MOMSMONEY.ID - ASI yang keluar dari kulkas harus dipanaskan dengan cara yang tepat. Jika tidak, kandungan gizi dalam ASI bisa rusak dan tidak bisa dikonsumsi.
Selamat ya Moms atas kelahiran buah hatinya! Selamat mengASIhi. Jika Anda salah satu ibu yang harus memberikan ASI Perah (ASIP) maka perlu tahu cara menghangatkan ASI yang disimpan di kulkas.
Baca Juga: Kolesterol Tinggi? Konsumsi 8 Sayuran Penurun Kolesterol Paling Cepat Berikut
Cara menghangatkan ASI dari kulkas haruslah tepat supaya nutrisi tidak hilang. Serta tentunya supaya ASIP tetap aman saat dikonsumsi buah hati.
Melansir berbagai sumber, ASIP sebaiknya dikeluarkan terlebih dahulu dari kulkas. Sehingga ASIP mendapatkan paparan suhu ruang terlebih dahulu sebelum direndam air hangat.
Setelah mengeluarkan ASIP, silahkan panaskan air. Namun jangan sampai mendidih.
Setelah itu tuang air hangat ke mangkok. Kemudian rendam kantong ASIP atau botol ASIP yang tadi sudah Anda keluarkan dari kulkas. Rendam hingga suhu ASIP hangat. Biasanya cukup rendam 1-3 menit. Namun pastikan juga susu sudah cukup hangat jika Anda raba dengan tangan.
Baca Juga: Tinggal 2 Hari, Begini Cara Memadankan NIK dan NPWP!
Jika sudah, tuangkan ASIP ke botol susu yang sudah Anda sterilkan. Goyangkan ASI dengan lembut jangan sampai keluar bola udara. Setelah itu segera berikan ke buah hati Anda.
Berapa lama ASI bertahan setelah keluar dari kulkas? Melansir berbagai, setelah ASI dipanaskan sebaiknya segera berikan kepada bayi Anda.
Adapun jika suhu udara sekitar 25 derajat Celcius maka ASI hanya bertahan 2-4 jam. Jika cuaca sangat panas berarti ketahanan ASI lebih singkat dari 2-4 jam.
Baca Juga: Netflix Bersiap Umumkan Serial Live Action One Piece Musim Kedua
Sehingga ada baiknya saat bepergian Anda telah menyiapkan cooler box untuk membawa ASI dan termos berisi air panas untuk menghangatkannya.
Melansir Alodokter, ASI yang disimpan di cooler box dengan tambahan kantong es bisa bertahan 24 jam.
Melansir Hegen sebaiknya jangan memasukkan ASI yang sudah dihangatkan ke dalam kulkas. Ini akan membuat adanya risiko pertumbuhan bakteri pada ASI dan membuatnya tidak aman dikonsumsi bayi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News