MOMSMONEY.ID - Takut untuk keluar rumah dan bersosialisasi kembali dengan orang lain dikenal dengan nama cave syndrome.
Kebanyakan orang yang merasakan sindrom ini adalah orang-orang ini pada usia awal dewasa hingga dewasa.
Cave syndrome sendiri adalah sebuah fenomena di mana seseorang merasa tidak nyaman untuk bersosialisasi di luar rumah dan hanya suka berada di dalam rumah saja.
Lalu mengapa sindrom ini bisa terjadi?
Baca Juga: Sering Jadi Pemicu Kecelakaan di Jalan, Simak Ciri Microsleep di Sini
Sebelumnya, cave syndrome dikenal dengan istilah lain namun, menurut laman Science The Wire, sebutan cave syndrome mulai dipakai secara luas pada masa karantina saat kemunculan Covid-19.
Nama cave syndrome diperoleh dari kecenderungan orang-orang untuk tetap mengasingkan diri di tempat aman – atau gua – daripada bertualang di luar.
Hal itu disebabkan karena orang-orang cenderung merasa takut terhadap keburukan-keburukan terkait lingkungan sosial yang ada di pikirannya sendiri.
Ada dua jenis orang yang mungkin mengalami cave syndrome menurut Scientific American.
Baca Juga: Rebahan di Kasur Terus Ternyata Bahaya, Kenali Gangguan Clinomania
Pertama adalah orang-orang yang menikmati kenyamanan “new normal” dari hasil pandemi.
Sedangkan yang kedua adalah orang-orang yang masih merasa takut akan pikiran buruk mereka sendiri seperti takut terserang penyakit dan kesulitan bersosialisasi.
Sindrom ini tidak dianggap sebagai kondisi medis, namun tingkat keparahannya berkisar dari ringan hingga ekstrem.
Mereka yang memiliki gejala ringan bisa merasa cemas saat melakukan aktivitas sehari-hari di luar rumah.
Mengutip D’Amore Mental Health, dalam kondisi parah seseorang mungkin mengalami reaksi ekstrem seperti tidak dapat meninggalkan rumah atau berpartisipasi dalam bentuk interaksi sosial apa pun.
Pada tahap ringan, cave syndrome bisa diatasi dengan beberapa latihan untuk bersosialisasi secara rutin.
Meskipun sulit, latihan tersebut bisa membuat diri menjadi terbiasa dengan kehidupan sosial dan melawan stigma buruk diri sendiri.
Baca Juga: 4 Tanda Anda Adalah High Value Woman, Cek Langsung di Sini
Bagi yang merasa sindrom ini sudah terlalu parah, jangan terlalu mempercepat diri untuk segera keluar dari cave syndrome.
Secara perlahan, cobalah untuk berdamai dengan diri dan pikiran sendiri melalui latihan meditasi.
Berlatih meditasi secara rutin, dapat membuat pikiran jadi lebih rileks, tenang, dan mampu untuk berpikir positif.
Selain itu, aturlah batasan dengan orang lain untuk membuat kehidupan sosial menjadi nyaman. Sebab, Kebanyakan orang-orang yang mengalami cave syndrome merasa kurang nyaman untuk bersosialisasi karena kurangnya batasan, baik dalam tindakan maupun dalam percakapan.
Melakukan kegiatan seorang diri atau keluar dan melakukan aktivitas outdoor sendirian dapat digunakan sebagai cara untuk melatih kemampuan bersosialisasi.
Jika merasa kurang nyaman melakukan kegiatan dengan orang lain, maka berlatih keluar rumah sendirian bisa menjadi salah satu terapi untuk diri sendiri.
Nah, itulah tadi penjelasan singkat tentang apa itu cave syndrome, penyebab, dan cara mengatasinya. Apakah Anda pernah merasakan hal serupa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News