MOMSMONEY.ID - Simak yuk, kenapa reksadana pasar uang bisa jadi pilihan aman buat kamu yang pengin investasi stabil di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.
Kondisi ekonomi global yang naik-turun bikin banyak orang mulai cari cara aman untuk menumbuhkan uang tanpa risiko besar. Salah satu pilihan yang lagi naik daun adalah reksadana pasar uang (RDPU).
Melansir dari OCBC, RDPU termasuk jenis reksa dana dengan tingkat risiko paling rendah dibandingkan dengan instrumen lain seperti saham atau obligasi jangka panjang.
Uang investor dikelola oleh manajer investasi profesional dan ditempatkan pada instrumen pasar uang seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), atau obligasi jangka pendek.
“Reksadana pasar uang dapat menjadi solusi bagi investor yang ingin tetap tumbuh di tengah kondisi pasar yang tidak pasti,” sebut OCBC dalam laman resminya.
RDPU sering disebut sebagai “investasi aman rasa deposito,” karena tetap memberikan potensi imbal hasil yang menarik, tapi dengan tingkat risiko yang sangat terkendali.
Baca Juga: Mata Uang Asia Menguat Kamis (16/10), Baht Thailand dan Won Korea Pimpin Kenaikan
Keuntungan berinvestasi di reksadana pasar uang
1. Risikonya rendah dan stabil
Karena RDPU berisi instrumen jangka pendek seperti deposito atau obligasi di bawah satu tahun, nilainya cenderung stabil dan tidak banyak terpengaruh gejolak pasar.
2. Likuid dan mudah dicairkan
RDPU cocok untuk kamu yang butuh fleksibilitas. Dana bisa dicairkan kapan saja tanpa terkena penalti besar seperti deposito.
3. Imbal hasil lebih menarik dari tabungan biasa
Meskipun tergolong aman, hasil dari RDPU umumnya lebih tinggi dibanding bunga tabungan atau deposito di bank. Cocok untuk parkir dana jangka pendek.
4. Pas untuk investor pemula
Modal awalnya kecil (bisa mulai dari Rp10 ribu saja), dan kamu nggak perlu pusing memantau pergerakan harga setiap hari.
Risiko yang tetap perlu diperhatikan
Meskipun tergolong aman, RDPU tetap punya risiko yang harus dipahami sejak awal agar kamu bisa berinvestasi dengan bijak:
- Risiko suku bunga, perubahan suku bunga bisa memengaruhi imbal hasil dari deposito dan obligasi jangka pendek.
- Risiko kredit, bisa terjadi jika penerbit obligasi gagal bayar pokok atau bunga saat jatuh tempo.
- Risiko likuiditas, kadang aset dasar RDPU sulit dijual sehingga pencairan dana butuh waktu lebih lama.
- Risiko konsentrasi, jika dana terlalu terfokus di satu penerbit obligasi, dampak risikonya bisa lebih besar.
- Risiko regulasi, perubahan peraturan pemerintah dapat berpengaruh pada pengelolaan reksa dana.
Bahkan deposito bank pun sebenarnya punya risiko tersendiri tergantung di mana dana ditempatkan. Jadi, memahami setiap risiko sejak awal itu penting banget.
Baca Juga: 7 Perbedaan Paylater dan Pinjol yang Sering Disalahpahami, Ini Penjelasan Lengkapnya
Cara bijak memilih RDPU yang tepat
1. Pahami tujuan investasi
Mau buat dana darurat atau simpanan jangka pendek? Tentukan dulu supaya kamu bisa memilih produk RDPU yang paling pas.
2. Baca prospektus dan fund fact sheet
Dokumen ini berisi rincian aset yang diinvestasikan, strategi manajer investasi, hingga profil risikonya.
3. Diversifikasi investasi
Meski RDPU aman, sebaiknya jangan taruh semua dana di satu produk. Campur dengan jenis investasi lain untuk jaga keseimbangan risiko.
4. Pilih manajer investasi bereputasi baik
Pastikan produk RDPU dikelola oleh lembaga resmi yang terdaftar dan diawasi OJK, biar investasimu benar-benar aman.
Pandangan pakar, RDPU jadi primadona di tengah ketidakpastian
Banyak analis menilai kalau RDPU kini makin populer di kalangan investor ritel. Alasannya, produk ini dianggap jadi pilihan paling logis untuk menjaga nilai uang di tengah kondisi ekonomi yang belum menentu.
Beberapa investor juga menjadikan RDPU sebagai tempat transit sementara, sambil menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke instrumen berisiko lebih tinggi seperti saham.
Reksa Dana Pasar Uang memang bukan investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Tapi kalau kamu mencari cara aman untuk menumbuhkan uang tanpa deg-degan tiap kali baca berita ekonomi, RDPU bisa jadi pilihan ideal.
Kuncinya ada di pemahaman dan kesabaran. Pelajari produk sebelum membeli, pahami risiko, dan pilih manajer investasi terpercaya. Dengan cara itu, kamu bisa mulai berinvestasi dengan tenang dan tetap punya peluang cuan stabil di tengah gejolak ekonomi.
Selanjutnya: Bank Sentral Israel Tak Terburu-buru Turunkan Suku Bunga Meski Gencatan Senjata Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News