MOMSMONEY.ID - Harga emas dunia hari ini beranjak naik, setelah sempat tergelincir pada sesi sebelumnya. Logam mulia naik lebih tinggi karena ketegangan geopolitik meningkatkan daya tarik aset safe haven.
Melansir data Reuters, Kamis (11/4) pukul 13.24 WIB, harga emas spot naik 0,38% dibandingkan penutupan sesi kemarin menjadi US$ 2.341,70 per troi ons. Harga emas hari ini menutup kerugian dari sesi sebelumnya, dipicu ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.
Sebelumnya, Rabu waktu AS, harga emas tumbang dari rekor tertingginya gara-gara data inflasi AS masih panas. Data yang dirilis semalam menunjukkan inflasi AS pada Maret sekali lagi lebih tinggi dari perkiraan, sehingga mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni. CPI Inti naik 0,4%, di atas perkiraan hanya naik 0,3%.
Akibatnya, para pedagang menarik kembali taruhan penurunan suku bunga Federal Reseves pada bulan Juni dari sekitar 62% di minggu lalu, sekarang mencerminkan peluang sekitar 17%. Mereka juga mendorong pertaruhan penurunan suku bunga pada Juli mendekati 41% dari sekitar 76% minggu lalu, menurut FedWatch CME Group.
“Harga konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan ketiga berturut-turut tahun ini terus menguji toleransi inflasi The Fed,” kata Ahli strategi pasar IG, Yeap Jun Rong, seperti dikutip Reuters, Kamis (11/4).
Baca Juga: Hore! Harga Emas Antam Tembus Rekor Rp 1,3 Juta, Total Kenaikan Rp 176.000
Menurut Jung Rong, pasar kini menyesuaikan diri dengan skenario suku bunga tinggi untuk jangka panjang, yang memicu aksi ambil untung jangka pendek pada harga emas semalam. Toh, dia menaksir, penurunan harga tampaknya terbatas pada sesi hari ini, karena para pelaku pasar masih memandang emas sebagai lindung nilai yang baik terhadap ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Pembelian oleh bank sentral yang kuat, arus masuk pada aset safe haven di tengah berlanjutnya risiko geopolitik, dan permintaan dari pengelola dana yang mengikuti momentum kenaikan, telah mendorong kenaikan harga emas sebesar 14% sepanjang tahun ini. Emas mencapai rekor tertinggi untuk sesi kedelapan berturut-turut hingga Selasa lalu. Harganya sempat menyentuh US$ 2.365 per troi ons.
Meski begitu, pejabat The Fed bulan lalu khawatir bahwa kemajuan inflasi mungkin terhenti, sehingga diperlukan kebijakan moneter ketat dalam jangka waktu yang lebih lama, menurut risalah pertemuan bank sentral AS pada 19-20 Maret lalu.
Seiring dengan data inflasi yang panas baru-baru ini, laporan pekerjaan AS yang kuat pada minggu lalu, juga menimbulkan lebih banyak pertanyaan mengenai kelayakan penurunan suku bunga pada tahun ini. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News