MOMSMONEY.ID - BMKG mengidentifikasi, masih ada potensi peningkatan curah hujan secara signifikan. Waspada cuaca hujan ekstrem di wilayah berikut ini selama satu pekan ke depan.
"Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO)," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam siaran pers, Sabtu (27/4).
Lalu, akibat Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial serta kondisi suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia.
Hal ini tentu saja bisa meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia.
Berikut wilayah di Indonesia dengan peningkatan curah hujan secara signifikan:
- sebagian besar Sumatra
- Jawa bagian barat dan tengah
- sebagian Kalimantan
- sebagian Sulawesi
- Maluku
- sebagian besar Papua
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Kulit Purging dengan Benar, Tetap Pakai Sunscreen!
Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menerangkan, bulan April merupakan periode peralihan musim, dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Sehingga, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem.
Seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.
Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari, dengan didahului udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.
Hal ini terjadi karena radiasi Matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu pembentukan awan.
Baca Juga: Perbedaan MSG vs Garam: Rasa, Kandungan, hingga Pengaruh pada Tubuh
Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata, dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil, maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.
Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
"Dalam dua hingga tiga hari ke depan, potensi labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di hampir sebagian besar wilayah Indonesia," ujar Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News