Santai

Bibit Siklon Tropis Beredar di Barat Daya Banten, Cuaca Hujan Lebat di Provinsi Ini

Bibit Siklon Tropis Beredar di Barat Daya Banten, Cuaca Hujan Lebat di Provinsi Ini

MOMSMONEY.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika alias BMKG menangkap keberadaan Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia sebelah Barat Daya Benten. Potensi cuaca hujan lebat di provinsi berikut ini.

Berdasarkan analisis BMKG per 18 Maret 2025 pukul 07.00 WIB, pusat sirkulasi Bibit Siklon Tropis 91S di 12.0 derajat LS, 98.9 derajat BT memiliki kecepatan angin maksimum 20 knots atau 37 km/jam dan tekanan udara minimum 1003 hPa. 

"Prediksi: potensi Bibit Siklon Tropis 91S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan adalah Rendah-Sedang," sebut BMKG di akun Instagramnya, Selasa (18/3).

Bibit Siklon Tropis 91S berdampak hujan dengan intensitas Sedang-Lebat hingga Rabu, 19 Maret 2025, pukul 07.00 WIB di: 

  • Bengkulu
  • Lampung
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa Barat

Baca Juga: BMKG: 21-31 Maret 2025 Masa yang Perlu Diwaspadai, Curah Hujan di Jawa Tinggi

Selain itu, gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25–2,5 meter berpotensi terjadi di:

  • Selat Sunda bagian Selatan
  • Perairan Selatan Banten hingga Sumba 

Kemudian, gelombang tinggi mencapai 2,5–4 meter berpeluang terjadi di:

  • Perairan Barat Bengkulu hingga Lampung
  • Samudra Hindia Barat Bengkulu hingga Lampung
  • Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Timur

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, meskipun bibit siklon ini tidak masuk ke wilayah Indonesia, dampaknya tetap signifikan.

Maka dari itu, BMKG mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang. 

Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana diharapkan bisa mengambil langkah antisipatif guna mengurangi risiko yang mungkin timbul. Selain itu, aktivitas di wilayah perairan juga perlu dibatasi mengingat potensi gelombang tinggi yang dapat membahayakan pelayaran.

"Kepada pemerintah daerah, kami harap peringatan dini ini bisa direspons dan diperhatikan, serta segera melakukan langkah antisipatif," katanya dalam siaran pers, dikutip Selasa (18/3). 

"Koordinasi dengan instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sangat penting untuk memastikan upaya mitigasi berjalan efektif dan respons cepat dapat dilakukan jika terjadi bencana," ujarnya.

Selanjutnya: Harga Emas Makin Berkilau di Tengah Situasi Ketidakpastian Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Survei KG Media