Santai

Utusan Khusus Sekjen PBB Retno Marsudi Beberkan 3 Tantangan Air di Dunia

Utusan Khusus Sekjen PBB Retno Marsudi Beberkan 3 Tantangan Air di Dunia

MOMSMONEY.ID - Terdapat banyak permasalahan berkaitan dengan air di Indonesia. Mulai dari krisis air bersih, air yang tercemar, juga akses air bersih yang terbatas.

Retno Marsudi, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Isu Air, pun membeberkan, persoalan terkait air tersebut tak hanya terjadi di nasional, tapi juga secara global. 

Dia menyebut, ada 3 hal yang menjadi tantangan air di dunia. Pertama, too much atau berkaitan dengan banjir, too little atau berkaitan dengan kekeringan, juga too poluted yang berarti air terkontaminasi.

Untuk tantangan too much, mengutip data PBB tahun 2023, Retno mengatakan, tedapat 32 juta jiwa orang yang terdampak banjir dalam satu tahun.

Bukan hanya itu, terdapat 680 juta orang yang tinggal di zona pesisir rendah terancam atas naiknya permukaan laut. Data juga mengungkapkan, gletser sebagai sumber utama air tawar telah kehilangan 900 giga ton air.

Baca Juga: Krisis Air Global, Retno Marsudi: 3,5 Miliar Orang Kurang Akses Sanitasi Layak

"Angka ini merupakan angka kehilangan yang paling besar dalam 50 tahun terakhir dan situasi ini telah menyebabkan naiknya level permukaan laut. Air laut sudah naik secara signifikan, mencapai 20 cm lebih tinggi dari permukaan laut tahun 1900," ujar Retno dalam Forum Air Indonesia, Rabu (26/3).

Berlanjut pada tantangan kedua atau too little. Retno menyebutkan, pada 2023, terdapat 29,4 juta orang yang terdampak kekeringan.

Lalu, sebanyak 700 juta jiwa juga memiliki risiko harus mengungsi lantaran persoalan kekeringan jangka panjang. Diperkirakan pada 2050, sebanyak 3/4 penduduk dunia akan terdampak kekeringan.

Tantangan ketiga, too poluted. Menurut Retno, dari data yang ada, terdapat 3 miliar orang hidup dengan risiko kesehatan disebabkan air yang terkontaminasi.

Melihat tantangan yang dirasakan oleh seleuruh dunia, Retno mengatakan dibutuhkan peran bersama untuk menangani krisis air. Tak hanya pemerintah, perlu juga peran swasta, pemangku kepentingan dan masyarakat.

Baca Juga: Krisis Air Melanda, Ini 4 Langkah Generasi Muda Dapat Berkontribusi

Sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Isu Air, Retno pun memiliki 3 pendekatan dalam menjalankan tugasnya, yakni advocacy (advokasi), alignment (penyelarasan), dan acceleration (percepatan).

Advokasi bertujuan untuk mendorong para pemimpin dunia untuk meletakkan air di dalam agenda politik prioritas mereka. Advokasi juga penting dilakukan bagi masyarakat untuk memiliki sikap terhadap air.

Penyelarasan juga diperlukan dalam kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pihak. Sementara percepatan perlu agar dampaknya bisa segera dirasakan. 

"Kita perlu mempercepat komitmen sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh dunia. Komitmen bagus, tapi hanya aksi yang dapat mengubah situasi," kata Retno.

Selanjutnya: Cheat GTA San Andreas PS2 & PC Versi Definitive Edition, ada Senjata, Armor dll

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Survei KG Media