MOMSMONEY.ID - Aktor Bruce Willis kini tengah berjuang melawan demensia frontotemporal (FTD), yang kabarnya membuat pemeran utama film Die Hard ini tak lagi bisa bicara, membaca, bahkan berjalan.
Pada Maret 2022, Bruce Willis resmi pensiun dari dunia akting setelah didiagnosis mengidap afasia, gangguan komunikasi yang memengaruhi kemampuan berbicara dan memahami bahasa.
Selang setahun, keluarganya mengumumkan, kondisi Bruce Willis berkembang menjadi demensia frontotemporal.
Apa itu demensia frontotemporal?
Mengutip laman Mayo Clinic, demensia frontotemporal adalah istilah umum untuk sekelompok penyakit otak yang terutama memengaruhi lobus frontal dan temporal otak. Area otak ini berkaitan dengan kepribadian, perilaku, dan bahasa.
Pada demensia frontotemporal, bagian-bagian lobus ini menyusut, yang dikenal sebagai atrofi. Gejalanya bergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh.
Baca Juga: Yuk, Coba Main 4 Game Ponsel Ini untuk Asah Ketajaman Otak buat Semua Umur
Beberapa orang dengan demensia frontotemporal mengalami perubahan kepribadian. Mereka menjadi tidak nyaman secara sosial dan mungkin impulsif atau acuh tak acuh secara emosional. Yang lain kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan benar.
Demensia frontotemporal dapat salah didiagnosis sebagai kondisi kesehatan mental atau penyakit Alzheimer. Namun, FTD cenderung terjadi pada usia yang lebih muda daripada penyakit Alzheimer.
"FTD atau demensia frontotemporal adalah penyakit neurodegeneratif paling umum pada orang di bawah usia 65 tahun," kata Dr. Bruce Miller, Professor of Neurology dan Founding Director of the Global Brain Health Institute, dikutip dari news.uchicago.edu.
Ini cukup mengejutkan, Bruce Miller mengungkapkan, karena kebanyakan orang belum pernah mendengar tentang penyakit ini.
"Usia rata-rata pada populasi yang saya teliti adalah sekitar 50 tahun. Ini sedikit lebih muda," ungkapnya.
Mereka adalah orang-orang yang bekerja, memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan dan keluarga, dan tiba-tiba mulai menurun dengan cara yang dianggap sangat meresahkan dan misterius.
Baca Juga: 6 Kegiatan untuk Merawat Fungsi Otak Agar Tetap Bekerja Baik sampai Tua
Gejala
Gejala demensia frontotemporal berbeda pada setiap orang. Gejalanya memburuk seiring waktu, biasanya selama bertahun-tahun.
Penderita demensia frontotemporal cenderung memiliki kelompok gejala yang muncul bersamaan. Mereka juga mungkin memiliki lebih dari satu kelompok gejala.
Perubahan perilaku
Gejala demensia frontotemporal yang paling umum meliputi perubahan perilaku dan kepribadian yang ekstrem. Gejala-gejala ini meliputi:
- Perilaku sosial yang semakin tidak pantas
- Hilangnya empati dan keterampilan interpersonal lainnya. Misalnya, tidak peka terhadap perasaan orang lain
- Kurangnya penilaian
- Hilangnya hambatan
- Kurangnya minat, juga dikenal sebagai apatis. Apatis dapat disalahartikan sebagai depresi
- Perilaku kompulsif seperti mengetuk, bertepuk tangan, atau mendecakkan bibir berulang kali
- Penurunan kebersihan pribadi
- Perubahan kebiasaan makan. Penderita FTD biasanya makan berlebihan atau lebih suka makan makanan manis dan karbohidrat
- Memakan benda
- Ingin sekali memasukkan sesuatu ke dalam mulut secara kompulsif
Baca Juga: 12 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Fungsi Otak, Cek Ada Apa Saja!
Gejala bicara dan bahasa
Beberapa subtipe demensia frontotemporal menyebabkan perubahan kemampuan berbahasa atau kehilangan kemampuan bicara.
Subtipe tersebut meliputi afasia progresif primer, demensia semantik, dan afasia agramatik progresif, yang juga dikenal sebagai afasia non-fasih progresif.
Kondisi ini dapat menyebabkan:
- Meningkatnya kesulitan menggunakan dan memahami bahasa tulis dan lisan. Penderita FTD mungkin tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk digunakan dalam percakapan
- Kesulitan menyebutkan nama benda. Penderita FTD mungkin mengganti kata tertentu dengan kata yang lebih umum, misalnya menggunakan "it" untuk pena
- Tidak lagi mengetahui arti kata
- Memiliki ucapan ragu-ragu yang mungkin terdengar seperti pesan yang ingin disampaikan dengan menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata
- Membuat kesalahan dalam membangun kalimat
Kondisi pergerakan
Subtipe langka demensia frontotemporal menyebabkan gerakan yang mirip dengan yang terlihat pada penyakit Parkinson atau sklerosis lateral amiotrofik (ALS).
Selanjutnya: Bidik Pertumbuhan Ekonomi 5,4% di Semester II 2025, Pemerintah Siapkan 4 Jurus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News