MOMSMONEY.ID - Penyakit jantung masih jadi penyebab utama kematian di dunia. Maka penting untuk mengetahui gejala awal penyakit jantung dan cara mencegah penyakit jantung
Melansir situs resmi Kementerian Kesehatan, tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke) di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang, hipertensi, obesitas, diabetes melitus, dan kurangnya aktivitas fisik.
Perilaku tersebut merupakan salah satu kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Dilaporkan, 50% penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
Baca Juga: Promo Mandiri x Dekoruma, Dapatkan Diskon Hingga Rp 1.000.000
Berdasarkan Global Status Report on NCD 2019 (IHME), sebanyak 17,8 juta kematian, atau 1 dari 3 kematian di dunia setiap tahun, disebabkan oleh penyakit jantung.
Secara global, penyakit jantung iskemik tetap menjadi penyebab utama kematian. Sementara di Indonesia, penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar. Berdasarkan total kematian, terjadi penurunan jumlah kematian akibat stroke dari 21,8% pada 2019 menjadi 18,49% pada 2021, diikuti oleh penyakit jantung iskemik.
Pada 2023, terjadi peningkatan jumlah pembiayaan untuk penyakit katastropik yang mencapai Rp34,8 triliun, di mana penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke) menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar, yakni Rp22,8 triliun, dalam program JKN.
Lalu apa saja yang menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung?
Empat perilaku masyarakat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu merokok, kurang aktivitas fisik, minim konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan.
Baca Juga: Hubungi 119 atau Aplikasi SATUSEHAT Saat Alami Kondisi Darurat Medis!
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di dunia selama 20 tahun terakhir. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai hingga 18,6 juta setiap tahunnya. Angka kematian tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta pada 2030.
Selain itu, penyakit jantung tidak hanya ditemukan pada usia tua, tetapi juga pada usia muda. Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda.
Gejala penyakit jantung
Beberapa gejala yang mengarah pada penyakit jantung, yaitu:
- rasa tidak nyaman di area dada (nyeri, sesak, tertekan, terbakar);
- mual dan muntah; keringat dingin; pusing atau pingsan;
- nyeri yang menjalar ke lengan, rahang, tenggorokan, atau punggung;
- kaki bengkak;
- mudah lelah;
- berdebar-debar;
- detak jantung tidak teratur;
- serta batuk yang tidak kunjung sembuh dengan sputum atau lendir berwarna pink muda atau putih berbusa.
Kendati demikian, gejala tersebut dapat bervariasi antara individu. Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila ada dugaan kuat penyakit jantung terutama jika memiliki risiko tinggi.
Bagaimana cara mencegah terkena penyakit jantung?
Sebanyak 80% penyakit jantung dapat dicegah melalui pencegahan primer, yaitu promosi kesehatan dan proteksi spesifik, seperti berhenti merokok, makan makanan sehat, rutin beraktivitas fisik, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, tidur yang cukup, dan menjaga berat badan tetap ideal.
Sementara itu, pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini dan tata laksana awal segera, seperti evaluasi tekanan darah, evaluasi kadar kolesterol, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar gula darah secara rutin atau berkala.
Baca Juga: Rekomendasi Serial Remaja Seperti Gilmore Girls Dari yang Lawas Hingga Terbaru
Selain itu penting untuk mengatur jumlah konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL). Konsumsi gula sebaiknya dibatasi hingga 50 gram per hari, garam 2.000 mg per hari, dan lemak 67 gram per hari. Kecukupan konsumsi gula dalam pembagian bahan makanan sehari menurut gizi seimbang untuk laki-laki usia 19-29 tahun dengan 2.725 kkal.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah merumuskan beberapa strategi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit jantung koroner dengan pendekatan PATUH dan CERDIK.
- PATUH: Periksa kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran dokter; Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur; Tetap diet dengan gizi seimbang; Upayakan aktivitas fisik dengan aman; Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
- CERDIK: Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News