MOMSMONEY.ID - Harga diri atau self-esteem mengacu pada cara kita melihat diri sendiri yang pada gilirannya akan memengaruhi perilaku dan keputusan kita. Dengan harga diri yang tinggi, itu akan mendorong kita untuk melewati tantangan, mencoba hal baru, dan percaya pada diri sendiri.
Sebagai orang tua, sangat disarankan bagi Anda untuk menumbuhkan harga diri yang positif pada anak-anak Anda sedari dini. Sebaliknya, hindarilah perilaku-perilaku yang secara tidak sadar dapat berdampak negatif bagi harga diri anak.
Melansir Psychology Today, inilah 4 contoh perilaku orang tua yang bisa menurunkan harga diri anak dengan mudah.
Baca Juga: Supaya Anak Menjadi Pribadi yang Sabar, Ini Dia 5 Tipsnya!
1. Berteriak
Kebanyakan dari kita tentu pernah berteriak. Apabila kebiasaan berteriak terus Anda bawa bahkan sampai Anda menjadi orang tua, itu akan menunjukkan kontrol impuls yang buruk melalui amarah dengan tujuan melemahkan anak Anda. Tatkala Anda berusaha mendisiplinkan anak dengan cara berteriak, Anda hanya akan menindas mereka alih-alih mengembalikannya ke jalur yang seharusnya.
Meskipun Anda merasa seolah-olah telah berhasil membuat anak Anda menghentikan perilaku ofensif mereka, faktanya teriakan yang Anda lontarkan kepada anak hanya menawarkan perbaikan jangka pendek serta bisa membuat mereka terus-menerus merasa kurang.
Yang paling parah, kebiasaan meneriaki anak bisa mengganggu kemampuan mereka untuk melakukan percakapan yang konstruktif saat berusaha memecahkan masalah, mengatasi konflik, dan membangun harga diri.
2. Mengungkit kesalahan anak
Setelah masalah atau konflik dengan anak selesai, hindari untuk terus-menerus menyebutkannya kembali. Anak-anak harus diizinkan untuk memulai segala sesuatunya dari awal lagi dengan bersih. Apabila orang tua selalu mengungkit kesalahan masa lalu anak, itu akan mengajarkan mereka untuk menyimpan dendam dalam jangka waktu yang lama.
Pastikan anak-anak Anda tahu bahwa masalah yang sudah selesai merupakan bagian dari masa lalu. Dibandingkan terus membahas kesalahan anak, sebaiknya berfokuslah untuk memperkuat perilaku dan pilihan positif mereka ke depannya. Dengan begini, perasaan anak tentang diri mereka sendiri akan semakin baik.
Selain itu, berfokus pada perilaku dan pilihan positif anak juga akan mendorong mereka untuk tidak mengulangi pilihan masa lalu yang buruk sekaligus menjauhkan mereka dari perhatian yang negatif.
3. Membuat anak merasa bersalah
Orang tua yang menggunakan rasa bersalah untuk mengendalikan anak-anak mereka dapat membuat sang anak merasa diasingkan.
Saat Anda sering melemparkan pertanyaan yang memojokkan anak seperti “Apakah kamu tahu seberapa malu perasaanku ketika melihat nilaimu yang sangat buruk?” atau “Tidakkah kamu menyadari bahwa kamu telah merusak kepercayaanku?”, besar kemungkinan anak akan merasa gelisah dan enggan untuk berlama-lama di rumah.
Tidak peduli seberapa keras Anda mencoba untuk membentuk anak, pada akhirnya mereka tidak bisa memenuhi setiap ekspektasi Anda mengingat anak pun memiliki keterbatasan. Alih-alih menghujani anak dengan rasa bersalah, cobalah untuk mengesampingkan ego Anda yang terluka akibat perilaku anak dan tetap berikan apa yang memang mereka butuhkan yaitu dukungan dan pengertian. Terapkanlah pendekatan yang tenang, tegas, dan tidak mengontrol supaya anak Anda mau terbuka kepada Anda sekaligus terhindar dari hal-hal destruktif.
4. Berbicara sarkasme
Sarkasme terjadi saat Anda mengatakan hal-hal yang menyiratkan kebalikan dari apa yang sebenarnya Anda maksud melalui nada suara Anda. Contohnya, Anda mengatakan “Oh, bukankah kamu cerdas?” kepada anak Anda ketika mereka membuat suatu pilihan yang buruk.
Faktanya, menerapkan gaya bicara sarkasme dapat menyakiti perasaan anak serta mempermalukan diri mereka. Dengan merendahkan anak melalui sarkasme, itu akan sekaligus menciptakan hambatan bagi orang tua untuk mencoba berkomunikasi secara efektif dengan anak.
Moms, selain dapat berdampak negatif bagi harga diri anak, keempat perilaku di atas juga bisa meningkatkan perilaku menantang pada mereka lho. Akibat dari perilaku-perilaku tersebut, anak akan cenderung memendam perasaan mereka dan dapat menyerang Anda suatu hari dengan cara yang menyakitkan serta mengecewakan secara emosional. Jadi, yuk evaluasi diri sebelum terlambat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News