BisnisYuk

Ajak Pelaku Bisnis Transformasi dan Kembangkan Bisnis Lewat AI, Ini Upaya ESB

Ajak Pelaku Bisnis Transformasi dan Kembangkan Bisnis Lewat AI, Ini Upaya ESB

MOMSMONEY.ID - Mengelola bisnis kuliner bukanlah perkara mudah. Di balik lezatnya menu yang tersaji di meja pelanggan, ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh pemilik usaha. Mulai dari kontrol stok bahan baku, pencatatan keuangan dan transaksi, antrean pembayaran, hingga risiko kebocoran data.

Sistem yang belum terintegrasi, ditambah keterbatasan sumber daya manusia, kerap memaksa pemilik usaha turun langsung ke dapur, kasir, hingga manajemen gudang. Sehingga meninggalkan sedikit ruang untuk berpikir strategis dan mengembangkan bisnis ke level berikutnya.

Menjawab keresahan ini, PT Esensi Solusi Buana (ESB), perusahaan teknologi penyedia software all-in-one berbasis cloud, khusus untuk industri food and beverage (F&B). “ESB lahir dari pengalaman pribadi yang merasakan langsung betapa rumitnya mengelola operasional restoran dengan sistem yang terpisah-pisah. Kami ingin menciptakan solusi yang tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan ketenangan bagi para pemilik usaha,” ujar Gunawan, Co-Founder & CEO ESB dalam keterangan resmi yang diterima Kamis (1/5).

Dalam talkshow bertajuk “Transformasi Bisnis F&B: Inovasi AI Memacu Pertumbuhan Bisnis #BebasCemas dengan Optimalisasi Data” yang digelar di Allfood Indonesia, ESB memperkenalkan kampanye #BebasCemas sebagai wujud dukungan nyata bagi para pelaku usaha kuliner.

Melalui inisiatif ini, ESB menghadirkan sistem terintegrasi berbasis cloud dan aplikasi AI yang mampu mengotomatisasi pengelolaan stok, proses pembayaran, hingga manajemen suplai. Semua fungsi penting ini dirangkum dalam satu ekosistem real-time yang akurat dan mudah digunakan, sehingga mampu memberikan rasa aman dan tenang dalam menjalankan operasional bisnis sehari-hari.

Baca Juga: Promo Wingstop Mantapnya Juara, Paket Menu Hemat Mulai Rp 35.000-an Saja Per Orang

Pentingnya adaptasi dan efisiensi dalam menjalankan bisnis kuliner semakin terasa di era digital saat ini. Lilysan Wijaya, Pemilik Jaringan Toko Roti Romi Roti Mimpi Indah berbagi cerita akan pengalamannya yang turun di lapangan dalam mengurus usahanya.

Dalam perjalanan bisnisnya Lily mengalami bagaimana sistem kasir atau POS yang kurang andal bisa memicu banyak masalah. Mulai dari pesanan yang berantakan, antrean yang lama, bahkan tingkat turnover karyawan juga meningkat karena frustrasi. "Setelah beralih ke ESB, dalam waktu sebulan, saya merasakan perbedaan yang cukup besar, operasional jauh lebih stabil, dan dukungan teknis pun responsif," cerita Lilysan.

Ternyata, Lily menjalankan bisnis bisa jauh lebih tenang dan minim drama, asalkan pelaku usaha menggunakan sistem operasional yang tepat. Sementara itu, tantangan berbeda dihadapi oleh Baker Old, sebuah brand roti yang tumbuh melalui model franchise. Di bawah komando Agung Haryadi sebagai General Manager, Baker Old harus memastikan satu hal. Yaitu konsistensi kualitas.

Agung menyebut tantangan terbesar dalam mengelola jaringan franchise adalah menjaga konsistensi kualitas dan standar pelayanan di tengah keragaman karakter mitra serta skala outlet yang terus bertambah.

"Dalam bisnis franchise, kami percaya bahwa pertumbuhan Baker Old hanya akan berkelanjutan jika mitra-mitra kami juga berkembang. Karena itu, sejak awal kami berkomitmen menyediakan dukungan operasional berbasis sistem yang mudah diakses dan real-time,” kata Agung.

OLIN dari ESB: Asisten AI Andal untuk Usaha Kuliner Indonesia

Sebagai bentuk komitmen dan langkah lanjut dari sistem yang terintegrasi, ESB juga memperkenalkan OLIN, aplikasi AI pertama di industri kuliner yang dikembangkan secara lokal di Indonesia. Diperkenalkan secara resmi pada tahun 2025, OLIN telah dilatih intensif selama dua tahun untuk memahami ritme dan tantangan unik dalam industri kuliner.

Dengan pendekatan ‘peranti lunak berbasis komunitas’, Gunawan mengatakan ESB meyakini bahwa mendengarkan langsung permasalahan dan kebutuhan para pelaku usaha adalah kunci dalam menghadirkan solusi teknologi yang relevan dan tepat guna.

Dari semangat itulah OLIN lahir. Bukan hanya sebagai pendamping operasional, tapi juga sebagai asisten cerdas yang membantu pemilik bisnis mengambil keputusan yang lebih baik, berbasis data, dan berorientasi jangka panjang. "Lewat OLIN, pelaku usaha mendapatkan manfaat layaknya memiliki empat professional sekaligus: analis bisnis, akuntan, auditor, dan konsultan. Semuanya dalam satu sistem yang mudah diakses dan siap mendukung pertumbuhan bisnis mereka," sebutnya.

Baca Juga: Daftar Promo Spesial Hari Buruh 1 Mei 2025, dari Xing Fu Tang hingga Sea World Ancol

Tidak seperti aplikasi AI konvensional yang menunggu perintah manual, OLIN bekerja secara proaktif dalam membaca data operasional harian, menganalisis tren, dan memberikan saran bisnis yang bisa langsung diimplementasikan. Keunggulannya terletak pada kemampuannya memadukan kecerdasan buatan dengan intuisi bisnis, menjadikannya bukan hanya alat bantu, tapi mitra berpikir strategis.

Lebih dari sekadar teknologi bantu, OLIN mampu meningkatkan penjualan lebih dari 50%. Dengan kemampuannya memproyeksikan penjualan, mendeteksi potensi kecurangan secara otomatis, serta memberikan strategi up-selling dan rekomendasi promosi berdasarkan kebiasaan pelanggan dan performa menu. OLIN memberikan insight nyata dan dapat langsung ditindaklanjuti. Melalui fitur-fitur ini, OLIN membantu pemilik bisnis untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas, strategis, dan berbasis data mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan signifikan.

Kemampuan ini diperkuat oleh empat nilai utama yang menjadi pondasi OLIN sebagai solusi cerdas bagi para pemilik usaha. Kemudahan (Convenience) ditawarkan melalui antarmuka yang intuitif serta saran praktis yang bisa langsung diterapkan tanpa keahlian teknis. Akurasi (Accuracy) dijamin dengan prediksi dan analisis berakurasi hingga 98%, terutama setelah penggunaan sistem ESB selama minimal tiga bulan.

Keandalan (Reliability) tercapai berkat algoritma yang dikembangkan dari data ratusan merchant aktif selama lebih dari dua tahun. Sementara itu, Keamanan (Security) dijamin melalui penyimpanan data di server milik ESB yang telah memenuhi standar perlindungan informasi bisnis tingkat tinggi.

ESB percaya bahwa keberhasilan sebuah bisnis kuliner tak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan, tetapi juga pada komunitas yang mendukung. Karena itu, ESB menghadirkan Komunitas #BebasCemas, sebuah inisiatif jangka panjang yang bertujuan menjadi ruang kolaboratif dan suportif bagi para pelaku usaha kuliner, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman. Di sini, mereka bisa saling berbagi cerita, belajar dari pengalaman sesama, dan tumbuh bersama demi memperkuat ekosistem industri kuliner Indonesia.

Richard Y Briant, CEO Indorich, penyelenggara AllFood Indonesia, turut menegaskan bahwa kolaborasi lintas pelaku industri menjadi kunci dalam menghadapi transformasi yang tengah berlangsung di sektor F&B. Menurut Richard industri kuliner Indonesia terus tumbuh positif, dengan kenaikan jumlah usaha F&B sebesar 21,13% dalam tujuh tahun terakhir, serta pertumbuhan waralaba 10 sampai 15% per tahun.

"Di tengah momentum ini, teknologi berbasis data jadi kunci efisiensi dan peningkatan layanan. Karena itu, ruang temu seperti All Food Indonesia penting untuk mendorong pertukaran ide dan kolaborasi yang mempercepat inovasi serta pertumbuhan bersama,” jelasnya.

Pernyataan ini sejalan dengan komitmen ESB dalam memperkuat ekosistem kuliner melalui inisiatif Komunitas #BebasCemas. Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, pada gelaran Allfood Indonesia yang dilaksanakan di ICE BSD, ESB turut menggandeng berbagai mitra strategis seperti BCA, Grab, iWare, Orangepay, dan Moratelindo/Oxygen. 

Baca Juga: 5 Model Desain Minimalis Modern yang Fungsional untuk Rumah 2025

Selanjutnya: Bisnis Emas BSI Tumbuh 82% YoY pada Kuartal l-2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News