BisnisYuk

British International Investment Nilai Potensi Pendanaan Iklim di Indonesia Menarik

British International Investment Nilai Potensi Pendanaan Iklim di Indonesia Menarik

MOMSMONEY.ID - Lembaga keuangan asal Inggris, British International Investment (BII) melihat pendanaan iklim (climate finance) di Indonesia menarik untuk dijadikan fokus dalam rencana strategi investasi. Begini peluang dari sektor climate finance di Indonesia. 

Srini Nagarajan, Managing Director and Head of Asia British International Investment, menjelaskan, BII sudah memiliki strategi periode 2022-2026 yang fokus pada penyediaan pendanaan iklim di negara-negara dengan perekonomian lebih besar, seperti Indonesia. 

"Sebagai lembaga pembiayaan pembangunan Inggris dan kendaraan utama untuk memberikan pembiayaan iklim, kehadiran Indonesia mencerminkan komitmen Pemerintah Inggris untuk lebih meningkatkan kerjasama dalam perdagangan dan investasi," katanya kepada KONTAN, Rabu (11/12)

"Khususnya, untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan, seperti kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan," ujar dia. 

Nilai investasi yang BII siapkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi hijau dan berkelanjutan di Asia Tenggara mencapai € 500 juta.

Dengan nilai tersebut, Indonesia juga bisa turut memanfaatkan dan mempercepat transisi energi bersih dan memberikan dorongan lebih lanjut terhadap target pemerintah dalam mencapai net zero emmision di 2050. 

Baca Juga: Dukung Ekonomi Hijau, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah, Pebisnis dan Individu

Srini mengamati, potensi dari pendanaan iklim di Indonesia menarik karena Indonesia butuh untuk melakukan pengurangan karbon dan bisa segera memperkuat sektor ketenagalistrikan melalui energi terbarukan. 

Pendanaan iklim dan aksi lindungi bumi di Indonesia semakin penting dilakukan sebab Indonesia rentan terhadap perubahan iklim, terutama banjir dan panas ekstrem. Indonesia juga menetapkan target dekarbonisasi yang ambisius dengan target nol karbon pada 2050. 

Target tersebut bisa diraih dengan pencapaian adopsi kendaraan listrik 100% di 2050 dan 70% penggunaan energi terbarukan.

Srini juga melihat dengan cadangan sumber daya terbarukan yang sangat besar dan seperempat dari potensi panas bumi di planet ini, Indonesia memiliki posisi yang unik untuk memimpin transisi hijau. 

Sejauh ini, Indonesia sudah membuat langkah signifikan dalam memerangi perubahan iklim. Contohnya, Program Penggantian Diesel (DRP) PT PLN tahun 2022 bertujuan untuk mengkonversi 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel menjadi sumber energi terbarukan. 

Selain itu, proyek Hijaunesia dan Hydronesia PT PLN dan Proyek Surya Terapung Karangkates mempercepat pengembangan pembangkit listrik tenaga surya sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan Indonesia terhadap energi berkelanjutan. 

Baca Juga: Sederet Dukungan British International Investment Pada Pendanaan Iklim di Indonesia

Inisiatif-inisiatif ini, bersama dengan tujuan ambisius untuk mengekspor 6 GW energi hijau yang dapat disalurkan keke Singapura pada tahun 2035, sejalan dengan tujuan dampak pembangunan BII bagi Indonesia. 

"Di sinilah kami sebagai lembaga pembiayaan pembangunan hadir untuk mendukung Indonesia dalam upayanya melawan perubahan iklim," kata Srini.

"Dan, kami berkomitmen untuk mendukung bisnis yang menjadi garda terdepan dalam inovasi untuk mengurangi perubahan iklim, meningkatkan ketahanan dan adaptasi iklim, serta mendukung ekonomi sirkular," ujarnya. 

Dengan begitum BII membuka lebar pintu kerjasama dan bermitra dengan pebisnis di Indonesia untuk menjalankan mandat pembiayaan iklim. 

Seperti, kemitraan BII dengan Indonesia Investment Authority (INA) diresmikan pada Juli 2023 dengan penandatanganan Perjanjian Kerangka Kerja Investasi (IFA).

Kerjasama ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan Inggris untuk meningkatkan hubungan investasi bilateral dengan Indonesia. Kemitraan ini akan difokuskan secara khusus dalam bidang infrastruktur hijau, energi terbarukan, ketahanan dan adaptasi iklim, serta sektor-sektor terkait.

"Meskipun kami belum dapat mengungkapkan secara spesifik saat ini, kami akan terus mendukung dan memperkuat dedikasi INA untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif," kata Srini. 

Selanjutnya: Harga Pangan di Yogya Rabu (11/12): Harga Cabai Rawit Merah dan Telur Ayam Ras Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News