MOMSMONEY.ID - Kementerian Lingkungan Hidup (Kementerian LH) mendorong generasi muda untuk berperan aktif dalam mengatasi krisis air. Simak langkah-langkah yang dapat dilakukan generasi muda di sini.
Krisis air yang kian mengkhawatirkan menuntut aksi nyata demi menjaga keberlanjutan sumber daya air, baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Deputi Tata Lingkungan Hidup dan SDA Berkelanjutan Kementerian LH, Sigit Reliantoro mengatakan, kawasan Pulau Jawa serta Pulau Bali dan Nusa Tenggara adalah dua wilayah yang sudah memasuki krisis air.
“Hal yang kami lakukan yaitu pemantauan kualitas air di sebanyak 2.195 sungai. Hasilnya, dari 8.627 titik, hanya 2,19% yang memenuhi standar baku mutu,” tutur Sigit di Jakarta, Rabu (26/3).
Maka dari itu, ia turut mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berkontribusi dalam upaya mengatasi krisis air.
Baca Juga: 5 Alasan Moms Bisa Memanfaatkan Ekuitas Rumah dengan Bijak
1. Berfokus pada aksi dan mengurangi kecemasan
Sigit bilang, terlalu banyak mengonsumsi informasi lingkungan bisa memicu kecemasan. Apalagi, di era mudahnya mendapat akses informasi.
“Maka banyak sekali yang, berdasarkan istilah masa kini, mengalami environmental anxiety. Karena terlalu banyak mengonsumsi informasi, sehingga cemas berlebih dengan isu kerusakan lingkungan,” kata Sigit.
Menurutnya, penting untuk tetap memiliki batasan dalam upaya terhubung dengan informasi isu lingkungan. “Tidak perlu banyak informasi, tapi langsung membuat aksi,” lanjutnya.
2. Bangun interaksi sosial
Lebih lanjut, Sigit melihat, mengatasi krisis air tidak hanya soal aksi individu, tetapi juga keterlibatan sosial.
Ia bilang, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ekstra yang berkaitan dengan lingkungan di sekolah merupakan langkah awal yang sangat baik.
"Kontak secara sosial dan tradisional seperti pertemuan langsung, jauh lebih penting untuk mengatasi masalah air daripada hanya cemas," ujarnya.
3. Edukasi mengenai lingkungan
Sigit juga menekankan pentingnya berbagi ilmu dan meningkatkan kesadaran lingkungan di sekitar.
Menurutnya, edukasi lingkungan bisa dimulai dari hal sederhana, seperti mengajak orang lain untuk peduli terhadap penggunaan air.
“Buat aksi, bersosialisasi dengan orang lain, dan mengajarkan upaya menjaga air itu penting. Mengajarkan sesuatu kepada orang lain adalah cara cepat menjadi pintar,” tuturnya.
4. Efisiensi penggunaan air
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kementerian Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti juga menambahkan, generasi muda dapat melakukan langkah konkret seperti efisiensi penggunaan air.
“Kita harus menghemat air agar dapat air dimanfaatkan secara optimal," tuturnya. "Anak muda perlu berperan dalam menjaga air dan lingkungan sejak dini, serta memahami pentingnya kesehatan lingkungan,” lanjut Diana.
Baca Juga: 6 Tips Belanja Hemat untuk Lebaran agar THR Aman, Catat Moms!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News