MOMSMONEY.ID - Berikut ini daftar pekerjaan yang terancam hilang dengan kehadiran kecerdasan buatan atau AI di 2025
Kecerdasan buatan (AI) makin canggih dan mulai berdampak langsung pada banyak bidang kerja. Apakah Moms terdampak? Simak daftarnya di sini.
Tak hanya sekadar alat bantu, teknologi kecerdasan buatan ini bisa menjadi pengganti pekerjaan yang selama ini dilakukan manusia.
Di tahun 2025, muncul kekhawatiran nyata tentang daftar pekerjaan yang terancam hilang dengan adanya kecerdasan buatan, dari administrasi hingga layanan pelanggan.
Apakah ini berarti kita semua akan digantikan oleh robot? Tenang dulu, yuk kita bahas secara ringan dan informatif yang sudah Momsmoney rangkum dari laman Techtarget berikut!
Baca Juga: Universitas Negeri Malang Kenalkan AI dan Keamanan Data untuk Hadapi Era Digital
Administrasi terancam hilang dengan adanya kecerdasan buatan
Banyak tugas administratif yang kini bisa dilakukan oleh AI, seperti menjadwalkan pertemuan, membalas email, atau menganalisis data dasar.
Tools seperti Microsoft Copilot mempermudah pekerjaan administratif harian yang dulunya memakan waktu dan energi. Ini membuat peran asisten kantor atau administrasi konvensional mulai tergeser.
Penulis konten juga mulai bersaing dengan AI
Moms yang berkecimpung di dunia tulis-menulis perlu lebih kreatif. AI generatif seperti ChatGPT atau Gemini dapat menulis artikel dalam waktu hitungan menit.
Tapi tenang, tulisan yang penuh empati, pengalaman pribadi, dan sentuhan manusia tetap akan lebih dihargai. Kuncinya adalah orisinalitas dan sudut pandang yang segar.
Pengkodean dan pemrograman terancam hilang adanya AI
AI kini dapat menulis kode program dengan cepat dan minim kesalahan. Tools seperti Copilot atau ChatGPT dapat membantu developer membuat skrip dalam berbagai bahasa pemrograman.
Meski begitu, peran manusia masih penting untuk menyusun sistem yang kompleks dan menyelesaikan masalah yang tidak bisa ditangani AI secara otomatis.
Layanan pelanggan perlahan tergantikan oleh chatbot pintar
Chatbot sudah jadi hal umum di berbagai situs dan aplikasi layanan. Moms mungkin pernah berinteraksi dengan chatbot saat mengajukan keluhan atau bertanya soal produk.
Mereka bisa membalas cepat dan akurat. Dengan perkembangan ini, kebutuhan akan operator manusia di layanan pelanggan mulai menurun.
Baca Juga: UPH Hadirkan AI untuk Cetak Pemimpin Digital Fakultas Masa Depan, Simak yuk
Guru dan pendidik pun tak luput dari bayang-bayang AI
Meskipun AI bisa membantu membuat soal ujian atau rencana pelajaran, ia tidak bisa menggantikan hubungan emosional dan empati antara guru dan murid.
Namun, peran guru tetap perlu beradaptasi dalam menggunakan AI sebagai alat bantu, bukan pesaing.
Penerjemah menghadapi tantangan dari AI yang semakin canggih
Aplikasi terjemahan seperti Google Translate dan DeepL makin pintar, bahkan bisa menerjemahkan secara real-time.
Tapi Moms, pekerjaan penerjemah profesional tetap dibutuhkan untuk konteks budaya dan makna yang kompleks. AI memang cepat, tapi belum tentu bisa memahami nuansa bahasa.
Profesi hukum terancam hilang adanya kecerdasan buatan
Tugas seperti telaah dokumen hukum, analisis kontrak, dan pencarian hukum kasus bisa diotomatisasi oleh AI.
Meski begitu, pengacara tetap dibutuhkan untuk strategi hukum dan interaksi dengan klien yang tak bisa sepenuhnya diserahkan pada mesin.
Pengemudi berisiko tergantikan kendaraan otonom
Perusahaan transportasi mulai melirik kendaraan tanpa sopir untuk efisiensi biaya. Bahkan di beberapa negara, truk otonom mulai diuji coba.
Ini menjadi sinyal bahwa pekerjaan sebagai sopir, baik untuk kendaraan pribadi maupun niaga, akan mengalami penyesuaian besar.
Pemasaran digital kini bersaing dengan alat bantu AI
Moms yang bekerja di bidang marketing perlu waspada, karena AI bisa membuat konten promosi, mempersonalisasi email, bahkan menganalisis pasar.
Namun, ide-ide kreatif dan pemahaman mendalam terhadap target pasar masih membutuhkan campur tangan manusia.
Baca Juga: BINUS Kembangkan Program AI, Keamanan Siber, dan Bisnis Digital
Pekerjaan di sektor manufaktur telah lama terdampak oleh robotik dan AI
Lini produksi, pengepakan, hingga inspeksi kualitas kini banyak dibantu oleh mesin. Di pabrik besar, robot bahkan sudah menjadi “rekan kerja” yang efisien. Tapi tetap saja, manusia masih dibutuhkan untuk pengawasan dan penanganan situasi tak terduga.
Industri ritel menghadapi perubahan dengan hadirnya kasir otomatis
Sudah banyak toko menggunakan self-checkout dan sensor otomatis untuk mencatat belanjaan. Ini menekan kebutuhan akan kasir manusia, terutama di toko-toko besar. Namun, interaksi pelanggan dan pelayanan personal tetap tak bisa sepenuhnya digantikan.
SDM (HR) pun mulai dipermudah oleh sistem AI
Dari menyeleksi CV, menjadwalkan wawancara, hingga menjawab pertanyaan karyawan, semua bisa dilakukan oleh chatbot atau sistem otomatis. HR masa depan mungkin akan lebih fokus pada pengembangan manusia, bukan sekadar rekrutmen administratif.
Pariwisata dan perjalanan dipengaruhi oleh otomatisasi digital
AI bisa memberikan rekomendasi perjalanan, membandingkan harga tiket, bahkan memesan hotel hanya dalam hitungan detik. Moms yang merencanakan liburan mungkin sudah merasakan kemudahan ini. Namun, pemandu wisata dan pengalaman budaya lokal tetap tak tergantikan.
Desainer grafis menghadapi tantangan dari AI visual
Dengan aplikasi seperti Midjourney dan Adobe Firefly, siapa pun kini bisa menciptakan visual yang menarik. Meski begitu, desain dengan sentuhan emosi dan pemahaman klien tetap menjadi keunggulan manusia.
Teknik dan perancangan mulai terbantu desain generatif
AI kini dapat menghitung berbagai kemungkinan desain dengan efisien. Namun, peran insinyur tetap dibutuhkan untuk mengevaluasi keamanan, kenyamanan, dan estetika dalam desain akhir.
Baca Juga: Literasi AI Penting untuk Daya Saing SDM, Awal Langkah yang Harus Diambil
Rantai pasokan dan logistik lebih efisien dengan bantuan AI
Sistem AI dapat melacak pengiriman barang, mengatur stok, hingga memprediksi permintaan pasar. Ini membantu perusahaan menghemat biaya, tetapi di sisi lain bisa mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia di sektor ini.
Keuangan dan perbankan tak luput dari otomatisasi
Mulai dari chatbot layanan nasabah hingga analisis transaksi dan saran keuangan personal, semuanya kini bisa dilakukan AI. Bank besar bahkan menggunakan AI untuk memantau transaksi mencurigakan dan menganalisis pola belanja pengguna.
Melihat daftar pekerjaan yang terancam hilang dengan adanya kecerdasan buatan, kita jadi sadar bahwa masa depan kerja memang sedang berubah.
Namun Moms, bukan berarti semua pekerjaan akan lenyap begitu saja. Justru ini saatnya untuk beradaptasi, belajar keterampilan baru, dan memanfaatkan teknologi sebagai teman kerja.
AI bisa membantu, tapi sentuhan manusia tetap tak tergantikan. Maka dari itu, mari kita jadikan kecerdasan buatan sebagai alat bantu, bukan ancaman.
Selanjutnya: 8 Saham Ini Ditendang Dari Bursa Efek, 40-an Saham Menyusul Delisting, Cek Daftarnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News