MOMSMONEY.ID - Apa itu poliuria? Simak gejala dan penyebab poliuria berikut ini.
Poliuria mungkin asing di telinga masyarakat awam. Poliuria adalah kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air kecil dan volume urin yang lebih banyak dari biasanya.
Pada orang dewasa, poliuria didefinisikan sebagai produksi urin lebih dari 2,5 liter dalam sehari. Kondisi ini bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes.
Baca Juga: Mengenal Gejala Darah Tinggi Naik, Benarkah Pusing hingga Mimisan?
Gejala Poliuria
Gejala utama poliuria adalah peningkatan jumlah dan frekuensi buang air kecil. Melansir dari Dokter Sehat, berikut adalah gejala poliuria yang lainnya:
- Buang air kecil terhenti secara tiba-tiba karena terjadi kejang pada kandung kemih.
- Urine sering keluar tanpa disengaja.
- Merasa kandung kemih selalu penuh dan tertekan setiap saat.
- Urine yang keluar berwarna merah karena adanya darah yang terbawa.
- Rasa nyeri atau sensasi terbakar setelah buang air kecil
- Urine masih menetes meskipun sudah selesai buang air kecil.
- Ingin buang air kecil di tengah malam saat tidur.
Selain gejala tersebut, poliuria bisa disertai dengan gejala lain, tergantung pada penyebabnya. Misalnya, jika poliuria disebabkan oleh diabetes, Anda mungkin juga mengalami rasa haus yang berlebihan (polidipsia) dan penurunan berat badan yang tidak dijelaskan.
Baca Juga: 11 Tanda Tubuh Anda Alami Gula Darah Tinggi, Wajib Waspada ya
Penyebab Poliuria
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan poliuria, termasuk:
1. Diabetes
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah penyebab umum poliuria. Ginjal berperan menyaring darah untuk menghasilkan urine.
Ketika kadar gula darah terlalu tinggi, ginjal harus menyaring lebih banyak darah, tetapi tidak semua gula bisa dialirkan ke seluruh tubuh.
Akibatnya, urine masih mengandung gula, yang menarik lebih banyak cairan dari tubuh sehingga urine yang dihasilkan lebih banyak dari normal.
Baca Juga: Catat, Ini Buah yang Cocok dan Aman untuk Penderita Diabetes
2. Psikogenik polidipsia
Psikogenik polidipsia terjadi ketika seseorang merasa sangat haus dan ingin minum terus-menerus. Kondisi ini sering dikaitkan dengan diabetes.
Pada penderita diabetes, tubuh cenderung menghasilkan urine lebih banyak (poliuria), sehingga sel-sel tubuh mengalami dehidrasi dan menimbulkan rasa haus.
3. Penggunaan obat-obatan diuretik
Obat diuretik digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan penumpukan cairan dalam tubuh. Penggunaan obat diuretik dapat meningkatkan produksi cairan dalam tubuh, yang mengakibatkan poliuria.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian, Waspada Penyakit Leptospirosis atau Kencing Tikus
4. Interstisial cystisis
Penyakit ini menyebabkan nyeri kandung kemih dan kadang disertai nyeri panggul. Interstisial cystitis terjadi akibat gangguan pada saraf panggul yang mengirimkan sinyal ke otak ketika kandung kemih penuh. Selain nyeri, penderita interstisial cystitis juga bisa mengalami poliuria.
5. Kehamilan
Selama kehamilan, rahim yang membesar dapat menekan kandung kemih, membuat tubuh merasa perlu buang air kecil lebih sering daripada biasanya.
Baca Juga: Mengenal Manfaat Ubi Jalar untuk Diabetes yang Jarang Diketahui
6. Pembesaran prostat
Pembesaran prostat dapat menekan saluran urine (uretra) dan menghambat aliran urine. Jika tidak ditangani, dinding kandung kemih bisa menjadi iritasi. Kondisi tersebut menyebabkan kandung kemih berkontraksi meski urine yang tertampung masih sedikit
Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu poliuria. Poliuria adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan produksi urin. Diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mengelola kondisi ini dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jika Anda mengalami gejala poliuria, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News