Santai

16 Pekerjaan Ini Akan Tetap Bertahan di Tengah Gempuran AI, Simak

16 Pekerjaan Ini Akan Tetap Bertahan di Tengah Gempuran AI, Simak

MOMSMONEY.ID -  Di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat, terutama dengan munculnya kecerdasan buatan (AI), rasanya wajar jika kita sedikit khawatir tentang masa depan karier anak-anak kita, atau bahkan karier kita sendiri. 

Sebuah studi terbaru dari Pew Research menunjukkan ada pekerjaan yang tahan AI dan tetap sangat penting di tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya. 

"Sekitar 52% para profesional di AS khawatir tentang keberadaan AI, selain itu 30%-nya khawatir kehilangan pekerjaan oleh AI. Analisis dari Forum Ekonomi Dunia memperkirakan 85 juta pekerjaan mungkin akan hilang oleh AI, namun 97 juta posisi baru akan bermunculan karena AI." dikutip dari laman Creatept.com

Untuk itu, mari kita selami lebih dalam untuk mengetahui pilihan-pilihan karir yang menjanjikan stabilitas dan pertumbuhan di era digital ini.

Baca Juga: Kekhawatiran Kehilangan Pekerjaan Karena AI Meningkat Tajam di Tahun 2025

1. Perawat praktisi

Siapa bilang AI bisa menggantikan sentuhan manusia dalam merawat orang sakit? Perawat membuktikan sebaliknya. Profesi ini memadukan keahlian medis teknis dengan empati dan kasih sayang yang tulus. 

AI mungkin bisa membantu menganalisis data atau menyarankan diagnosis, tetapi tidak akan pernah bisa membangun kepercayaan pasien, memahami isyarat non-verbal, atau memberikan dukungan emosional yang mendalam seperti yang dilakukan seorang perawat. 

Prospek kerja untuk perawat praktisi sangat cerah, diperkirakan melonjak 45,7% hingga tahun 2032! Gaji rata-rata mereka mencapai sekitar Rp1,9 Miliar per tahun. Ini adalah salah satu pekerjaan yang tahan AI dan sangat menjanjikan.

2. Guru dan pendidik

Sebagai Moms, kita tahu betul pentingnya peran seorang guru dalam membentuk karakter dan kecerdasan anak-anak kita. 

Meskipun aplikasi AI kini dapat membantu personalisasi pembelajaran, bimbingan dan kemampuan beradaptasi seorang guru sejati tidak akan tergantikan. 

Guru menggunakan kecerdasan emosional sejati untuk memahami kebutuhan setiap siswa, membangun kemandirian, dan membantu mereka menghadapi dinamika sosial di kelas. 

Kebutuhan akan pendidik yang berkualitas tetap tinggi, dan pemerintah Inggris sendiri menyatakan bahwa "guru tidak tergantikan". Ini jelas termasuk dalam kategori pekerjaan yang tahan AI yang tak lekang oleh waktu.

3. Ahli gizi

Moms, menjaga asupan nutrisi keluarga adalah prioritas. Dimahkotainya peran ahli gizi menjadi sangat penting. Algoritma mungkin dapat membuat rencana makan umum, tetapi hanya ahli gizi yang dapat memahami latar belakang budaya, preferensi pribadi, dan hubungan emosional seseorang dengan makanan. 

Mereka memberikan konseling empatik dan memotivasi perubahan perilaku melalui hubungan manusiawi yang tulus. Prospek karier untuk ahli gizi diperkirakan tumbuh 7% dari tahun 2023 hingga 2033, dengan rata-rata gaji sekitar Rp1,1 Miliar per tahun. 

Profesi ini jelas merupakan salah satu pekerjaan yang tahan AI karena sifatnya yang sangat personal.

Baca Juga: Peran AI dalam Dunia Kreatif Digital untuk Prospek Bekerja dan Berkarya pada tahun 2025

4. Terapis okupasi

Membantu individu mengatasi tantangan fisik dan mental untuk kembali mandiri dalam aktivitas sehari-hari adalah tugas mulia seorang terapis okupasi. 

Pekerjaan ini adalah salah satu yang paling resistan terhadap otomatisasi, dengan risiko digantikan AI hanya sekitar 0,35% hingga 0,4%. 

Terapis okupasi membangun koneksi yang kuat dengan klien, menyesuaikan metode berdasarkan respons klien, dan memberikan solusi inovatif untuk masalah unik. 

Pertumbuhan lapangan kerja diproyeksikan mencapai 11% dari tahun 2023 hingga 2033, dengan gaji rata-rata sekitar Rp1,4 Miliar per tahun. Ini adalah salah satu pekerjaan yang tahan AI yang berpusat pada pemulihan kualitas hidup.

5. Koreografer

Bagi Moms yang punya anak berbakat di bidang tari, jangan khawatir! Koreografer adalah salah satu profesi artistik yang paling tahan terhadap AI, dengan risiko otomatisasi 0,0%! 

Kreasi gerakan dan ekspresi artistik membutuhkan visi orisinal, pemahaman budaya, dan kemampuan untuk terhubung dengan penampil pada tingkat yang mendalam. 

AI mungkin bisa menganalisis gerakan, tetapi tidak akan pernah bisa menciptakan tarian yang benar-benar inovatif yang menyentuh jiwa. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI karena esensinya adalah kreativitas manusia.

6. Pekerja sosial

Membantu masyarakat yang paling rentan dan membimbing mereka melewati tantangan hidup yang kompleks adalah inti dari pekerjaan pekerja sosial. 

Profesi ini sangat bergantung pada hubungan interpersonal dan kompleksitas emosional yang tidak dapat ditiru oleh AI. Mereka membangun kepercayaan dengan klien, menangani situasi emosional yang sulit dengan empati, dan beradaptasi dengan keadaan unik setiap individu. 

Prospek pertumbuhan pekerjaan sosial diproyeksikan sebesar 7% hingga tahun 2032, dengan gaji tahunan rata-rata sekitar Rp790 Juta. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI karena fondasinya adalah koneksi hati ke hati.

Baca Juga: Kecerdasan Buatan AI Mengubah Kampus? Ini Dampaknya bagi Mahasiswa

7. Tukang listrik (PLN)

Moms mungkin sering mengandalkan tukang listrik untuk berbagai masalah di rumah. Keterampilan teknis yang dipadukan dengan pemecahan masalah langsung menjadikan pekerjaan tukang listrik sangat tahan AI. 

Mereka mendiagnosis masalah kelistrikan yang kompleks, beradaptasi dengan berbagai struktur bangunan, dan menggunakan pemikiran kritis untuk memecahkan masalah unik di lapangan. 

Meskipun AI dapat membantu diagnostik, sentuhan manusia dalam instalasi, perbaikan, dan pemeliharaan tetap krusial. 

Proyeksi pertumbuhan lapangan kerja mencapai 11% hingga tahun 2033, dengan gaji rata-rata sekitar Rp960 Juta per tahun. Ini adalah salah satu pekerjaan yang tahan AI yang sangat dibutuhkan di masyarakat modern.

8. Tukang ledeng

Bapak AI sendiri, Geoffrey Hinton, pernah menyarankan tukang ledeng sebagai salah satu karier paling aman dan tahan masa depan. 

Mengapa? Karena pekerjaan ini melibatkan manipulasi fisik, bekerja di ruang sempit, dan memecahkan masalah tak terduga yang tidak dapat ditangani robot. 

Sistem AI bekerja dalam pengaturan terkontrol, tetapi tidak memiliki kemampuan penalaran spasial manusia. Kebutuhan akan tukang ledeng berkualitas terus meningkat, dengan proyeksi 73.700 pekerjaan baru hingga tahun 2032.

Gaji rata-rata di London mencapai sekitar Rp700 Juta per tahun. Profesi ini adalah pekerjaan yang tahan AI karena sifatnya yang sangat praktis dan tak terduga.

9. Tukang kayu

Dari membangun atap hingga memasang perabotan rumit, pekerjaan tukang kayu membutuhkan perpaduan unik antara keterampilan dan pemecahan masalah spasial yang tidak dapat dipahami oleh sistem AI. 

Pengerjaan kayu berkualitas tinggi menuntut ketangkasan dan keahlian yang berada di luar jangkauan AI. Prospek karier di bidang pertukangan sangat cerah, dengan proyeksi kebutuhan 251.000 pekerja tambahan di Inggris selama empat tahun ke depan. 

Gaji rata-rata tukang kayu di Inggris sekitar Rp900 Juta per tahun. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang akan selalu ada selama konstruksi dan desain tetap ada.

Baca Juga: Tantangan dan Peluang AI dalam Otomatisasi di Dunia Kerja bagi Keluarga

10. Psikolog

Psikolog adalah profesi lain yang sangat bergantung pada koneksi manusia. Meskipun chatbot AI dapat memberikan sumber daya kesehatan mental dasar, mereka tidak memiliki unsur manusiawi esensial yang membuat perawatan psikologis berhasil. 

Psikolog membangun kepercayaan, menawarkan terapi khusus, dan memahami ekspresi emosi yang kompleks. AI tidak dapat menyediakan koneksi dan empati ini. 

Prospek pertumbuhan lapangan kerja psikolog diperkirakan tumbuh hingga 18% antara tahun 2022 dan 2032, dengan gaji rata-rata antara Rp700 Juta hingga Rp1,2 Miliar per tahun. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang esensinya adalah pemahaman jiwa manusia.

11. Manajer sumber daya manusia

Manajer SDM adalah profesi yang memadukan pengetahuan teknologi dengan naluri manusia, menjadikannya hampir kebal terhadap disrupsi AI. 

Risiko otomatisasi mereka hanya 27%. SDM bergantung pada kecerdasan emosional, negosiasi, dan pilihan etis yang tidak dapat ditiru oleh mesin. 

AI mungkin membantu penyaringan kandidat, tetapi sentuhan manusia dalam empati dan komunikasi tetap vital. Lapangan kerja untuk spesialis SDM diproyeksikan tumbuh 8% pada tahun 2033, dengan manajer SDM memimpin dengan tingkat pertumbuhan 12%. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang akan terus menjadi tulang punggung organisasi.

12. Manajer proyek

Manajer proyek unggul dalam memecahkan masalah kompleks dan memimpin tim. Keterampilan ini menjadikan profesi ini siap menghadapi masa depan, bahkan ketika AI mengubah cara kita bekerja. 

AI dapat membuat alur kerja lebih efisien, tetapi manusia tetap penting untuk mengoordinasikan tim, mengelola sumber daya, dan menangani situasi yang tidak jelas. 

Perusahaan akan membutuhkan 25 juta lebih profesional proyek pada tahun 2030, menunjukkan bahwa ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang krusial untuk setiap sektor.

Baca Juga: Begini Cara AI Mempengaruhi Kehidupan Ibu Kedepannya, Simak

13. Dokter bedah

Dalam dunia medis, dokter bedah adalah salah satu spesialisasi yang paling tahan terhadap otomatisasi karena presisi dan keputusan yang dapat menyelamatkan nyawa. 

Pekerjaan mereka menuntut ketangkasan manual, penalaran spasial, dan pengambilan keputusan cepat berdasarkan situasi tak terduga selama operasi. 

Meskipun AI dan sistem robotik membantu perencanaan pra-operasi dan meningkatkan presisi, kemampuan beradaptasi manusia saat komplikasi muncul tidak dapat digantikan. 

Dokter bedah dapat memperoleh penghasilan hingga Rp2,7 Miliar per tahun. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang membutuhkan keahlian tingkat tinggi dan tanggung jawab besar.

14. Dokter hewan

Sebagai Moms, kita tahu hewan peliharaan adalah bagian dari keluarga. Dokter hewan adalah profesi yang tahan AI karena menggabungkan perawatan hewan yang penuh kasih sayang dengan keahlian diagnostik. 

Mereka membangun kepercayaan dengan hewan dan pemiliknya, serta menghadapi pasien yang tidak dapat diprediksi yang membutuhkan respons adaptif. 

Alat AI membantu analisis gambar, tetapi pemeriksaan langsung dan keputusan rumit yang dibuat dokter hewan setiap hari tidak dapat digantikan. 

Lapangan kerja diperkirakan tumbuh 19% dari tahun 2021 hingga 2031, dengan gaji tahunan rata-rata sekitar Rp2,1 Miliar. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang menyatukan sains dan empati.

15. Jurnalis

Di era digital ini, Moms pasti sering membaca berita online. Meskipun AI dapat membantu menyusun artikel dasar, jurnalisme sejati tetap membutuhkan elemen manusia yang unik. 

Jurnalis membangun hubungan dengan narasumber, mendapatkan kepercayaan pelapor, menjelajah wilayah berbahaya, dan menerapkan penilaian etis serta kepekaan budaya saat melaporkan topik sensitif. Pembaca lebih menyukai berita yang ditulis manusia. 

Prospek kerja di bidang media dan komunikasi diperkirakan akan terus berkembang hingga tahun 2033. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang menjaga pilar kebenaran dan informasi.

Baca Juga: Intip Penyebab Utama Berbagai Pekerjaan Kedepan akan Diambil AI

16. Petugas pemadam kebakaran

Profesi yang paling menantang secara teknis dan resistan terhadap AI adalah petugas pemadam kebakaran. Mereka bekerja di lingkungan yang tak terduga seperti hutan yang terbakar atau bangunan yang runtuh, di mana AI atau robot tidak mungkin mengarahkan diri secara real-time. 

Petugas pemadam kebakaran harus membuat keputusan hidup mati yang memerlukan penalaran dan penilaian moral manusia. 

Drone dan teknologi modern lainnya hanyalah alat pendukung. Lowongan pekerjaan di bidang ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dengan proyeksi peningkatan 4% dari tahun 2023 hingga 2033. Ini adalah pekerjaan yang tahan AI yang memerlukan keberanian, kekuatan fisik, dan kemampuan berpikir cepat.

Moms, tidak perlu khawatir berlebihan mengenai dampak AI terhadap pekerjaan. Sebaliknya, kita bisa optimis melihat peluang yang akan muncul. 

Pekerjaan yang tahan AI adalah pekerjaan yang menuntut keterampilan manusia yang unik seperti kecerdasan emosional, kreativitas, pemecahan masalah kompleks, dan interaksi sosial yang mendalam. 

Bidang-bidang seperti layanan kesehatan, seni, keterampilan teknis, dan profesi yang membutuhkan empati tinggi akan terus berkembang. 

Dengan mempersiapkan diri dan anak-anak kita dengan keterampilan yang relevan, kita dapat menghadapi masa depan yang cemerlang dan penuh peluang di era AI ini.

Selanjutnya: Meski Seorang Miliarder, Warren Buffett Masih Lakukan 5 Kebiasaan Kelas Menengah Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News