Santai

Kekhawatiran Kehilangan Pekerjaan Karena AI Meningkat Tajam di Tahun 2025

 Kekhawatiran Kehilangan Pekerjaan Karena AI Meningkat Tajam di Tahun 2025

MOMSMONEY.ID - Kekhawatiran kehilangan pekerjaan karena AI semakin terasa nyata di kalangan pekerja profesional, terutama di bidang digital dan teknologi. 

Di tahun 2025, tren pencarian global menunjukkan peningkatan signifikan pada pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah AI akan menggantikan pekerjaan saya?” 

Bahkan, survei baru mengungkap bahwa hampir separuh karyawan berbasis pengetahuan merasa cemas akan dampak kecerdasan buatan terhadap keberlangsungan karier mereka.

Baca Juga: Peran AI dalam Dunia Kreatif Digital untuk Prospek Bekerja dan Berkarya di 2025

Programmer jadi profesi paling dicemaskan terdampak AI

Melansir dari laman Forbes dalam data terbaru, pencarian “apakah AI akan menggantikan programmer” mencapai angka tertinggi sekitar 5.100 pencarian tiap bulan secara global. 

Tak hanya itu, sekitar 2.800 pencarian lainnya berhubungan dengan alternatif AI untuk pemrograman. Hal ini menunjukkan kekhawatiran mendalam di kalangan pekerja digital. 

Diprediksi, lapangan kerja di bidang ini akan menurun sekitar 10% hingga tahun 2032, seiring perusahaan memilih solusi otomatis yang lebih cepat dan hemat biaya.

Pengembang perangkat lunak masih punya peluang berkembang

Meski tergolong rentan, pengembang perangkat lunak masih memiliki peluang besar. Dengan 2.500 pencarian bulanan dan lebih dari 6.000 pencarian tentang alternatif AI, kekhawatiran tetap tinggi. 

Namun, sektor ini diperkirakan tumbuh hingga 26% pada 2033. Para ahli menilai bahwa kreativitas, logika, dan pemecahan masalah kompleks yang dimiliki manusia tetap tidak tergantikan oleh AI sepenuhnya.

Akuntan menghadapi tantangan digitalisasi dan otomatisasi

Profesi akuntan mencatat 1.500 pencarian terkait kekhawatiran kehilangan pekerjaan karena AI. Meskipun banyak tugas bisa diotomatisasi, seperti perpajakan dan audit, kebutuhan akan penilaian profesional dan komunikasi antar-klien membuat profesi ini tetap relevan. Diprediksi, akan ada peningkatan 6% dalam lapangan kerja akuntansi antara 2022 hingga 2032.

Profesi hukum terdampak AI tapi tetap bertumbuh

Sebanyak 1.300 pencarian bulanan menunjukkan kekhawatiran pengacara akan tergeser oleh AI. Laporan menyebutkan bahwa 44% tugas hukum bisa diotomatisasi. 

Namun, kebutuhan akan penilaian hukum dan pendekatan strategis tetap membuat profesi ini tumbuh sekitar 5% hingga 2033. Mereka yang mampu memanfaatkan AI justru diprediksi akan lebih sukses.

Baca Juga: Kecerdasan Buatan AI Mengubah Kampus? Ini Dampaknya bagi Mahasiswa

Analis data tetap diperlukan untuk interpretasi dan strategi

Dengan 1.000 pencarian bulanan, analis data masuk daftar profesi yang terdampak namun tetap dibutuhkan. AI memang bisa memproses angka dan pola, tapi tidak mampu memahami konteks, intuisi, dan strategi yang biasanya dikuasai manusia. Lapangan kerja analis data diperkirakan tumbuh hingga 23% dalam satu dekade ke depan.

Dokter tetap tak tergantikan karena empati dan pengalaman klinis

Pencarian tentang apakah dokter akan digantikan AI mencapai 900 pencarian bulanan, dan alternatif AI untuk profesi ini bahkan mencapai 16.000 pencarian. 

Meski teknologi membantu dalam diagnosis dan pencitraan, kebutuhan akan kepekaan, komunikasi, dan pengalaman klinis menjadikan profesi ini tetap penting, dengan prediksi pertumbuhan sebesar 4% hingga 2033.

Ilmuwan data beradaptasi dengan peran kolaboratif bersama AI

Ilmuwan data mencatat 800 pencarian tentang kekhawatiran kehilangan pekerjaan karena AI. Namun, sektor ini justru diprediksi tumbuh paling pesat hingga 36%. 

Keterampilan manusia seperti negosiasi, manajemen proyek, dan komunikasi masih menjadi nilai penting dalam pekerjaan ini yang belum dapat digantikan mesin.

Insinyur tetap kuat berkat pemikiran kritis dan kreatif

Sebanyak 700 pencarian bulanan menunjukkan tekanan yang dirasakan insinyur akibat kemajuan AI. Namun, bidang ini tetap diperkirakan tumbuh 11% hingga tahun 2033. 

AI memang bisa mendukung perhitungan teknis, tapi pemikiran kritis dan desain inovatif tetap menjadi ranah kekuatan manusia.

Baca Juga: Tantangan dan Peluang AI dalam Otomatisasi di Dunia Kerja bagi Keluarga

Ahli radiologi tetap diperlukan untuk keputusan klinis

Ahli radiologi menghadapi 450 pencarian bulanan terkait kemungkinan digantikan AI. Walaupun AI membantu dalam pencitraan medis, keputusan akhir tetap membutuhkan kemampuan interpretasi dan pertimbangan klinis yang kompleks. Pertumbuhan lapangan kerja di sektor ini diperkirakan mencapai 6%.

Profesi keamanan siber jadi yang paling tahan terhadap AI

Menariknya, pekerjaan di bidang keamanan siber hanya mencatat 450 pencarian bulanan terkait kekhawatiran digantikan AI. 

Namun pertumbuhannya justru mencapai 33% tertinggi kedua dalam daftar ini. Dalam dunia digital yang makin kompleks, profesional keamanan siber justru menjadi pilar penting yang dibutuhkan perusahaan dan organisasi.

Kekhawatiran kehilangan pekerjaan karena AI bisa diatasi dengan adaptasi

Di tengah melonjaknya kekhawatiran kehilangan pekerjaan karena AI, studi ini menunjukkan bahwa profesi yang mampu beradaptasi dan menjadikan AI sebagai mitra kerja justru akan berkembang pesat. 

Tahun 2025 menjadi momentum bagi para pekerja untuk meningkatkan keterampilan, memahami teknologi, dan berinovasi agar tetap relevan. 

Ketimbang takut, saatnya menjadikan kecerdasan buatan sebagai alat bantu untuk memperkuat potensi manusia, bukan sebagai pengganti mutlak.

Selanjutnya: Harga Saham Orang Terkaya Indonesia Stock Split Hari Ini (15/7), Beli / Jual?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News