MOMSMONEY.ID - Cara menyiapkan passive income agar tujuan finansial lebih cepat tercapai dan masa depan makin aman tanpa bergantung pada satu penghasilan.
Banyak orang sudah berusaha menabung, tapi tetap merasa tabungannya sulit berkembang karena seluruh pemasukan habis untuk kebutuhan harian.
Di tengah kondisi seperti ini, konsep passive income jadi solusi yang semakin relevan bagi masyarakat Indonesia. Apakah kamu terterik? Pahami dulu perencanaannya, ya.
Melansir dari DBS Digibank, membahas cara kerja passive income dari sudut pandang yang lebih realistis, termasuk langkah awal yang bisa dilakukan siapa pun.
"Perencanaan keuangan yang baik membantu seseorang mencapai stabilitas tanpa harus bergantung pada satu sumber pendapatan saja," kutip laman DBS Digibank.
Baca Juga: 5 Cara Menentukan Gaji yang Layak Agar Hidup Anda Nyaman dan Finansial Stabil
Apa itu passive income?
Passive income adalah pemasukan yang tetap mengalir meskipun kamu tidak bekerja secara aktif. Bukan berarti tanpa usaha sama sekali, tetapi pendapatan ini tidak mengharuskanmu menukar waktu setiap hari dengan pekerjaan rutin.
Setelah sumbernya terbentuk, pemasukan akan terus mengalir meski kamu sedang istirahat, bepergian, atau mengerjakan aktivitas lain.
Mengapa harus memiliki passive income?
1. Mempermudah mencapai target finansial
Banyak orang memiliki tujuan finansial, tetapi penghasilan utama sering kali hanya cukup untuk kebutuhan pokok. Dengan adanya passive income, kamu bisa mengalokasikan pendapatan tambahan khusus untuk tabungan tujuan tertentu seperti dana darurat, dana liburan, atau pendidikan.
2. Menjamin masa depan lebih aman
Memiliki lebih dari satu sumber pemasukan memberikan perlindungan finansial. Passive income bisa disimpan sebagai tabungan jangka panjang atau diinvestasikan untuk persiapan masa pensiun sehingga kamu tidak hanya bergantung pada satu sumber gaji.
3. Memberi fleksibilitas untuk tinggal di mana saja
Jika nilai passive income cukup besar, kamu bisa bekerja atau menetap di mana pun tanpa terikat lokasi kantor. Konsep ini banyak dianut oleh pekerja digital yang ingin menikmati hidup lebih fleksibel tanpa batasan wilayah.
Baca Juga: 4 Langkah Sederhana Warren Buffett Menuju Keamanan Finansial yang Bisa Kamu Tiru
Contoh passive income
1. Pendapatan dari affiliate dan pembuatan konten
Content creator atau peserta afiliasi bisa tetap memperoleh komisi dari tautan dan konten yang pernah dibuat sebelumnya. Meski tidak aktif setiap hari, mereka tetap menerima pemasukan dari traffic dan penjualan yang berjalan.
2. Monetisasi blog
Blog yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan pemasukan berkelanjutan. Mulai dari ads, tulisan bersponsor, hingga penjualan produk digital. Bagi yang hobi menulis, ini adalah peluang yang cukup potensial.
3. Pendapatan dari investasi
Investasi adalah salah satu contoh passive income yang paling umum. Instrumen tertentu dapat memberikan return berkala meski nilainya fluktuatif. Semakin besar aset investasimu, semakin besar peluang pemasukan pasif yang bisa diterima.
Tips mendapatkan passive income
1. Tekuni bakat dan hobi
Banyak orang mendapatkan pemasukan pasif dari hobi sederhana seperti menulis, fotografi, desain digital, atau membuat video. Jika kamu menikmati prosesnya, peluang menghasilkan uang akan lebih besar karena kamu sudah terbiasa dan tidak mudah jenuh.
2. Ikuti program affiliate yang tepercaya
Program afiliasi kini semakin banyak dan mudah diakses. Kamu hanya perlu membagikan tautan produk, dan komisi akan mengalir dari transaksi yang terjadi. Penting untuk memilih program yang jelas, jujur, dan sesuai dengan konten yang kamu buat.
Baca Juga: Kapan Usia Ideal Capai Bebas Finansial? Ini Panduan Kelola Gaji hingga Pensiun Nyaman
3. Mulai berinvestasi
Investasi dapat menjadi fondasi utama passive income. Pilih instrumen yang sesuai toleransi risiko dan mulailah dari nominal kecil. Seiring waktu aset akan tumbuh dan menghasilkan pendapatan berkala tanpa perlu bekerja aktif setiap hari.
Setelah kamu memperoleh passive income, langkah terpenting adalah mengelolanya dengan bijak. Simpan di tabungan atau alokasikan ke instrumen jangka panjang sehingga nilainya terus berkembang.
Hindari menggunakan pendapatan pasif untuk konsumsi agar manfaatnya terasa dalam jangka panjang.
Selanjutnya: Investasi Saham: Pahami 5 Fakta Dividen agar Cuan Optimal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News