MOMSMONEY.ID - Fenomena makan tabungan kian nyata di masyarakat, memaksa banyak keluarga menguras simpanan. Begini jurus jitu biar tabungan tak lagi tergerus ya.
Biaya hidup terus merangkak naik, sementara penghasilan tetap di tempat. Kombinasi yang diam-diam menggerus banyak hal, mulai ketenangan, perasaan aman, hingga isi tabungan.
Bagi banyak orang, tabungan bukan sekadar angka di rekening. Tabungan adalah simbol harapan. Simpanan untuk masa depan. Dana darurat saat badai yang tak terduga datang.
Tapi kini, makin banyak yang terpaksa menggunakannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makan tabungan, begitu istilah yang mulai sering terdengar di mana-mana.
Andy Nugroho, perencana keuangan, mengajak Anda untuk melihat ulang keuangan. Bukan dengan panik, tapi dengan kepala dingin. Karena, meskipun situasi terasa berat, selalu ada cara untuk sedikit demi sedikit mengembalikan kendali atas keuangan.
"Langkah yang paling sederhana adalah mengurangi pengeluaran," ungkap Andy.
Bukan berarti hidup tanpa menikmati apa-apa. Tapi, belajar memilah, mana yang perlu ditunda, mana yang bisa diganti, mana yang ternyata tak Anda butuhkan sama sekali.
Baca Juga: Tips Bijak Menabung Ala Neo Bank
Hanya, ia menyebutkan, memang ada batasnya.
"Pada titik tertentu, kita akan merasa sangat tidak nyaman jika terus menerus memotong pengeluaran. Maka, pilihan lainnya adalah mencari tambahan penghasilan," ujarnya.
Andy mengatakan, penting bagi masyarakat untuk disiplin menjalankan rencana keuangannya dan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif.
"Kendalikan gaya hidup, agar sesuai dengan penghasilan dan tujuan keuangan yang ingin Anda capai," kata dia.
Menurutnya, menerapkan skala prioritas pengeluaran, akan membantu seseorang memisahkan kebutuhan dan keinginan. Misalnya, untuk budgeting pengeluaran, menerapkan konsep skala prioritas.
Prioritas utama pengeluaran adalah membayar tagihan kredit atau utang, listrik, air, dan uang sekolah anak-anak.
Kemudian, prioritas kedua adalah untuk kebutuhan yang penting tetapi bisa diatur ulang jumlahnya. Seperti biaya transportasi, membeli pakaian, dan lain sebagainya.
Barulah prioritas terakhir yang bersifat kesenangan. Ambil contoh, menunda membeli gadget jika memang masih bisa dipakai, atau barang-barang yang hanya karena ingin, lebih baik tunda pembeliannya.
Baca Juga: Beda Manfaat dengan Dompet Digital, Kenali Dulu Produk Tabungan Digital
Kedengarannya berat, ya? Tapi, menurut Lusiana Darmawan, Perencana Keuangan Oneshildt, mengajak semua orang untuk bisa mulai dari langkah kecil dahulu sebelum melakukan apa-apa. Yakni, cek dulu kondisi keuangan.
"Buat catatan pengeluaran rutin untuk identifikasi pengeluaran yang wajib versus yang bisa ditunda atau dieliminasi atau disubsitusi," ucapnya
Lusiana menekankan, budgeting is the key alias perencanaan anggaran adalah kunci. Jadi, setiap orang harus paham kondisi keuangan sesederhana pemasukan versus pengeluaran.
Dengan alokasi yang jelas, seseorang bisa membedakan, mana dana yang digunakan untuk kebutuhan harian, dan mana yang disisihkan buat tabungan atau tujuan jangka panjang.
Lusiana juga menekankan, ada baiknya menentukan tujuan keuangan. Harapannya, setelah tujuannya jelas, maka masing-masing orang bisa memotivasi diri mereka sendiri.
Alokasi dana darurat
Mungkin, Anda pernah punya dana darurat. Mungkin, dulu Anda rajin menabung. Tapi sekarang, tabungan Anda sudah terpakai. Dan rasanya, seperti mundur jauh dari rencana hidup yang sudah Anda susun.
Namun, Andy menegaskan, jangan tunggu semua kembali normal baru menabung.
Baca Juga: Cara Memanfaatkan Bunga Tinggi Tabungan Dompet Digital
"Segera, setelah Anda menerima penghasilan, sisihkan, meskipun sedikit untuk dana darurat. Idealnya 10%. Tapi, kalau belum bisa, mulai saja dari yang ada," sarannya.
Lusiana pun menambahkan, untuk segera mengalokasikan dana darurat. Ada baiknya, setiap menerima pemasukan, maka Anda langsung alokasikan untuk dana darurat.
"Jika belum memenuhi target, jangan menyerah dulu. Lebih baik mulai akumulasi sedikit demi sedikit sembari mengatur pola spending," kata dia.
Dan, ada baiknya, saat menerima pemasukan, harus disisihkan dana di depan untuk konsumsi sehari-hari versus tabungan atau investasi.
"Pisahkan dana untuk tabungan ke fasilitas tabungan yang terkunci, yang mana jika ditarik, maka akan ada biaya atau penalti," sebut Lusiana.
Biar tak tergerus terus.
Selanjutnya: Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 16.321 Per Dolar AS Jumat (8/8), Usai 4 Hari Menguat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News