MOMSMONEY.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengingatkan seluruh pihak untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi menjelang dan selama periode Lebaran 2025.
Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 yang digelar secara hybrid oleh Kementerian Dalam Negeri, Senin (11/3), menekankan pentingnya antisipasi dini terhadap hujan lebat, banjir, gelombang tinggi, hingga pasang maksimum di wilayah pesisir.
"Cuaca ekstrem masih bisa terjadi hingga awal April, terutama saat arus mudik dan arus balik Lebaran. Intensitas hujan di sejumlah wilayah diperkirakan masih tinggi, bahkan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor,” ujar Dwikorita dalam siaran pers, dikutip Selasa (11/3).
BMKG mencatat, meski pada April diprediksi sudah memasuki masa transisi menuju musim kemarau, curah hujan masih cukup tinggi di beberapa wilayah.
Khusus 10 hari pertama April, bertepatan dengan arus balik Lebaran, hujan lebat berdurasi singkat tetap berpotensi terjadi, terutama di wilayah pesisir dan daerah rawan longsor.
BMKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai gelombang tinggi hingga 2 meter di perairan selatan Sumatra, selatan Jawa, dan Nusa Tenggara Timur, serta potensi banjir rob pada akhir Maret menjelang fase bulan purnama yang bisa meningkatkan pasang maksimum di wilayah pesisir.
Baca Juga: 7 Ide Kegiatan Ngabuburit Produktif Enggak Bikin Lemas
Dwikorita menambahkan, peristiwa banjir besar yang terjadi di awal tahun ini menunjukkan perlunya pembenahan sistem drainase dan perlindungan lingkungan, khususnya di wilayah Jabodetabek. Ia menyoroti, meski intensitas hujan tahun ini lebih rendah dibanding 2020, dampak banjir justru lebih parah.
"Kondisi lingkungan dan sistem aliran air yang kurang optimal menjadi penyebab utama. Banjir besar terjadi padahal curah hujannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya tetapi dampaknya jauh lebih parah di tahun ini. Jadi, data dan fakta ini menunjukkan bagaimana pengaruh kondisi lingkungan kita," ungkapnya.
Sebagai bentuk mitigasi jangka pendek, BMKG meminta aparat daerah untuk memanfaatkan aplikasi Infobmkg (Weather Prediction), yang menyediakan prakiraan cuaca harian hingga enam hari ke depan selama periode Lebaran.
Aplikasi ini memuat informasi lengkap seperti intensitas hujan, suhu udara, kecepatan dan arah angin, serta potensi gelombang tinggi di jalur-jalur mudik.
BMKG pun mengingatkan masyarakat untuk selalu mengikuti informasi cuaca terkini dan memperhatikan peringatan dini yang diberikan BMKG, yang biasanya disebarluaskan mulai sepekan sebelum kejadian cuaca ekstrem.
Selanjutnya: IHSG Diproyeksi Kembali Terkoreksi, Simak Saham Rekomendasi Analis Selasa (11/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News