MOMSMONEY.ID - Berikut penjelasan Hak Tanggungan yang perlu dipahami agar tidak salah langkah saat menjaminkan rumah atau tanah ke lembaga keuangan.
Hak Tanggungan sering muncul saat seseorang mengajukan pinjaman dengan jaminan rumah atau tanah. Sayangnya, banyak orang yang menyetujuinya tanpa benar paham apa dampak hukumnya.
Padahal, satu keputusan yang salah bisa berakhir pada masalah besar di kemudian hari. Melansir dari OCBC , Hak Tanggungan dibuat untuk memberikan kepastian hukum baik bagi pemberi pinjaman maupun pemberi pinjaman.
Dengan memahami konsep dasarnya, Moms bisa lebih tenang dan bijak dalam mengambil keputusan finansial.
“Kurangnya pemahaman tentang Hak Tanggungan masih menjadi persoalan umum di tengah masyarakat,” mengutip dari laman OCBC .
Baca Juga: 10 Kebiasaan Finansial yang Tanpa Disadari Menghambat Kemapanan Hidup
Apa itu Hak Tanggungan dan mengapa penting?
Hak Tanggungan adalah bentuk jaminan hukum atas tanah dan bangunan yang digunakan untuk menjamin pelunasan utang. Skema ini banyak dipakai dalam pinjaman berbasis properti karena dinilai paling kuat secara hukum.
Di Indonesia, Hak Tanggungan diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996. Aturan ini dibuat agar semua proses pinjaman dengan jaminan properti berjalan jelas, adil, dan memiliki kepastian hukum.
Hak Tanggungan tidak membuat aset berpindah tangan
Masih banyak yang mengira rumah atau tanah akan langsung menjadi milik bank saat dijadikan jaminan. Faktanya, hal tersebut tidak benar. Selama cicilan dibayar sesuai perjanjian, kepemilikan aset tetap berada di tangan pemilik sah.
Hak Tanggungan hanya memberikan hak kepada kreditur untuk melakukan eksekusi jika terjadi gagal bayar. Artinya, selama kewajiban terpenuhi, aset tetap aman.
Kekuatan hukum yang sering tidak disadari
Sertifikat Hak Tanggungan memiliki kekuatan eksekutorial yang setara dengan keputusan pengadilan. Ini berarti jika terjadi wanprestasi, kreditur dapat mengeksekusi jaminan tanpa harus melalui proses hukum yang panjang.
Ketentuan ini dibuat agar penyelesaian kredit bermasalah dapat dilakukan secara lebih cepat dan tertib. Oleh karena itu, calon debitur perlu benar-benar menghitung kemampuan bayar sebelum mengambil pinjaman.
Baca Juga: 5 Strategi Elegan Menagih Utang yang Lama Tak Dibayar tanpa Bikin Masalah Baru
Hak Tanggungan tetap melekat meskipun aset dijual
Salah satu ciri penting Hak Tanggungan adalah sifat yang tetap melekat pada aset. Walaupun rumah atau tanah dijual ke pihak lain, status jaminannya tidak otomatis hilang.
Inilah alasan mengapa pengecekan sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional menjadi langkah wajib sebelum membeli properti. Tanpa pengecekan, pembeli bisa menghadapi risiko hukum di kemudian hari.
Urutan prioritas dalam pelunasan utang
Dalam kondisi eksekusi, kreditur pemegang Hak Tanggungan memiliki hak untuk didahulukan dalam menerima hasil lelang aset.
Jika terdapat lebih dari satu kreditur, prioritasnya ditentukan berdasarkan siapa yang lebih dulu mendaftarkan Hak Tanggungan.
Sistem ini memberi kejelasan bagi semua pihak dan mencegah konflik saat terjadi masalah kredit.
Proses resmi yang tidak boleh dilewatkan
Hak Tanggungan tidak bisa dibuat secara sembarangan. Harus ada Akta Pemberian Hak Tanggungan yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah.
Setelah itu, akta tersebut wajib didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional agar diterbitkan Sertifikat Hak Tanggungan.
Tanpa proses ini, jaminan tidak diakui secara hukum dan tidak memiliki kekuatan eksekusi.
Alternatif pinjaman tanpa jaminan properti
Bagi Moms yang tidak ingin mengikat aset rumah atau tanah, tersedia pilihan pinjaman tanpa agunan. Pinjaman jenis ini tidak memerlukan jaminan fisik, namun biasanya memiliki bunga yang lebih tinggi sebagai bentuk pengelolaan risiko.
Pemilihan jenis pinjaman sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi keuangan, dan tujuan penggunaan dana agar tidak menimbulkan beban di masa depan.
Baca Juga: Kehabisan Gaji Pasca PHK? Ini Solusi Finansial tanpa Stres dan Tetap Stabil
Hak Tanggungan bukan sekadar istilah hukum, melainkan bagian penting dari keputusan finansial yang mencakup aset bernilai tinggi.
Setelah memahami cara kerja, kekuatan hukum, dan risikonya, masyarakat bisa lebih tenang dan percaya diri saat mengajukan pinjaman.
Literasi keuangan dan hukum menjadi kunci agar aset tetap aman dan perencanaan keuangan berjalan sesuai harapan.
Selanjutnya: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat sampai 1 Januari 2026, Tropical 2 Liter Rp 37.700
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News