BisnisYuk

Sederet Dukungan British International Investment Pada Pendanaan Iklim di Indonesia

Sederet Dukungan British International Investment Pada Pendanaan Iklim di Indonesia

MOMSMONEY.ID - Lembaga keuangan asal Inggris, British International Investment (BII) yang memfasilitasi pendanaan bisnis terus memperkuat kerjasama dengan Indonesia dalam mendukung aksi mengatasi perubahan iklim. Pendanaan iklim (climate finance) yang dilakukan BII kepada Indonesia terus dilakukan dengan negara yang memiliki posisi yang unik untuk memimpin transisi hijau. 

Sebelumnya, Kemitraan BII dengan Indonesia Investment Authority (INA) diresmikan pada Juli 2023 dengan penandatanganan Perjanjian Kerangka Kerja Investasi (IFA). Kerjasama ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan Inggris untuk meningkatkan hubungan investasi bilateral dengan Indonesia. Kemitraan ini akan difokuskan secara khusus dalam bidang infrastruktur hijau, energi terbarukan, ketahanan dan adaptasi iklim, serta sektor-sektor terkait.

Selain itu, BII juga telah berinvestasi pada SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF) di Indonesia. BII berinvestasi dalam pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air dan angin. 

Baru-baru ini, BII juga melakukan investasi langsung ke PT Xurya Daya Indonesia (Xurya) dalam funding round senilai US$55 juta pada bulan Juli tahun ini. Aksi ini sebagai bagian dari komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP).

Srini Nagarajan Managing Director and Head of Asia British International Investment, Rabu (11/12) mengatakan BII memainkan peran penting dalam mendukung pengembangan ekosistem keuangan berkelanjutan di Indonesia dengan memanfaatkan keahlian dan strategi investasi jangka panjang kami untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. 

Secara global, BII telah berkomitmen lebih dari £1 miliar untuk memerangi perubahan iklim selama dua tahun terakhir. Di Indonesia, BII secara aktif mendukung target ambisius pemerintah untuk mencapai target nol karbon dengan mendorong investasi di sektor-sektor utama seperti energi terbarukan, kendaraan listrik, dan infrastruktur yang berkelanjutan. 

Srini menyadari bahwa sumber daya keuangan yang signifikan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dan kami berkomitmen untuk memobilisasi modal swasta yang diperlukan.  

Memobilisasi modal sangat penting untuk mendorong transformasi dalam skala besar, terutama di pasar negara berkembang seperti Indonesia. Kami memelopori pendekatan-pendekatan inovatif untuk menggali sumber-sumber pendanaan swasta, seperti keterlibatan kami dalam kemitraan Green Investments yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan pendanaan iklim di Asia Tenggara.

Sejauh ini, BII memiliki rekam jejak yang telah terbukti dalam pendanaan iklim (climate investment), dengan menginvestasikan lebih dari £1 miliar secara global dalam dua tahun terakhir. Komitmen kami terhadap iklim terbukti dengan pertumbuhan portofolio pendanaan iklim dari £812 juta pada tahun 2020 menjadi £1,72 miliar pada tahun 2023. 

Baca Juga: Dukung Ekonomi Hijau, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah, Pebisnis dan Individu

Sebagai bagian dari strategi 2022-2026, kami berkomitmen untuk mengalokasikan setidaknya 30% dari komitmen baru untuk pendanaan iklim, mendukung negara-negara dan bisnis yang rentan terhadap perubahan iklim dalam transisi mereka menuju masa depan yang berkelanjutan.  

Dengan lebih dari 1.580 investasi, BII memiliki pemahaman mendalam mengenai dampak dari keadaan darurat iklim terhadap bisnis di negara-negara berkembang, menjadikan kami mitra yang kuat bagi para pelaku bisnis iklim di Indonesia dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan.

Sebagai investor yang fleksibel, BII menyediakan solusi permodalan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, baik dalam bentuk ekuitas, utang, maupun dana, bermitra dengan para pemangku kepentingan lokal, lembaga pemerintah, dan organisasi internasional untuk memberikan nilai lebih dari sekadar modal. "Kami melihat peran kami lebih dari sekadar pemodal karena dibutuhkan lebih dari sekadar uang untuk mengembangkan bisnis yang sukses dan berdampak luas," kata Srini. 

Sebagai lembaga pembiayaan pembangunan Inggris, BII membawa yang terbaik dari keuangan dan kemitraan Inggris. Hal ini termasuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan portofolio dan mitra kami untuk mengeksplorasi cara-cara inovatif yang dapat membuka pertumbuhan yang inklusif sekaligus mencapai standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik (ESG). 

Kemitraan ini menunjukkan bagaimana BII bekerja sama dengan lembaga pemerintah, bank, dan pemain keuangan internasional untuk membawa modal swasta yang sangat dibutuhkan di kawasan ini. Dengan berinvestasi dalam transisi hijau, BII tidak hanya mengatasi perubahan iklim tetapi juga menciptakan lapangan kerja jangka panjang. 

Portofolio pendanaan iklim BII mendukung lebih dari 75.000 pekerjaan ramah lingkungan.  "Dengan memanfaatkan pengalaman dan keahlian BII, kami membantu membangun infrastruktur dan ekosistem yang diperlukan untuk pertumbuhan berkelanjutan," kata Srini. 

Dalam menjaga investasi berjalan lancar dan berhasil memberikan dampak positif pada lingkungan, Srini menjelaskan BII melacak metrik utama, seperti penciptaan lapangan kerja, kontribusi pajak daerah, dan mobilisasi modal pihak ketiga, sambil menyelaraskan dengan pengungkapan keuangan terkait iklim untuk melaporkan dampak iklim dari portofolio BII. 

"Dengan berinvestasi di Indonesia, kami membuka keran dana investasi yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tujuan iklim negara ini dan membangun ketahanan iklim jangka panjang," kata Srini. 

 

Selanjutnya: 5 Cara Membentuk Perut Sixpack untuk Wanita, Lakukan Rutin Moms!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News