Bugar

Cegah Dampak Polusi Udara, Kemenkes Ajak Masyarakat Terapkan 6M dan 1S

Cegah Dampak Polusi Udara, Kemenkes Ajak Masyarakat Terapkan 6M dan 1S

MOMSMONEY.ID - Polusi udara masih tetap jadi persoalan dalam beberapa waktu terakhir. Polusi udara pun bisa berisiko bagi kesehatan. Salah satu dampak yang timbul dari polusi udara yang tak sehat adalah risiko terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Untuk mencegah dampak dari polusi udara ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mengajak masyarakat untuk menerapkan 6M dan 1S. "Untuk upaya pencegahan kita ada strategi 6M dan 1S," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu seperti yang dikutip melalui situs Kemenkes, Senin (28/9).

Berikut ini yang dimaksud dengan strategi 6M dan 1S:
1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website.
2. Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/ tempat umum di saat polusi udara tinggi.
3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan
4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok
5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi
6. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
7. Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan 

Maxi menerangkan, berdasarkan dalam enam bulan terakhir, terjadi peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di Puskesmas maupun di rumah sakit Jabodetabek dimana untuk wilayah DKI Jakarta mencapai 100 ribu kasus/bulan.

Dia pun mengatakan terus dilakukan upaya untuk mengatasi persoalan ini. Tak hanya mengajak masyarakat menerapkan 6M 1S, Kemenkes juga melakukan pemantauan secara real time kasus ISPA yang terjadi di Puskesmas Jabodetabek dan juga kasus Pneumonia yang terjadi di rumah sakit. Selain itu juga telah dibentuk Komite Penanggulangan Penyakit Pernapasan dan Dampak Polusi Udara. Pihaknya juga menginventaris rumah sakit yang bisa melakukan penanganan pneumonia khususnya di Jabodetabek.

Baca Juga: Ada 5 Penyebab Tangan Kesemutan Mendadak beserta Cara Mengatasinya

Sementara itu, Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Pernapasan dan Dampak Polusi Udara Agus Dwi Susanto menyebut berdasarkan survey dari Bappenas tahun 2022, meningkatnya polusi udara berkontribusi terhadap peningkatan kasus ISPA dan Pneumonia di wilayah DKI Jakarta pada periode hampir 10 tahun setelah dilakukan riset. 

Selain itu Agus juga mengatakan, dari hasil survei Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, penyakit pernapasan termasuk 10 penyakit terbanyak di Indonesia, dan polusi udara merupakan faktor risiko kematian kelima tertinggi di Indonesia setelah hipertensi, gula darah, merokok dan obesitas.

Oleh karena itu, dalam kondisi udara yang tidak sehat seperti saat ini, Agus menyarankan agar masyarakat melakukan 6M & 1S, terlebih bagi orang yang pernah terkena penyakit pernapasan dan juga kelompok yang rentan terdampak akibat polusi udara seperti anak-anak, ibu hamil, orang dengan komorbid dan orang lanjut usia.

“Berbagai riset yang ada menyebut infeksi sekunder, terhadap penyakit respirasi biasanya lebih tidak baik daripada infeksi yang pertama, oleh karena itu cegah jangan sampai terjadi terutama pada empat kelompok risiko tinggi sehingga kalau aktivitas di luar ruangan pakai masker. Kuncinya adalah 6M 1S untuk mencegah risiko dampak kesehatan,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News