MOMSMONEY.ID - Yuk, cek cara mengatasi overspending yang sering bikin keuangan bocor tanpa sadar agar hidupmu lebih tenang dan finansial tetap stabil.
Dalam era digital yang serba cepat, fenomena overspending atau kebiasaan belanja berlebihan menjadi salah satu penyebab utama tidak stabilnya kondisi finansial banyak orang.
Tawaran diskon besar, kemudahan transaksi digital, hingga tekanan sosial dari lingkungan membuat pengeluaran sering tidak terkendali.
Melansir dari DBS Digibank, perilaku belanja tanpa perencanaan yang matang bisa menggerus tabungan dan menghambat pencapaian tujuan finansial jangka panjang.
Menurut pakar keuangan, mengendalikan kebiasaan belanja bukan hanya soal disiplin, tetapi juga soal memahami pola pikir dan faktor emosional di baliknya.
“Banyak orang tidak sadar bahwa keputusan finansial yang impulsif sering muncul karena stres atau pengaruh sosial,” kutip laman DBS Digibank.
Baca Juga: 5 Rahasia Berhasil Pensiun Dini Ala Robert Kiyosaki, Bukan Soal Uang Tapi Pola Pikir
Apa itu overspending dan mengapa bisa terjadi?
Overspending adalah kondisi ketika seseorang membelanjakan uang melebihi kemampuan atau tanpa perencanaan yang jelas. Biasanya hal ini terjadi secara spontan, dipicu oleh dorongan emosional seperti stres, keinginan sesaat, atau rasa ingin mengikuti tren.
Kemunculan berbagai platform belanja online juga membuat godaan semakin besar. Hanya dengan satu klik, barang bisa langsung sampai ke rumah tanpa perlu berpikir panjang.
Akibatnya, anggaran yang seharusnya untuk tabungan atau kebutuhan penting justru habis untuk hal yang tidak mendesak. Belanja berlebihan bukan hanya soal kebiasaan konsumtif, tetapi juga mencerminkan lemahnya kontrol diri terhadap keuangan pribadi.
Alasan umum seseorang bisa mengalami overspending
Mengetahui penyebab overspending adalah langkah pertama untuk mengatasinya. Berikut beberapa alasan yang paling sering terjadi di masyarakat:
1. Tidak bisa menahan godaan diskon
Diskon besar sering kali membuat seseorang tergoda membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Strategi pemasaran seperti “beli satu gratis satu” atau “diskon 70 persen” dirancang untuk memicu keputusan impulsif. Padahal, jika barang tidak benar-benar dibutuhkan, harga murah pun tetap menjadi pemborosan.
2. Tekanan dari teman sebaya
Lingkungan sosial berpengaruh besar terhadap kebiasaan konsumsi. Banyak orang merasa harus mengikuti gaya hidup teman-temannya agar dianggap setara. Padahal, kebutuhan dan kemampuan finansial setiap orang berbeda.
Baca Juga: 5 Kunci Kekayaan Modern yang Tak Pernah Diajarkan di Sekolah, Ikuti Prinsip Ini
3. Sedang tidak bisa berpikir jernih
Kondisi emosional seperti stres, sedih, atau marah sering membuat seseorang mencari pelarian lewat belanja. Belanja memang bisa memberi rasa puas sementara, tetapi efeknya hanya sesaat dan bisa memunculkan penyesalan di kemudian hari.
Cara mengatasi overspending dengan langkah yang realistis
Menahan diri dari godaan belanja berlebihan bukan hal mudah, tapi bisa dilakukan dengan strategi yang tepat. Berikut beberapa cara agar keuangan tetap aman:
1. Lakukan identifikasi penyebab
Kenali pemicu kebiasaan overspending-mu. Apakah karena dorongan emosional, pengaruh sosial, atau karena merasa memiliki uang lebih. Dengan memahami penyebabnya, kamu bisa membuat langkah pencegahan yang lebih efektif.
2. Gunakan kartu kredit secara bijak
Kartu kredit memang memberi kemudahan dalam transaksi, tapi juga berpotensi membuat pengeluaran tak terasa membengkak.
Batasi penggunaannya dengan aturan pribadi, misalnya hanya untuk kebutuhan penting atau transaksi di tanggal tertentu saja.
3. Bayar tagihan tepat waktu
Menunda pembayaran tagihan bisa menimbulkan denda dan bunga tambahan. Jika dibiarkan, hal ini bisa memperburuk kondisi finansial. Membayar tepat waktu membantu kamu menghindari beban tambahan yang tidak perlu.
Baca Juga: Panduan Literasi Keuangan Keluarga yang Sejahtera dan Bebas dari Rasa Cemas
4. Catat semua pengeluaran
Mencatat setiap transaksi memang terasa merepotkan, tetapi cara ini sangat efektif untuk mengontrol keuangan. Dengan mencatat, kamu bisa tahu ke mana uang mengalir dan pos mana yang perlu dikurangi agar tetap sesuai rencana anggaran.
5. Buat prioritas dan tujuan finansial yang jelas
Tentukan tujuan keuangan baik jangka pendek maupun panjang, seperti melunasi utang, membangun dana darurat, atau menabung untuk investasi. Saat memiliki tujuan yang jelas, kamu akan lebih mudah menahan diri dari belanja yang tidak penting.
Pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan
Mengatasi overspending bukan berarti kamu harus berhenti berbelanja sama sekali. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan. Belanja tetap boleh dilakukan selama sesuai dengan rencana keuangan yang sudah disusun.
Kamu juga bisa menerapkan prinsip self reward yang sehat, misalnya memberikan hadiah kecil untuk diri sendiri setelah mencapai target finansial tertentu. Namun pastikan jumlahnya wajar dan tidak mengganggu anggaran utama.
Selanjutnya: Menilik Kinerja Indeks Saham Sektoral di Bursa, Siapa Paling Unggul?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News