MOMSMONEY.ID - Pasar saham domestik diperkirakan masih berpeluang melanjutkan penguatan pada pekan ini.
Indri Liftiany Travelin Yunus, Retail Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyarankan trader dan investor memantau sejumlah sentimen kunci pada pekan ini.
Antara lain, data Non Farm Payrolls Amerika Serikat (AS) bulan Oktober dan November dengan perkiraan turun drastis, S&P Global Composite PMI Flash AS Desember yang diperkirakan sedikit melemah namun tetap dalam laju ekspansi, serta inflasi AS bulan November yang diperkirakan turun tipis ke level 3%.
Selain itu, sentimen domestik yang wajib dipantau pada pekan ini, yaitu Bank Indonesia yang akan mengumumkan arah kebijakan suku bunga. Konsensus memperkirakan bunga acuan akan dipangkas 25 bps ke level 4,5%.
"Berdasarkan sentimen global, yakni konsensus data ekonomi AS, kondisi-kondisi tersebut akan membuka peluang yang lebar untuk Federal Reserve melanjutkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada kuartal I 26 mendatang," kata Indri, mengutip siaran pers, Senin (15/12).
Baca Juga: Harga Emas Lanjut Naik Hari Kelima saat Pasar Saham Asia Keok
Menurut Indri, Bank Indonesia masih memiliki peluang besar untuk melakukan pemangkasan, namun tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuan pada pekan ini. Kemungkinan bunga acuan dipangkas pada awal tahun 2026, sehingga kondisi ini akan membuka kesempatan besar untuk aliran dana masuk ke pasar saham.
"Di sisi lain, kami menilai fokus para pelaku pasar saat ini tengah tertuju pada beberapa emiten yang dinilai memiliki potensi besar untuk masuk dalam rebalancing indeks MSCI, sehingga banyak yang mengambil momentum kenaikan harga secara teknikal tersebut," bebernya.
Indri meyakini kondisi pasar saham yang berada di penghujung tahun akan terjadi fenomena window dressing dan santa claus rally.
Perkiraan Indri, IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan pada pekan ini, dengan bergerak variasi cenderung menguat dalam rentang support 8.570 dan resistance 8.800.
Baca Juga: Aturan BEI Non-Cancellation Period, Apa Itu dan Dampaknya di Bursa Saham?
Merespons dinamika market, IPOT merekomendasikan strategi investasi pada saham-saham yang siap melaju tertopang fenomena window dressing dan santa claus rally dengan teknikal yang menarik.
Berikut ini rekomendasi saham untuk pekan ini:
1. Buy JPFA (Entry: Rp 2.640, Target Price: Rp 2.800, Stop Loss: < Rp 2.560, dan Risk to Reward Ratio= 1:2,0).
Secara tekmikal, saham PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) membentuk pattern bullish falling wedge dan berada dalam kondisi low risk, sehingga layak beli.
2. Buy on Breakout MEDC (Entry: Rp 1.340, Target Price: Rp 1.445, Stop Loss: < Rp 1.290, dan Risk to Reward Ratio= 1:2,1).
Saham PT Medco Energi Internasional Tbk candlesticknya membentuk marubozu dan kini telah terjadi inflow, sehingga potensi breakout cukup besar.
3. Buy INKP (Entry: Rp 8.200, Target Price: Rp 8.800, Stop Loss: < Rp 8.000, dan Risk to Reward Ratio= 1:3,0).
Secara teknikal, saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) telah memperlihatkan adanya technical reborn. Menariknya laba bersih pada 9 bulan 2025 naik 44,15% karena penurunan beban lain-lain.
Selanjutnya: Tiga Strategi Erajaya Swasembada (ERAA) Hadapi Momentum Nataru 2025/2026
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News