MOMSMONEY.ID - Begini, lho, panduan diet IF untuk pemula yang disebut bisa turunkan berat badan. Mau coba?
Di tengah beragamnya metode diet yang bermunculan, Intermittent Fasting atau diet IF menjadi salah satu yang paling populer dalam beberapa tahun terakhir.
Tak hanya karena dianggap ampuh menurunkan berat badan, tapi juga karena manfaat kesehatannya yang lebih luas, mulai dari pengendalian gula darah hingga peningkatan fungsi otak.
Diet IF bukan sekadar tentang apa yang Anda makan, melainkan kapan Anda makan. Konsep ini sederhana, tetapi dampaknya bisa signifikan jika dijalankan dengan benar.
Untuk Anda yang baru ingin mencoba diet IF, memahami cara kerja, jenis-jenis pola puasa, serta tips menjalankannya sangat penting agar mendapatkan hasil yang optimal tanpa mengganggu kesehatan. MomsMoney akan mengulas tentang panduan diet IF untuk pemula. Simak, yuk!
Baca Juga: Benarkah Susu Kedelai Bagus untuk Diet Tubuh? Ini Jawabannya
Apa Itu Diet IF?
Intermittent fasting atau diet IF adalah pola makan yang mengatur waktu kapan Anda makan dan kapan Anda berhenti makan. Jadi, ini bukan jenis diet yang membatasi jenis makanan tertentu, tetapi lebih ke cara mengatur waktu makan dalam sehari atau seminggu.
Metode IF paling umum adalah pola 16/8, yaitu berpuasa selama 16 jam dan hanya makan dalam jendela waktu 8 jam. Ada juga yang memilih puasa 24 jam sebanyak satu atau dua kali dalam seminggu.
Diet IF semakin populer karena dianggap tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan.
Manusia sebenarnya sudah terbiasa dengan pola puasa sejak zaman dulu, terutama saat makanan sulit didapat. Selain itu, puasa juga dilakukan sebagai bagian dari ibadah dalam berbagai agama seperti Islam, Kristen, Yahudi, dan Buddha.
Baca Juga: Benarkah Oatmeal Bagus Dikonsumsi saat Diet? Ini Jawabannya
Panduan Diet IF untuk Pemula
Melansir dari laman Healthline, beginilah cara melakukan diet IF untuk pemula:
- Metode 16/8: Hanya makan dalam waktu 8 jam, misalnya pukul 12 siang – 8 malam, dan puasa selama 16 jam.
- Makan-berhenti-makan: Berpuasa selama 24 jam, satu atau dua kali seminggu.
- Metode 5:2: Makan seperti biasa selama 5 hari dan membatasi asupan kalori (500–600 kalori) selama 2 hari lainnya.
Selama masa puasa, Anda tidak makan sama sekali, tetapi tetap boleh minum air putih, teh tanpa gula, atau kopi hitam.
Diet IF sering membuat seseorang secara alami makan lebih sedikit kalori. Inilah yang berkontribusi pada penurunan berat badan.
Apa yang Terjadi di Tubuh Selama Diet IF?
Saat Anda berpuasa, tubuh mengalami beberapa perubahan positif:
- Hormon pertumbuhan (HGH) produksinya meningkat, membantu membakar lemak dan membentuk otot.
- Kadar insulin menurun, membuat tubuh lebih mudah membakar lemak.
- Tubuh memulai proses pembersihan sel, termasuk menghilangkan protein yang rusak (autophagy).
- Diet IF dapat mengaktifkan gen yang berkaitan dengan umur panjang dan perlindungan dari penyakit.
Baca Juga: Benarkah Buah Alpukat Bagus untuk Diet? Ini Faktanya
Manfaat Kesehatan Diet IF
Banyak orang mencoba diet IF karena ingin menurunkan berat badan. Dengan waktu makan yang terbatas, Anda secara alami cenderung makan lebih sedikit. Selain itu, diet IF meningkatkan hormon pembakar lemak seperti norepinefrin, yang bisa mempercepat metabolisme.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet IF bisa mengurangi berat badan sekitar 0,8% hingga 13% dari berat awal. Namun, penting diingat, jika Anda tetap makan berlebihan di waktu makan, hasilnya mungkin tidak efektif.
Selain membantu menurunkan berat badan, IF juga punya potensi manfaat lain:
- Menurunkan resistensi insulin, mengontrol kadar gula darah dan menurunkan risiko diabetes tipe 2.
- Menurunkan penanda peradangan, yang berkaitan dengan berbagai penyakit kronis.
- Meningkatkan hormon BDNF yang mendukung pertumbuhan sel saraf baru dan perlindungan otak.
Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar penelitian masih berskala kecil, berlangsung singkat, atau dilakukan pada hewan, sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia.
Baca Juga: Begini 18 Cara Diet Tanpa Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan Berlebih
Siapa yang Perlu Waspada Saat Melakukan Diet IF?
Diet IF tidak cocok untuk semua orang. Anda sebaiknya tidak menjalani IF tanpa pengawasan dokter jika:
- Anda memiliki berat badan terlalu rendah
- Memiliki riwayat gangguan makan
- Sedang hamil atau menyusui
- Sedang mencoba hamil
- Mengalami gangguan gula darah atau tekanan darah rendah
- Sedang mengonsumsi obat tertentu
Beberapa wanita mengalami gangguan hormon setelah menjalani diet IF, misalnya menstruasi yang tidak teratur. Karena itu, wanita disarankan lebih berhati-hati dan sebaiknya tidak melakukan IF ekstrem tanpa konsultasi dokter.
Namun, ada juga penelitian yang menunjukkan manfaat IF untuk wanita dengan kondisi tertentu, seperti PCOS (sindrom ovarium polikistik). Yang penting, perhatikan sinyal tubuh. Jika muncul efek negatif seperti menstruasi berhenti, sebaiknya hentikan diet IF.
Baca Juga: Bagaimana Cara Diet yang Benar untuk Menurunkan Berat Badan?
Efek Samping Diet IF yang Perlu Diketahui
Efek samping yang paling umum di awal menjalani diet IF adalah rasa lapar, lemas, dan sulit konsentrasi. Ini biasanya bersifat sementara, sampai tubuh menyesuaikan diri dengan pola makan baru.
Pastikan Anda tetap menjaga kualitas makanan saat makan, cukup minum air putih, dan tidur cukup agar IF berjalan aman dan efektif.
Demikianlah ulasan tentang panduan diet IF untuk pemula. Diet IF adalah pola makan fleksibel yang dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan.
Meskipun sederhana secara konsep, hasilnya bisa sangat positif jika dilakukan dengan tepat. Bagi pemula, mulailah secara bertahap dan dengarkan tubuh Anda.
Dan yang paling penting, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu.
Baca Juga: Manfaat Minum Teh Hijau untuk Diet Menurunkan Berat Badan
Selanjutnya: Rekomendasi HP Samsung 2 Jutaan Terbaik Mei 2025, Cek Spesifikasi Lengkapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News