Pendidikan

Waspada Media Sosial, AI, & Masa Depan Finansial Mahasiswa dalam Pencarian Kerja

Waspada Media Sosial, AI, & Masa Depan Finansial Mahasiswa dalam Pencarian Kerja

MOMSMONEY.ID - Di tengah dunia kerja yang semakin terdigitalisasi, mahasiswa menghadapi tantangan yang lebih kompleks dari sekadar membangun CV menarik. 

Pemeriksaan latar belakang lewat media sosial kini tak hanya dijalankan oleh pemerintah, seperti kebijakan era Pemerintahan Trump terhadap pemohon visa pelajar, tetapi juga oleh perusahaan yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menyaring pelamar palsu. 

Melansir dari laman Forbes (5/8), akun media sosial pribadi bisa jadi senjata makan tuan dan jika terlalu terbuka, bisa menimbulkan penilaian negatif jika terlalu tertutup, bisa dianggap mencurigakan. 

Dampaknya tidak main-main seperti penolakan visa, batalnya tawaran kerja, hingga ketidakcocokan budaya kerja yang berujung pada kegagalan finansial jangka panjang.

Baca Juga: Mengenal Opal Google Labs Platform Visual untuk Membuat Aplikasi Mini AI Tanpa Kode

Pentingnya jejak digital dalam stabilitas finansial masa depan

Bagi mahasiswa, membangun masa depan finansial tidak cukup hanya dengan menabung atau mencari pekerjaan impian. 

Di era digital saat ini, membentuk jejak digital yang kredibel dan autentik menjadi bagian penting dari strategi keuangan jangka panjang. Menghapus seluruh jejak daring justru bisa menjadi bumerang. 

Perusahaan seperti Tofu dan Ferretly kini memakai AI untuk mendeteksi keaslian pelamar lewat umur akun media sosial, jumlah koneksi LinkedIn, hingga metadata email. 

Artinya, mahasiswa yang menghilang dari ranah digital bisa saja dicurigai sebagai identitas palsu, dan kehilangan peluang kerja yang seharusnya bisa menopang keuangan mereka.

Strategi cerdas digital bagi mahasiswa dan fresh graduate

Agar tidak terjebak dalam dilema “terlalu aktif” atau “terlalu pasif” di media sosial, mahasiswa perlu strategi digital yang bijak:

  • Bangun LinkedIn sejak awal kuliah, jangan menunggu hingga menjelang kelulusan.
  • Gunakan alamat email profesional dan hindari nama akun yang tidak relevan.
  • Kurasi konten pribadi, bukan dengan menghapus seluruhnya, tetapi menampilkan sisi profesional tanpa kehilangan identitas.
  • Hindari komentar sensitif yang bisa menimbulkan bias perekrutan. Langkah ini bukan hanya memperkuat reputasi digital, tetapi juga membuka jalan menuju kestabilan ekonomi pribadi.

Baca Juga: Penggunaan AI di Tempat Kerja Bisa Menurunkan Reputasi Profesional lo, Simak yuk

AI dalam perekrutan: Ancaman atau peluang finansial?

Seiring makin maraknya penggunaan AI dalam proses rekrutmen, mahasiswa harus menyadari bahwa ketidaksiapan digital bisa berarti kehilangan peluang keuangan. 

AI memang bisa menyingkirkan pelamar palsu, tapi tanpa kehadiran digital yang jelas, Anda bisa ikut terdiskualifikasi. 

Oleh karena itu, keuangan masa depan Anda kini tak hanya ditentukan oleh nilai IPK, tapi juga oleh cara Anda membangun dan menjaga citra di dunia maya.

Selanjutnya: Norma: Film Netflix tentang Mertua dan Menantu, Baca Sinopsisnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News