MOMSMONEY.ID - Harga emas dunia gagal menguat pada sesi perdagangan terakhir di pekan ini, setelah sesi yang sangat volatil hari sebelumnya. Meski begitu, secara mingguan, harga emas masih mengakumulasi kenaikan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (22/3), harga emas spot ditutup di level US$ 2.165,44 per troi ons, atau tergelincir 0,73% dibandingkan hari sebelumnya.
Harga logam mulia turun karena kekuatan dollar AS bertahan. Dollar AS menguat 0,3% terhadap sejumlah mata uang, sehingga pembelian emas lebih mahal bagi banyak pembeli non-dollar AS. Penurunan suku bunga bank sentral Swiss mengejutkan pelaku pasar, sehingga mendukung penguatan dollar AS.
Tak heran, di dalam negeri, harga emas Antam ikut melorot pada hari ini. Mengutip Bloomberg, harga emas Antam pecahan 1 gram turun Rp 8.000 menjadi Rp 1,203 juta.
Sementara, harga beli kembali alias buyback emas Antam stagnan di level Rp 1,095 juta per gram. Ini adalah acuan harga apabila Moms menjual emas Antam pada hari ini.
Baca Juga: Sempat Pecah Rekor, Harga Emas Dunia Berbalik Naik pada Pekan Ini
Meski begitu, minggu ini, harga emas sejatinya masih lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya. Harga emas spot naik sebesar 0,44% pekan ini. Bahkan, Kamis (22/3), logam mulia sempat mengukir rekor tertinggi anyar di US$ 2.220,89 per troi ons, sebelum ditutup pada level lebih rendah.
Di sisi lain, harga emas Antam masih naik senilai Rp 10.000 dalam enam hari terakhir.
Pamor emas menguat, sebab investor menjadi lebih optimistis bahwa Federal Reserves (Fed) akan mampu melakukan soft landing ketika para pembuat kebijakan bersiap untuk menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini. Maklum, Fed mengisyaratkan berada pada jalur untuk penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin atau tiga kali pada tahun ini.
Suku bunga yang lebih rendah pada aset lainnya memberikan daya tarik untuk mengoleksi emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Menurut Matius Schwab, Kepala solusi investor di Quantix Commodities, manajer aset komoditas berbasis di Connecticut, pasar emas memberi tahu kita bahwa meskipun pasar saham menguat, masih ada tawaran yang signifikan terhadap nilai diversifikasi yang diberikan emas.
"Secara lebih luas, sikap Fed yang dovish berdampak positif bagi emas," kata Schwab, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (22/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News