HOME, InvesYuk

Ingin Menjadi Angel Investor? Simak Tips dari Aryo Ariotedjo

Ingin Menjadi Angel Investor? Simak Tips dari Aryo Ariotedjo

MOMSMONEY.ID - JAKARTA. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan startup di Indonesia memang cukup pesat. Keberhasilan ini tak lepas dari peran seorang angel investor atau pemodal. Suntikan dana yang dialirkan menjadi amunisi untuk mengembangkan bisnisnya. 

Nah, sebenarnya seperti apa angel investor itu? Sebagian orang menganggap sebagai sosok tajir yang memiliki kekayaan berlimpah. Asumsi itu tak sepenuhnya benar. Semua orang memiliki kesempatan untuk bisa menjadi pemodal atau angel investor. 

Angel investor sendiri dipahami sebagai individu (perorangan) yang memiliki kekayaan yang cukup hingga bersedia untuk menyediakan dana untuk suatu startup. Umumnya besaran dana yang disuntikkan berkisar antara US$ 25.000 – US$ 500.000. Nanti imbalannya, startup akan memberikan saham untuk angel investor tersebut.

Baca Juga: Bermodalkan Rp 100.000, Perawat Asal Jepara Sukses Usaha di Rumah

Dalam kelas edukasi keuangan dan investasi Teknak Uang, Aryo Ariotedjo, Co-Managing Partner Absolute Confidence berbagi tips apa dan bagaimana yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan menjadi angel investor. Yuk simak penjelasannya : 

  • Nilai Investasi

Sebagai individu, sebelum mengalokasikan dana untuk suatu startup, Anda harus terlebih dulu memikirkan kelangsungan hidup. Pengalaman Aryo, ia hanya mengalokasikan dana sekitar 10% - 20% dari total kekayaannya untuk diinvestasikan kepada startup.

“Angel investor itu masuk dalam kategori high risk, tapi high profit juga. Tapi kalau salah skenario, kita bakal kehilangan segalanya (kekayaan)," tutur Aryo. 

  • Portfolio Investasi

Karena bersumber dari modal pribadi, seorang angel investor juga wajib memiliki lebih dari satu portfolio startup yang dijadikan sasaran investasi. Ini untuk mengantisipasi adanya kerugian dari startup yang sudah mendapatkan pendanaan.

“Jadi misalnya, 20% kekayaan kita tadi diinvestasikan ke 5-10 perusahaan. Kenapa jangan 1-2 perusahaan? Seandainya 1 perusahaan mati (tutup/bangkrut), rasio untungnya masih ada 50%. Tapi gimana kalau keduanya mati? Hilang semuanya. Tapi kalau dari 10, masa iya sih enggak ada yang jadi (sukses)," papar Aryo.

  • Karakteristik Startup Potensial

Pemilihan startup untuk didanai juga tak kalah penting. Menurut Aryo sebaiknya kita mencari startup yang tidak hanya memposisikan kita sebagai sumber pendanaan, tapi cari yang punya dampak besar bagi masyarakat. Startup jenis ini biasanya akan lebih melibatkan kita dalam setiap usaha yang dijalankan.

Baca Juga: Investasi Lewat Aplikasi Dompet Digital Minim Kelemahan

  • Get Great Deals!

Buatlah kesepakatan bisnis yang luarbiasa, bukan yang cukup hanya sekedar bagus saja. Harus bisa memberi gambaran tentang keberlanjutan bisnis dalam jangka tertentu. “Jangan (mencari startup) yang setengah-setengah!", Aryo mengingatkan.

  • Jangan Fokus Pada Kepemilikan

Ketika berinvestasi sebaiknya kita jangan hanya sekedar melihat prosentase kepemilikan yang didapat tetapi juga mempertimbangkan valuasi perusahaan itu sendiri. Justru semakin besar valuasi sebuah startup, semakin besar pula keuntungan yang akan didapat.

"Apalagi kalau berinvestasi pada multi perusahaan. Untungnya akan berlipat ganda," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News