MOMSMONEY.ID - Simak sejarah Bank Indonesia (BI) yang jarang dibahas dan perannya dalam menjaga nilai rupiah serta stabilitas ekonomi Indonesia hingga sekarang.
Bank Indonesia sering muncul dalam berita soal suku bunga, inflasi, atau nilai tukar rupiah. Namun, tak banyak yang benar benar memahami bagaimana perjalanan panjang lembaga ini hingga menjadi bank sentral seperti sekarang.
Sejarah Bank Indonesia bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi berkaitan langsung dengan kondisi ekonomi yang dirasakan masyarakat hari ini.
Pemahaman ini penting, terutama di tengah tantangan ekonomi global yang terus berubah. Melansir dari OCBC, Bank Indonesia memiliki peran strategis sejak awal berdirinya negara hingga era ekonomi modern saat ini.
“Sejarah Bank Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perjuangan bangsa dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan ekonomi,” mengutip laman OCBC.
Baca Juga: Budgeting Jadi Pondasi Penting Keuangan Kamu Lo, Begini Cara Memulainya
Awal mula Bank Indonesia dari masa kolonial
Jauh sebelum dikenal sebagai Bank Indonesia, lembaga ini bernama De Javasche Bank. Bank tersebut didirikan pada tahun 1828 di Batavia dan berfungsi sebagai bank sirkulasi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Tugas utamanya saat itu adalah mencetak dan mengedarkan uang. Setelah Indonesia merdeka, proses pengambilalihan lembaga keuangan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kedaulatan ekonomi.
Puncaknya terjadi pada 1 Juli 1953, ketika Bank Indonesia resmi berdiri melalui Undang Undang Nomor 11 Tahun 1953.
Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara
Rupiah yang digunakan masyarakat saat ini memiliki sejarah panjang. Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia masih dibanjiri berbagai mata uang asing.
Untuk menegaskan kedaulatan ekonomi, pemerintah menerbitkan Oeang Republik Indonesia pada 30 Oktober 1946. Ketika Bank Indonesia berdiri, tanggung jawab penerbitan uang nasional sepenuhnya berada di bawah bank sentral.
Sejak itu, rupiah menjadi simbol kepercayaan dan identitas ekonomi bangsa yang terus dijaga stabilitasnya.
Peran Bank Indonesia saat ekonomi menghadapi krisis
Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia beberapa kali menghadapi krisis ekonomi besar. Pada tahun 1966, inflasi melonjak hingga ribuan %, membuat daya beli masyarakat anjlok.
Bank Indonesia mengambil peran penting dalam menstabilkan kondisi moneter. Krisis Asia tahun 1998 juga menjadi ujian berat bagi sistem keuangan nasional.
Melalui kebijakan moneter dan langkah restrukturisasi perbankan, Bank Indonesia membantu memulihkan kepercayaan terhadap sektor keuangan.
Independensi Bank Indonesia untuk menjaga kepercayaan
Sejak tahun 1999, Bank Indonesia berstatus sebagai lembaga negara yang independen melalui Undang Undang Nomor 23 Tahun 1999.
Artinya, kebijakan moneter dijalankan tanpa intervensi pihak mana pun. Independensi ini membuat Bank Indonesia bisa fokus menjaga stabilitas nilai rupiah dan inflasi.
Transparansi serta akuntabilitas menjadi kunci utama dalam membangun kepercayaan publik. Hingga kini, independensi tersebut menjadi fondasi penting dalam sistem keuangan Indonesia.
Baca Juga: 10 Kebiasaan Finansial yang Tanpa Disadari Menghambat Kemapanan Hidup
Museum Bank Indonesia sebagai pusat literasi ekonomi
Tidak banyak yang tahu bahwa Bank Indonesia memiliki museum di kawasan Kota Tua Jakarta. Museum Bank Indonesia menyimpan koleksi uang kuno, dokumen bersejarah, hingga visual perjalanan ekonomi nasional.
Tempat ini bukan hanya sekadar museum, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat. Pengunjung bisa memahami bagaimana sistem keuangan Indonesia berkembang dari masa ke masa.
Bagi generasi muda dan dewasa, museum ini menjadi jendela untuk melihat peran penting bank sentral dalam kehidupan sehari hari.
Sejarah Bank Indonesia menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi tidak tercipta dalam waktu singkat. Semua melalui proses panjang, penuh tantangan, dan membutuhkan kepercayaan publik.
Dari masa kolonial hingga era digital, Bank Indonesia terus berperan menjaga nilai rupiah dan kestabilan ekonomi nasional. Pemahaman sejarah ini penting agar masyarakat lebih sadar akan dinamika ekonomi yang terjadi.
Melalui literasi yang baik, masyarakat dapat berperan aktif menjaga perekonomian Indonesia tetap kuat dan berkelanjutan.
Selanjutnya: Harga Minyak Dunia Naik Senin (22/12) Pagi: Brent ke US$ 60,91 & WTI ke US$ 56,92
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News