BisnisYuk

Multipolar Technology Luncurkan IBM Fusion yang Sanggup Mengelola Infrastruktur TI

Multipolar Technology Luncurkan IBM Fusion yang Sanggup Mengelola Infrastruktur TI
Reporter: Jane Aprilyani  |  Editor: Jane Aprilyani


MOMSMONEY.ID - PT Multipolar Technology Tbk meluncurkan IBM Fusion yang sanggup mengelola infrastruktur teknologi informasi atau TI.

Demi memaksimalkan kinerja perusahaan, penggunaan teknologi sangatlah dibutuhkan. Terlebih dengan perkembangan teknologi dan adaptasi artificial intelligence (AI).

Di tengah persaingan bisnis yang kian ketat, perusahaan-perusahaan saat ini dihadapkan pada dua persoalan besar sekaligus. Di satu sisi dituntut untuk terus berinovasi mengikuti kebutuhan pasar, di sisi lain mesti mampu mengelola infrastruktur TI yang kian kompleks.

Untuk mengakomodasi keduanya secara bersamaan jelas tidaklah mudah, terlebih dengan keterlibatan big data, hybrid cloud dan teknologi AI yang semakin mendominasi lanskap bisnis.

Memenuhi kebutuhan itu, PT Multipolar Technology Tbk meluncurkan IBM Fusion yang merupakan platform modern yang dirancang untuk menyederhanakan penyediaan aplikasi cloud, virtual machine, serta layanan data secara terpadu (hyperconverged infrastructure/HCI).

Jeffry Tjiung Sendjaja, Division Head Server and Storage Multipolar Technology, menuturkan, IBM Fusion sanggup mengelola infrastruktur TI dengan menyatukan berbagai lingkungan, baik on-premise, cloud, maupun hybrid cloud, ke dalam satu kendali terpusat.

Baca Juga: 7 Tips Meningkatkan Kreativitas ala Steve Jobs yang Ampuh

"IBM Fusion tidak hanya menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi, tetapi juga membangun infrastruktur TI perusahaan yang kuat, mudah dikelola, aman, dan dapat diskalakan sesuai kebutuhan," ungkap Jeffry dalam keterangan resmi Jumat (19/9).

"Solusi ini mampu menjawab persoalan infrastruktur tradisional yang sering kali tidak mampu mengimbangi kebutuhan akan performa tinggi, fleksibilitas, keamanan, dan skalabilitas di era big data, hybrid cloud, dan AI seperti saat ini," ujarnya.

Untuk diketahui, setiap hari setiap perusahaan menghasilkan data yang jumlahnya tidak sedikit. Jika diakumulasikan secara keseluruhan, berdasarkan data Statista, sepanjang 2024 semua perusahaan di seluruh dunia menghasilkan sekitar 402,74 juta terabyte (TB) data setiap hari dan jumlahnya terus bertambah.

Tiga tahun lagi (2028), menurut Gartner, 15% keputusan kerja sehari-hari di perusahaan akan dibuat secara otonom oleh Agentic AI, melompat dari 0% pada 2024.

Bisa dibayangkan, betapa kompleksnya infrastruktur TI yang dibutuhkan perusahaan untuk dapat mengelola big data, hybrid cloud, dan teknologi AI dengan baik.

IBM Fusion hadir sebagai platform yang mampu menggabungkan beban kerja kontainer, virtual machine, dan aplikasi AI ke dalam satu platform terpadu. IBM Fusion tersedia dalam dua bentuk, yaitu software (Fusion Software) dan hardware (Fusion HCI). Keduanya beroperasi secara berdampingan.

Baca Juga: Aturan 10 Menit Steve Jobs untuk Memecahkan Masalah yang Efektif

Lindra Heryadi, Department Head Power and Storage Multipolar Technology, menambahkan, Fusion Software, melalui fitur Storage Fusion, mendukung di mana pun platform OpenShift berjalan, seperti di AWS Cloud, Microsoft Azure, Google Cloud, IBM Cloud, IBM Power, VMware, dan Bare Metal.

Fitur ini juga mengakomodasi kebutuhan penerapan IBM watsonx, platform manajemen AI yang mencakup Traditional AI, Generative AI, dan Agentic AI dalam lingkungan bisnis.

"Gampangnya, jika IBM watsonx merupakan otak AI perusahaan, maka Fusion Software adalah fondasi infrastruktur datanya," ungkap Lindra.

Integrasi Fusion Software dengan IBM watsonx memungkinkan perusahaan memanfaatkan big data dan AI secara lebih cepat, lebih aman, dan lebih efisien. Teknologi keamanan pada Storage Fusion memastikan data tetap terlindungi, hanya dapat diakses oleh aplikasi dan pengguna yang terverifikasi.

Sementara Fusion HCI berfungsi mengintegrasikan infrastruktur TI yang ada, sehingga mempercepat waktu implementasi secara signifikan. Fitur ini menggunakan jaringan khusus yang tangguh dan berkecepatan tinggi untuk memberikan akses ke server dengan kapasitas penyimpanan besar.

Ketika beban kerja melonjak melebihi ambang batas, sistem akan memberikan notifikasi agar kapasitas dapat ditingkatkan sebelum terjadi downtime. "Menggunakan IBM Fusion, kompleksitas TI perusahaan menjadi lebih mudah dikelola," tutur Jeffry.

Selanjutnya: Dana Pihak Ketiga Bank Mandiri Tumbuh 10,7% Jadi Rp 1.828 Triliun per Juni 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Terkait