MOMSMONEY.ID - Yuk, simak cara menentukan gaji yang realistis agar kamu tidak salah langkah dalam negosiasi dan hidup tetap nyaman setiap bulannya.
Bagi banyak pekerja di Indonesia, menentukan gaji yang diharapkan sering kali menjadi dilema. Terlalu rendah bisa membuatmu merasa tidak dihargai, sementara terlalu tinggi bisa dianggap tidak realistis oleh perusahaan.
Melansir dari OCBC, menentukan gaji secara bijak merupakan langkah awal untuk membangun kestabilan finansial dan menghargai nilai kerja keras diri sendiri di tengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat.
Menurut pakar karier, kunci utama menentukan gaji bukan hanya berdasarkan keinginan pribadi, tetapi juga berdasar data, kemampuan, dan kondisi ekonomi yang relevan.
“Mengetahui nilai pasar dan kemampuan diri adalah fondasi penting dalam menentukan gaji yang pantas,” kutip laman OCBC.
Baca Juga: 4 Langkah Sederhana Warren Buffett Menuju Keamanan Finansial yang Bisa Kamu Tiru
Kenali standar industri dan posisi pekerjaanmu
Langkah pertama untuk menentukan gaji yang realistis adalah memahami standar industri tempat kamu bekerja. Setiap bidang memiliki kisaran gaji yang berbeda tergantung tingkat keahlian, pengalaman, dan lokasi kerja.
Sebagai contoh, seorang desainer UI atau UX di Jakarta mungkin memiliki gaji antara Rp10 juta hingga Rp15 juta per bulan, sedangkan di kota menengah bisa berkisar Rp6 juta hingga Rp9 juta.
Lakukan riset di situs lowongan kerja, laporan tahunan HR, atau dengan bertanya langsung kepada rekan seprofesi. Cara ini membantu kamu menentukan angka berdasarkan data, bukan perkiraan semata.
Selain nominal gaji, pertimbangkan juga manfaat lain seperti asuransi kesehatan, tunjangan transportasi, atau fleksibilitas kerja. Semua itu termasuk dalam total nilai kompensasi yang kamu terima.
Hitung kebutuhan bulanan secara rinci
Agar gaji tidak hanya cukup untuk bertahan hidup, penting untuk menghitung kebutuhan bulanan secara detail. Catat seluruh pengeluaran tetap mulai dari makan, transportasi, cicilan, hingga tabungan dan dana darurat.
Misalnya, jika total kebutuhanmu mencapai sekitar Rp5 juta per bulan, maka gaji yang ideal sebaiknya berada di atas angka tersebut, misalnya Rp6 juta atau lebih. Hal ini memberi ruang bagi kamu untuk menabung dan menghadapi kebutuhan tak terduga.
Dengan memahami kebutuhan hidup pribadi, kamu akan lebih mudah menilai apakah tawaran gaji dari perusahaan sudah sesuai dengan kondisi finansialmu.
Baca Juga: Kapan Usia Ideal Capai Bebas Finansial? Ini Panduan Kelola Gaji hingga Pensiun Nyaman
Pertimbangkan pengalaman dan keahlian unikmu
Pengalaman kerja dan keahlian khusus menjadi faktor penting dalam menentukan nilai gaji yang layak. Seseorang dengan pengalaman lima tahun di bidang digital marketing tentu berhak mengajukan gaji lebih tinggi dibandingkan lulusan baru.
Jika kamu memiliki sertifikasi profesional atau keahlian langka, hal tersebut dapat menjadi nilai tambah yang layak dihargai lebih. Namun tetaplah realistis dan sesuaikan dengan kisaran gaji di industri agar tidak terkesan berlebihan.
Memahami seberapa besar kontribusimu di dunia kerja akan membantu menentukan angka yang pantas dan profesional.
Sesuaikan dengan lokasi dan skala perusahaan
Faktor lokasi kerja memiliki pengaruh besar terhadap standar gaji. Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Denpasar memiliki biaya hidup lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Wajar jika perusahaan di wilayah tersebut menawarkan gaji yang lebih besar.
Selain lokasi, skala dan status perusahaan juga berpengaruh. Perusahaan besar biasanya sudah memiliki struktur gaji dan tunjangan yang jelas, sedangkan startup cenderung menawarkan gaji lebih rendah tetapi memberikan peluang belajar cepat serta potensi karier yang berkembang.
Menyesuaikan harapan gaji dengan konteks tempat kerja akan membuat negosiasi terasa lebih masuk akal dan profesional.
Baca Juga: Rahasia Investasi Sukses Bagi Milenial & Gen Z Demi Wujudkan Finansial yang Kokoh
Siapkan strategi negosiasi yang cerdas
Setelah mengetahui standar gaji, kebutuhan pribadi, dan kemampuan diri, langkah berikutnya adalah menyiapkan strategi negosiasi yang efektif. Tentukan batas minimal dan maksimal gaji yang ingin kamu capai agar tetap percaya diri saat proses wawancara.
Saat HRD menanyakan ekspektasi gaji, jangan hanya menyebutkan angka. Jelaskan alasan di balik permintaanmu, seperti pengalaman mengelola proyek besar, kemampuan analisis, atau kontribusi yang bisa meningkatkan produktivitas perusahaan.
Negosiasi yang baik bukan tentang memenangkan perdebatan, melainkan menemukan kesepakatan yang adil bagi kedua pihak. Dengan komunikasi yang sopan dan berbasis data, peluangmu untuk mendapatkan gaji yang layak akan semakin besar.
Menentukan gaji yang diharapkan memang membutuhkan perhitungan yang matang. Namun, dengan memahami standar industri, menghitung kebutuhan hidup, mempertimbangkan pengalaman, menyesuaikan lokasi kerja, serta menyiapkan strategi negosiasi yang baik, kamu bisa menentukan angka yang realistis dan pantas.
Selanjutnya: BSU Rp600 Ribu Belum Cair? Cek Fakta dan Cara Lihat Status Penerima di November 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News