode diet pun bermunculan. Salah satu yang paling populer dalam beberapa tahun terakhir adalah diet ketogenik atau yang lebih dikenal sebagai diet keto.

Tak sedikit orang yang telah mencobanya dan mengklaim berhasil menurunkan berat badan secara signifikan.

Mengutip dari Healthline, banyak penelitian juga telah menunjukkan, pola makan seperti ini bisa membantu menurunkan berat badan sekaligus meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Bahkan, diet ketogenik juga berpotensi memberikan manfaat dalam membantu menangani beberapa kondisi serius, seperti diabetes, kanker, epilepsi, dan penyakit Alzheimer.

Lemak bukanlah musuh, kata Mark Hyman, MD, Direktur Medis di Pusat Kedokteran Fungsional Cleveland Clinic.

"Lemak memainkan peran penting dalam pola makan kita dan merupakan landasan diet ketogenik yang semakin populer," kata Hyman, dikutip dari laman Cleveland Clinic.

Tapi, sebenarnya apa itu diet ketogenik? Bagaimana cara kerjanya? Dan apakah aman untuk semua orang?

Artikel ini akan mengupas tuntas semua hal penting seputar diet ketogenik. Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mencoba diet ini, mari pahami dulu konsepnya secara menyeluruh.

Baca Juga: 28 Camilan Sehat untuk Diet Menurunkan Berat Badan yang Enak

Apa itu Diet Ketogenik?

Diet ketogenik adalah pola makan yang sangat rendah karbohidrat dan tinggi lemak, mirip dengan diet Atkins atau diet rendah karbohidrat lainnya. Inti dari diet ini adalah mengurangi konsumsi karbohidrat secara drastis lalu menggantinya dengan lemak.

Hal ini membuat tubuh masuk ke kondisi yang disebut ketosis, yaitu ketika tubuh mulai membakar lemak sebagai sumber energi utama, bukan lagi karbohidrat.

Saat tubuh dalam kondisi ketosis, hati akan menghasilkan zat yang disebut keton, yang bisa digunakan sebagai energi, termasuk oleh otak.

Diet ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tapi juga dapat menurunkan kadar gula darah dan insulin, serta membawa berbagai manfaat kesehatan lainnya.

Kesimpulannya, diet keto adalah pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang mengubah cara tubuh menghasilkan energi, dari mengandalkan karbohidrat menjadi menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama.

Apa saja jenis diet ketogenik?

Ada beberapa jenis diet ketogenik, berikut ini beberapa di antaranya:

  • Diet ketogenik standar (SKD): Ini adalah jenis yang paling umum dan direkomendasikan. Polanya terdiri dari 70% lemak, 20% protein, dan hanya 10% karbohidrat.
  • Diet keto siklus (CKD): Pola makan ini mengatur hari-hari tertentu untuk mengonsumsi karbohidrat lebih banyak, misalnya 5 hari diet keto dan 2 hari konsumsi karbohidrat tinggi.
  • Diet keto yang ditargetkan (TKD): Menambahkan asupan karbohidrat hanya sebelum atau sesudah latihan fisik.
  • Diet keto tinggi protein: Hampir sama dengan versi standar, tapi dengan kandungan protein lebih banyak, sekitar 60% lemak, 35% protein, dan 5% karbohidrat.

Meskipun ada beberapa variasi, diet ketogenik standar dan tinggi protein adalah yang paling banyak diteliti dan aman untuk diikuti oleh pemula.

Baca Juga: Inilah Pilihan Buah yang Bagus Dikonsumsi saat Diet Menurunkan Berat Badan

Apakah diet ketogenik bisa menurunkan berat badan?

Ya, diet ketogenik terbukti efektif untuk menurunkan berat badan dan mengurangi risiko penyakit tertentu. Bahkan, beberapa studi menunjukkan, hasil penurunan berat badan dari diet keto bisa lebih baik dibandingkan diet rendah lemak.

Menariknya, karena makanan dalam diet keto membuat kenyang lebih lama, Anda tidak perlu terlalu sibuk menghitung kalori.

Sebuah studi gabungan dari 13 penelitian menunjukkan, diet keto bisa membantu penurunan berat badan yang lebih besar dengan rata-rata 0,9 kg lebih banyak dibandingkan dengan diet rendah lemak. Selain itu, diet ini juga bisa menurunkan tekanan darah dan kadar trigliserida.

Dalam penelitian lain selama 8 minggu pada orang dewasa, kelompok yang mengikuti diet keto kehilangan hampir lima kali lebih banyak lemak tubuh dibandingkan kelompok yang menjalani diet rendah lemak.

Apakah diet ketogenik aman untuk penderita diabetes?

Karena diet ketogenik membantu mengurangi lemak tubuh — yang sangat berpengaruh terhadap diabetes tipe 2 dan pradiabetes — maka pola makan ini bisa sangat bermanfaat bagi penderita kondisi tersebut.

Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas insulin bisa meningkat hingga 75% setelah menjalani diet keto. Dalam studi lain yang dilakukan pada penderita diabetes tipe 2, diet ini terbukti mampu menurunkan kadar HbA1c.

Selain itu, dalam penelitian selama 2 tahun terhadap 349 orang dengan diabetes tipe 2, mereka yang menjalani diet keto mengalami penurunan berat badan rata-rata sebesar 11,9 kg.

Tidak hanya berat badan yang turun, tetapi kadar gula darah mereka juga menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan.

Baca Juga: 16 Makanan untuk Orang Diet Menurunkan Berat Badan yang Terbaik dan Sehat

Manfaat lain diet ketogenik

Selain bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan mengelola diabetes, diet ketogenik juga memiliki potensi membantu berbagai kondisi kesehatan lainnya, seperti:

  • Penyakit jantung: Diet ini dapat membantu menurunkan kadar gula darah, tekanan darah, dan lemak tubuh, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
  • Kanker: Saat ini sedang diteliti sebagai terapi pendukung karena ada indikasi bahwa diet keto bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker.
  • Alzheimer: Beberapa studi menunjukkan bahwa diet ini dapat membantu mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.
  • Epilepsi: Sudah terbukti efektif dalam mengurangi frekuensi kejang, terutama pada anak-anak dengan epilepsi yang sulit diobati.
  • Penyakit Parkinson: Penelitian awal menunjukkan adanya kemungkinan perbaikan gejala saat menjalani diet keto.
  • PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik): Diet ini bisa membantu menurunkan kadar insulin, yang merupakan salah satu faktor utama dalam kondisi PCOS.
  • Cedera otak traumatis: Ada potensi bahwa diet keto bisa membantu proses pemulihan setelah cedera otak.

Meski menjanjikan, penting untuk diingat bahwa manfaat-manfaat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya dalam jangka panjang.

Makanan apa yang harus dihindari dalam diet ketogenik?

Agar berhasil menjalani diet keto, Anda harus menghindari makanan tinggi karbohidrat, seperti:

  • Gula, seperti soda, permen, kue, es krim
  • Biji-bijian dan pati, seperti nasi, roti, pasta, sereal
  • Sebagian besar buah (kecuali beri dalam jumlah kecil)
  • Kacang-kacangan dan polong-polongan, seperti kacang merah, lentil, buncis
  • Sayuran bertepung, seperti kentang, wortel, ubi
  • Produk rendah lemak dan makanan diet
  • Saus seperti saus tomat, saus BBQ, saus teriyaki
  • Minyak nabati olahan dan alkohol
  • Makanan bebas gula yang mengandung pemanis buatan

Intinya, hindari sumber karbohidrat tersembunyi dan konsumsilah makanan tinggi lemak sehat dan protein sedang.

Baca Juga: 5 Resep Salad Sayur yang Mudah Dibuat dan Enak untuk Diet Tubuh

Makanan yang bisa dikonsumsi saat menjalani diet ketogenik

Berikut adalah jenis makanan yang bisa Anda konsumsi saat menjalani diet keto:

  • Daging merah seperti sapi, steak, ham, sosis, bacon, ayam, dan kalkun.
  • Ikan seperti salmon, tuna, trout, atau makarel yang tinggi kandungan lemak sehat.
  • Telur utuh, terutama yang berasal dari ayam yang diberi makan alami atau yang diperkaya omega-3, sangat dianjurkan.
  • Mentega dan krim.
  • Keju yang tidak diproses seperti cheddar, keju kambing, keju biru, krim keju, atau mozzarella.
  • Almond, kenari, biji chia, biji labu, dan biji rami.
  • Minyak zaitun extra virgin atau minyak alpukat.
  • Alpukat.
  • Sayuran rendah karbohidrat, seperti bayam, selada, tomat, paprika, dan bawang.

Itulah ulasan lengkap terkait apa itu diet ketogenik. Diet ketogenik adalah pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang membuat tubuh beralih membakar lemak sebagai sumber energi utama.

Proses ini disebut ketosis, di mana tubuh menghasilkan keton sebagai bahan bakar alternatif, termasuk untuk otak.

Selain membantu menurunkan berat badan, diet ini juga berpotensi memberikan manfaat bagi kadar gula darah dan kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga: Mau Cepat Kurus? Ini Cara Diet Sehat dan Efektif yang Layak Anda Coba

Selanjutnya: Pinnacle Investment Catat Dana Kelolaan Rp 2,5 Triliun per Juni 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News