MOMSMONEY.ID - Bagi banyak pemilik bisnis, perusahaan yang dibangun dengan kerja keras sering kali dianggap sebagai aset terbesar dalam hidup mereka.
Namun, seiring berjalannya waktu, setiap pemilik pasti perlu memikirkan strategi keluar agar transisi menuju masa pensiun berjalan dengan lancar.
Perencanaan ini bukan hanya tentang menjual bisnis, tetapi juga bagaimana menjaga kekayaan pribadi tetap aman dan berkembang di luar perusahaan.
Menurut sumber dari Forbes, tanpa strategi yang matang, risiko keuangan bisa mengancam dan bahkan mengurangi nilai bisnis secara signifikan.
Oleh karena itu, tujuh tips bagi pemilik bisnis dalam merencanakan strategi keluar menjadi panduan penting agar keputusan besar ini memberikan hasil yang maksimal.
Baca Juga: Begini Cara Menghitung Dana Darurat yang Penting untuk Finansial Anda
Mulailah membangun kekayaan di luar bisnis
Banyak pemilik bisnis menempatkan seluruh modal dan keuntungan ke dalam usaha mereka. Meskipun strategi ini dapat membantu pertumbuhan perusahaan, ada risiko jika nilai bisnis tidak berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu, penting untuk mendiversifikasi aset di luar bisnis.
Salah satu cara yang banyak dipilih adalah dengan membeli properti untuk operasional, lalu menyewakannya kembali ke perusahaan.
Dengan cara ini, pemilik bisnis dapat membangun aset jangka panjang yang bisa menjadi sumber pendapatan setelah masa pensiun.
Namun, langkah ini harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Tidak semua lokasi atau kebutuhan usaha cocok untuk pembelian gedung.
Pemilik bisnis sebaiknya mempertimbangkan fleksibilitas, rencana ekspansi, serta biaya jangka panjang sebelum mengambil keputusan.
Buka rencana saldo kas
Rencana saldo kas bisa menjadi solusi tepat untuk pemilik bisnis dengan arus kas lebih. Berbeda dengan 401(k) yang umum digunakan di luar negeri, rencana ini memungkinkan kontribusi tahunan lebih besar, bahkan bisa mencapai miliaran rupiah tergantung usia dan kondisi usaha.
Selain menyiapkan dana pensiun di luar bisnis, kontribusi ke rencana saldo kas juga mengurangi beban pajak perusahaan. Dalam jangka panjang, strategi ini memberi perlindungan finansial yang stabil ketika tiba saatnya melepas bisnis.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Finansial yang Membuat Moms Lebih Unggul dalam 5 Tahun ke Depan
Atur keuangan bisnis dengan rapi
Calon pembeli bisnis akan menilai catatan keuangan sebelum memutuskan akuisisi. Jika pembukuan tidak rapi atau bercampur dengan pengeluaran pribadi, nilai perusahaan bisa turun atau pembeli enggan melanjutkan proses.
Sebaiknya pemilik usaha mulai merapikan laporan keuangan beberapa tahun sebelum rencana penjualan. Pisahkan pengeluaran pribadi dari bisnis, gunakan jasa akuntan bila perlu, dan pastikan laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya.
Dengan data yang jelas, proses penjualan akan lebih sederhana, valuasi meningkat, dan peluang kesepakatan lebih besar.
Pilih ahli yang tepat saat penjualan
Menjual bisnis bukan sekadar transaksi, melainkan proses panjang yang membutuhkan mitra profesional. Untuk usaha dengan pendapatan di bawah Rp80 miliar per tahun, biasanya broker bisnis lebih sesuai. Sementara itu, untuk perusahaan besar, bankir investasi sering kali menjadi pilihan terbaik.
Keahlian dari broker atau bankir investasi yang memahami industri akan sangat membantu. Mereka memiliki jaringan pembeli potensial, menguasai dinamika pasar, dan bisa menyusun strategi agar pemilik bisnis mendapatkan hasil maksimal dari penjualan.
Pahami nilai bisnis sejak awal
Mengetahui valuasi bisnis penting dilakukan sejak jauh-jauh hari. Minimal lima tahun sebelum rencana keluar, pemilik bisa melakukan penilaian formal untuk memahami posisi perusahaan di pasar.
Metode valuasi bervariasi, mulai dari arus kas, perbandingan dengan bisnis sejenis, hingga pendekatan berbasis aset. Hasil penilaian membantu pemilik mengambil langkah perbaikan sekaligus menyiapkan bisnis agar lebih menarik bagi calon pembeli.
Bahkan jika belum berencana menjual, mengetahui nilai bisnis memberi pemilik kontrol lebih baik terhadap strategi keuangan.
Baca Juga: Gen Z Harus Paham soal Keuangan Terutama untuk Masa Pensiun
Rencanakan hal tak terduga
Risiko disabilitas atau kehilangan sosok penting dalam perusahaan sering kali luput dari perencanaan. Padahal, kondisi tak terduga dapat memangkas nilai bisnis hingga separuhnya.
Asuransi disabilitas dan asuransi untuk orang kunci menjadi perlindungan yang bisa dipertimbangkan. Dengan adanya polis ini, keluarga maupun perusahaan memiliki jaring pengaman finansial jika pemilik atau tokoh penting tidak lagi bisa berperan aktif.
Kasus nyata menunjukkan bagaimana pemilik bisnis yang mengalami disabilitas terpaksa menjual usahanya lebih cepat. Dengan perlindungan finansial, proses transisi berjalan lebih baik dan stabilitas keluarga tetap terjaga.
Siapkan perawatan jangka panjang
Selain rencana keluar, pemilik bisnis juga perlu memikirkan biaya perawatan di masa tua. Saat ini, banyak produk asuransi jangka panjang berbasis hibrida yang terhubung dengan asuransi jiwa, sehingga dapat dibiayai sekaligus dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa perusahaan bahkan memungkinkan pembayaran premi melalui struktur bisnis, tergantung jenis usaha. Dengan perencanaan lebih awal, pemilik bisa terhindar dari penolakan asuransi karena faktor kesehatan, sekaligus lebih tenang menghadapi masa pensiun.
Banyak pemilik usaha yang sukses menikmati hari tua dengan nyaman karena menyiapkan rencana sejak dini. Mereka tidak hanya menjual bisnis dengan nilai baik, tetapi juga membangun pondasi keuangan yang kokoh.
Bagi pemilik bisnis, merencanakan strategi keluar bukan sekadar memikirkan kapan menjual perusahaan, melainkan bagaimana membangun masa depan yang stabil melalui kekayaan di luar usaha, keuangan yang sehat, perlindungan risiko, hingga perawatan jangka panjang.
Dengan tujuh tips pemilik bisnis merencanakan strategi keluar di atas, transisi menuju masa pensiun dapat berlangsung lebih lancar dan menguntungkan.
Selanjutnya: 7 Ide Desain Furnitur Ruang Tamu Jenius untuk Ruang Lebih Luas dan Gaya Modern
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News