MOMSMONEY.ID - Bayi tidak mampu berkomunikasi sebaik anak-anak yang lebih besar setidaknya sampai mereka berusia 3 tahun. Jadi, jika bayi Anda gemar merengek dan menangis, itu tidak selalu menandakan tantrum. Sebaliknya, bayi justru menggunakan rengekan sebagai bentuk komunikasi mereka untuk memberi tahu dan mengungkapkan ketidaknyamanan atau frustasi yang sedang mereka alami.
Merengek dapat dijelaskan sebagai bentuk frustasi bayi karena ketidakmampuan mereka untuk melakukan suatu tindakan. Selain itu, rengekan bayi juga bisa merupakan respons terhadap sesuatu atau bentuk ekspresi lapar, sakit, dan lelah.
Lebih detailnya, inilah 9 alasan mengapa seorang bayi gemar merengek sebagaimana dilansir dari MomJunction.
Baca Juga: Lakukan Hal Ini Saat Anak Mengalami Bullying
1. Kemampuan berkomunikasi yang terbatas
Bayi akan mengoceh untuk pertama kalinya setelah 4 bulan. Mereka cenderung akan mengoceh secara berbeda dalam situasi yang berbeda pula. Meskipun begitu, jangkauan komunikasi efektif bayi masihlah terbatas dan mereka tidak dapat berbagi emosi yang kompleks melalui suara-suara dasar.
Akibatnya, kebanyakan bayi mungkin akan merengek. Dengan kata lain, merengek merupakan cara terbaik bagi bayi yang belum bisa berbicara untuk menyampaikan perasaannya dengan cepat.
2. Lapar
Bayi memiliki kosakata yang terbatas dan kemampuan bicara yang minim. Dan, cara terbaik bagi mereka untuk menyampaikan pikirannya adalah dengan merengek dan menangis.
Ketika bayi Anda merengek, kemungkinan besar ia sedang merasa lapar dan ingin menyusu.
3. Lelah
Bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk istirahat dan tidur. Mereka juga cenderung mudah lelah bahkan setelah melakukan aktivitas yang kecil dan sederhana.
Jika bayi Anda tiba-tiba merengek setelah terjaga selama berjam-jam, itu artinya ia sudah merasa lelah dan ingin segera tidur. Biasanya, rengekan bayi dalam situasi semacam ini akan disertai dengan perasaan lekas marah dan ketidaktertarikan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Sudah waktunya ganti popok
Tatkala bayi Anda merengek, segeralah periksa popoknya. Pasalnya, proses buang air besar atau kecil yang bayi alami cenderung menimbulkan perasaan tidak nyaman sehingga popok yang mereka kenakan perlu diganti sesegera mungkin.
Melalui rengekan, si kecil berusaha memberi tahu Anda perihal popoknya yang basah sekaligus meminta Anda untuk menggantinya guna membebaskan ia dari ketidaknyamanan tersebut.
5. Suhu panas atau dingin
Bayi sangat sensitif terhadap fluktuasi suhu dan bisa merengek ketika mereka terpapar suhu yang tidak cocok dengan keinginannya.
Bahkan, bayi dapat merengek dengan mudah akibat air dalam bak mandinya tidak cukup hangat atau mereka dipindahkan ke tempat baru yang suhunya sedikit lebih panas dari tempat sebelumnya.
6. Demam, ruam, atau nyeri
Demam, ruam, atau nyeri rentan membuat bayi merasa tidak nyaman. Untuk mengomunikasikan kondisi tersebut, rengekan menjadi satu-satunya cara terbaik yang bisa mereka lakukan. Oleh sebab itu, periksalah tubuh bayi Anda ketika ia mulai merengek guna mengetahui apakah bayi Anda mengalami demam, tergigit serangga, atau ruam.
Seiring bertambahnya usia bayi, tentu mereka akan menjadi lebih aktif untuk bergerak. Dikarenakan keseimbangannya belum sempurna, tidak heran jika bayi akan mudah terjatuh, terluka, dan memar saat mereka beraktivitas. Nah, untuk mengekspresikan rasa sakit yang mereka alami tersebut, bayi pun tidak ragu untuk merengek.
7. Ada gelembung udara di tenggorokan bayi
Apabila suatu hari bayi Anda tiba-tiba merengek tanpa alasan yang jelas setelah ia makan, bisa jadi ada gelembung udara yang tersangkut di tenggorokannya dan membuat ia merasa tidak nyaman.
Untuk membantu mengatasinya, tepuk-tepuk punggung bayi Anda secara lembut hingga ia berhasil melepaskan gelembung udara yang tersangkut di tenggorokannya melalui sendawa.
8. Autisme
Bayi yang lahir dengan autisme akan mengalami gangguan perkembangan bahasa. Artinya, bayi cenderung tidak mampu menangkap kata-kata baru dan lebih mungkin memiliki kekurangan dalam komunikasi verbal.
Seorang bayi dengan autisme mungkin akan merengek akibat frustasi karena ketidakmampuannya untuk mengomunikasikan pikiran apapun. Rengekan akan lebih mungkin terjadi ketika orang tua mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh bayi dan bayi merasa kesulitan untuk memberikan reaksi.
9. Refluks gastrointestinal
Bayi cenderung mengalami refluks gastrointestinal ketika sfingter esofagus bagian bawah kurang berkembang. Bagian ini sendiri merupakan kumpulan otot yang ada pada titik di mana kerongkongan bertemu dengan lambung. Adapun fungsi utamanya adalah untuk mencegah aliran balik isi lambung ke kerongkongan.
Pada bayi, sfingter yang kurang berkembang memungkinkan asam lambung untuk masuk ke kerongkongan sehingga bisa menyebabkan rasa sakit dan iritasi. Dan, menangis atau merengek merupakan salah satu gejala dari kondisi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News