MOMSMONEY.ID - Menyusul dirilisnya peta jalan hidrogen dan amonia nasional oleh pemerintah, Institute for Essential Services Reform atau IESR turut mendorong produksi hidrogen hijau. Namun, IESR menyorot sejumlah tantangan perlu diperhatikan, terutama terkait dengan produsen.
Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Moisturizer Tidak Cocok, Jangan Dipakai Lagi Ya
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, kebutuhan hidrogen diantisipasi akan meningkat. Menanggapi hal ini, menurutnya, minimnya produsen menjadi tantangan.
“Siapa yang mau berinvestasi untuk produksi green hydrogen? Memproduksi (hidrogen hijau) itu memang harus dilakukan di skala besar, tidak bisa skala kecil-kecil, karena bisa menciptakan continuous supply,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/5).
Tak hanya itu, tantangan juga terdapat pada sisi permintaan. “Tentu ada industri yang butuh amonia, industri yang butuh hidrogen, dan lain-lain. Namun, industri-industri tersebut juga sensitif terhadap harga,” ujar Fabby.
Baca Juga: 5 Tips Makeup Anti Cakey untuk Kulit Kering, Setting Spray Kuncinya
Menurutnya, jika ingin mengembangkan hidrogen dalam skala besar, industri harus memiliki rencana besar. Misalnya, industri besi dan baja yang menggunakan teknologi H2-DRI (Hydrogen Direct Reduced Iron).
“Contoh lainnya, amonia untuk shipping. Siapa yang menjadi offtaker-nya? Di Indonesia, demand signal masih rendah,” lanjut Fabby.
Lebih lanjut, tantangan juga ditemukan pada biaya produksi low carbon hydrogen seperti hidrogen hijau dan biru yang relatif mahal.
Oleh karena itu, lanjut Fabby, peta jalan hidrogen dan amonia diharapkan menjadi sinyal positif untuk pengembangan hidrogen di Indonesia.
“Semoga dengan adanya strategi hidrogen dan nasional dan roadmap, technology provider maupun investor tertarik mengembangkan produksi hidrogen di Indonesia, lebih banyak lagi fasilitas yang memproduksi hidrogen,” imbuhnya.
Baca Juga: 4 Tips Memilih Foundation untuk Kulit Sawo Matang agar Wajah Tidak Abu-Abu
Selanjutnya: Wall Street Bersiap Melonjak Setelah AS dan China Sepakati Pemangkasan Tarif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News